"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, April 26, 2012

MENGENAL TIPE-TIPE HUJAN

   Hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi, sehingga sering terjadi turun hujan. Faktor-faktor penyebab Indonesia mempunyai kelembaban udara yang tinggi antara lain : 
  1. Bentuk fisik wilayahnya kepulauan dan dikelilingi laut yang luas
  2. Penguapan air cukup banyak karena terletak di daerah tropis
  3. Keberadan hutan alam maupun hutan buatan masih cukup luas sehingga dapat membantu mempercepat kondensasi
  4. Banyak terdapat pegunungan atau dataran tinggi yang berfungsi menahan angin pembawa hujan.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis hujan antara lain :
  1. Hujan Asam adalah hujan yang kondisi airnya menunjukkan tingkat keasaman yang cukup tinggi. Hujan ini dapat terjadi karena uap air yang masih berada di Atmosfer terkontaminasi oleh polusi udara / Polutan sebagai akibat pembuangan gas pabrik, asap kebakaran hutan, asap kendaraan bermotor dan unsur lainnya. Hujan asam sangat berdampak negatif pada kehidupan di muka Bumi, misalnya pembuahan pada pohon menjadi tidak sempurna dan mempercepat korosi pada benda-benda yang terbuat dari logam seperti pagar dan besi.
  2. Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan adalah hujan yang terjadi di lereng-lereng pegunungan. Hujan Orografis terjadi karena udara yang mengandung uap air terhalang pegunungan atau gunung dan mengalami proses kondensasi karena pendinginan temperatur kemudian turun menjadi hujan.
  3. Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi adalah hujan yang disebabkan oleh naiknya udara yang mengandung uap air ke angkasa secara tegak, kemudian mengalami kondensasi karena pendinginan temperatur lalu turun menjadi hujan. Naiknya udara tersebut karena adanya pemanasan di atas permukaan bumi, sehingga udara membumbung ke atas.
  4. Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi karena pertemuan dua masa udara yang berbeda temperaturnya, yaitu masa udara panas dengan masa udara dingin. Pertemuan dua masa udara tersebut mengakibatkan masa udara panas yang bermuatan uap air cukup banyak akan naik ke atas masa udara dingin, kemudian terjadi pengembunan dan akhirnya turun menjadi hujan. 




Tuesday, April 24, 2012

PERJUMPAAN DENGAN MACAN TUTUL DI JAWA BARAT

    Populasi Macan Tutul Jawa sampai saat ini belum diketahui pasti jumlahnya, karna hingga saat ini belum ada sensus resmi pendataan populasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas). Namun secara Zoogeografis penyebaran merata di seluruh Provinsi di Pulau Jawa kecuali tentu saja DKI Jakarta.
   Berdasarkan pengalaman saya selama masih aktif di kegiatan Pencinta Alam sejak SMA tahun 1984 , keberadaan Macan Tutul Jawa hampir bisa dijumpai di seluruh Gunung- gunung di P.Jawa. Termasuk ketika masih kuliah di IKIP Jakarta dan melakukan KKL di Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak , Banten. Perjumpaan langsung terjadi pada tahun 1985 saat saya masih duduk di kelas 2 SMA ketika mencoba membuka rute baru ke puncak Gunung Salak I dari arah dusun Warung Loa, Ciapus. Perjalaanan satu jam dengan membuka jalur di hutan lebat yang berbatasan dengan aliran sungai tiba-tiba terhenti karena terbentur tebing dan jurang yang dalam. Pada saat beristirahat itulah dalam kegelapan malam kami mendengar suara geraman hewan sayup-sayup. Dan dari arah atas pohon terlihat dua cahaya kecil dalam kegelapan  yang kemudia langsung kami sorot dengan senter ternyata seekor macan tutul berkulit serba hitam sedang beristirahat di dahan pohon . Spesis ini dikenal dengan sebutan Macan Kumbang .
   Pada pendakian Gunung Pangrango yang kedua tahun 1986 lepas dari pos Kandang Badak sekitar jam 3 pagi (malam) ada sekelebatan hewan melintas didepan kami kurang lebih 20 meter kedepan, karena jalan agak mendaki dan terhalang rimbunnya pohon cantigi saya tidak bisa menebak hewan apa itu , apakah babi hutan, macan tutul atau anjing hutan.Apalagi pendakian yang kedua ini kami lakukan pada malam hari. Namun dalam pendakian gunung pangrango yang pertama kami menemukan jejak kaki macan tutul selepas pos kandang batu. Kami bisa melihatnya jelas karena pendakian yang pertama ini dilakukan mulai pagi hari dan sampai di puncak Pangrango jam 16.00 sore. Dalam pendakian Gunung Gede dengan rute yang sama dari Pos Kandang Badak dan dua lembah puncak Gunung Gede - Pangrango yaitu lembah (alun-alun) Suryakencana dan Mandalawangi mungkin saja Macan tutul pernah dijumpai pendaki - pendaki gunung disana.
Pada saat KKL di Hutan lindung Bayah, di pinggir aliran sungai Ci Pamubulan yang berbatasan dengan desa Sawarna kami menemukan jejak kaki beerukuran sedang dan dapat dipastikan itu adalah jejak Macan Tutul. Karena ukurannya lebih besar dari ukuran jejak Kucing Hutan. Didesa Darmasari ini selain Macan Tutul/Kumbang perjumpaan langsung dengan hewan liar adalah Owa Jawa  yang bergelantungan di atas pohon perbatasan hutan lindung dan Perkebunan Karet peninggalan Belanda yang kurang terawat. Jumlahnya sedikit dan kera ini termasuk penyendiri berbeda dngan monyet ekor panjang yang populasinya masih banyak ditemukan.
Foto KKL di Tepi Cimadur, Bayah Banten tahun 1990
   Hewan liar yang sering melintas di dekat Base Camp kami di Kantor desa  Darmasari adalah babi hutan yang melintas menyeberangi jalan menuju ke arah hutan lindung.
Semasa SMA dalam pendakian gunung-gunung di Banten dan Jawa Barat Macan Tutul Jawa tidak banyak prjumpaan langsung. Namun dari jejak telapak kaki dan bekas guratan di kulit pohon bisa dipastikan Macan Tutul dapat dijumpai di Gunung Gede, Gunung Pangrango, G.Salak, G.Ciremay, G.Patuha, G.Tangkubanperahu, G.Malabar, G.Karang, G.Papandayan, G.Cikuray, G.Burangrang, G.Aseupan, dan Gunung-gunung kecil lainnya di Jawa Barat. Bahkan pada saat saya mengikuti pendidikan dasar Pencinta alam di desa Cipanas, Lebak Banten beberapa kali kami diberitahu warga sekitar akan keberadaan Macan tutul disana. Distribusi macan tutul ditemukan di hutan-hutan Gunung Endut, Gunung Ciawitali, G.Jaya, dan gunung-gunung kecil lainnya tempat kami menjelajah disekitar wilayah yang sekarang termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Salak-Halimun.

    Diluar Gunung-gunung tersebut Macan Tutul bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon dalam jumlah segnifikan. Hutan Rawa Dano dan bukit-bukit sekitar Kota Serang Banten. Telaga warna puncak dan hutan hutan sekitarnya hingga puncak gunung Sanggabuwana Purwakarta yang berbatasan dengan Waduk Jatiluhur Jawa Barat. Pada tahun 1984 masih dijumpai macan kumbang dipebukitan tebing Ciseeng Parung Jawa barat tempat berlatih rock Climbing untuk kegiatan Pencinta Alam. Namun tempat-tempat yang dulu sering dijumpai Macan Tutul sudah tidak lagi terdengar berita keberadaan hewan itu. Ini menandakan terjadi kepunahan lokal dan penurunan populasi yang apabila tidak dicegah maka Macan Tutul jawa akan mengalami nasib yang sama dengan Harimau Jawa yang sudah terlebih dahulu punah.

Monday, April 16, 2012

ASAS-ASAS EKOLOGI

 Hujan turun membentuk Ekosistem Danau
    Didalam Asas-asas Ekologi yang akan kita bahas disini adalah tentang Habitat dan Relung dan berikut ini pengertian tentang Habitat dan Relung

Habitat
Ekosistem air

Habitat adalah tempat organisme itu hidup, atau tempat kemana seseorang harus pergi untuk menemukan organisme tersebut. Istilah habitat banyak digunakan , tidak saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah ini diartikan sebagai tempat hidup suatu makhluk hidup.

Habitat
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai habitat yang berbeda-beda, serupa atau sama sesuai dengan preferensi ekologinya. Berdasarkan kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu :

1. Habitat mikro

merupakan habitat lokal dengan kondisi lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya, kolam, rawa payau berlumpur lembek dan dangkal, danau, dan sebagainya.

2. Habitat makro

merupakan habitat bersifat global dengan kondisi lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya gurun pasir, pantai berbatu karang, hutan hujan tropika, dan sebagainya.

Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya dan kondisi yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh suatu spesies. Keadaan atau kondisi habitat dapat kita lihat pada ilustrasi gambar berikut :

Relung

Relung (niche) dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan peranan yang dilakukan di dalam komunitasnya.Konsep ini menjelaskan suatu cara yang tepat dari suatu organisme untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya. Habitat adalah pemaparan tempat suatu organisme dapat ditemukan, sedangkan relung adalah pertelaan lengkap bagaimana suatu organisme berhubungan dengan lingkungan fisik dan biologisnya. Ekologi dari suatu individu mencakup variabel biotik (makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, baik yg mikro maupun yg makro) dan abiotik (benda tidak hidup).Relung menentukan bagaimana spesies memberi tanggapan terhadap ketersediaan sumberdaya hidup dan keberadaan pesaing dan pemangsa dalam suatu ekosistem.

Thursday, April 12, 2012

ZONE LAPISAN DAN TINGKAT KESUBURAN TANAH



Tanah merupakan campuran kompleks yang terdiri atas batuan dan batuan yang telah lapuk , larutan dan endapan mineral , serta sisa-sisa mahluk hidup (humus). Unsur-unsur tersebut tercampur akibat adanya lubang-lubang yang dibuat oleh hewan, tekanan akar tumbuhan dan aliran air bawah tanah. Tanah terbagi dalam beberapa zone atau lapisan-lapisan sebagai berikut :
  1. Lapisan Tanah Atas (Zone A) Pada lapisan ini tingkat kesuburan tanah sangat tinggi. Hal ini disebabkan pada lapisan inilah tempat hidupnya jasad renik dan binatang-binatang tanah yang dapat membantu pembusukan materi-materi organik di tanah. Lapisan ini memilikiketebalan sekitar 10-20 cm, dicirikan dengan warnanya yang gelap, coklat kehitam-hitaman dan gembur.
  2. Lapisan Tanah Bawah (Zone B) Pada lapisan ini dicirikan  dengan warna tanah yang agak muda dan terang (kemerah-merahan) dengan lapisan yang agak padat. Lapisan ini hanya dapat ditembus oleh jenis tanaman yang berakar tunggang dan besar. Lapisan ini memiliki ketebalan berkisar antara 50-60 cm.
  3. Lapisan Bahan Induk (Zone C) Lapisan ini merupakan lapisan yang paling dekat dengan batuan dasar yang disebut batuan induk. Lapisan ini masih agak kasar dan agak sulit ditembus oleh akar tanaman. Zone ini bukan merupakan zone perakaran atau tempat akar tumbuhan hidup.
  4. Lapisan Batuan Induk (Bed Rock) Lapisan ini adalah lapisan paling bawah dari lapisan tanah. Lapisan ini sebenarnya masih merupakan batuan yang pejal dan keras. Pada lapisan ini tidak terdapat ciri-ciri tanaman dapat tumbuh.
    Setiap wilayah dan tempat di permukaan Bumi ini mempunyai tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat kesuburan tanah antara lain :
  • Iklim. Pada daerah yang beriklim tropis biasanya lebih banyak dijumpai tanah-tanah subur daripada daerah yang memiliki iklim sub tropis , Sedang atau Dingin. Hal ini disebabkan karena daerah tropis memiliki curah hujan yang tinggi.
  • Jenis Batuan Induk. Batuan induk yang merupakan sumber dasar pembentuk tanah juga memilik jenis yang beragam. Ini dapat menimbulkan jenis tanah yang dihasilkanpun berbeda. Batuan induk yang berasal dari letusan Gunung berapi biasanya banyak mengandung mineral tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Itulah sebabnya tanah di sekitar gunung berapi atau jenis tanah vulkanik adalah jenis tanah yang sangat subur.
  • Curah hujan. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi jenis tanah yang terdapat pada suatu daerah. Hal ini disebabkan karena air merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi pelapukan batuan menjadi tanah. Semakin rendah curah hujan biasanya tanah yang terbentuk berupa tanah berpasir sedangkan semakin tinggi curah hujan dapat membentuk tanah yang gembur bahkan sampai tanah yang liat.
  • Kandungan mineral dalam tanah. Tanah yang baik untuk pertanian harus memiliki komposisi sebagai berikut : Bahan mineral anorganik (hasil pelapukan batuan induk) sebanyak 40%, bahan organik 10%, mahluk hidup yang tinggal dalam tanah 5%, serta air dan udara masing-masing 22,5%. Sedangkan kebanyakan tanah secara rata-rata mengandung mineral anorganik 85% dan mineral organik 5% serta sisanya 10% terdiri dari air dan udara.
  • Struktur dan Tekstur tanah. Struktur dan Tekstur tanah menentukan kegemburan tanah dan juga kemampuan  tanah untuk menyimpan air dan udara. Ukuran umumbagi tanahyang subur untuk menyimpan air dan udara masing-masing adalah 25%.
  • Tumbuhan dan Hewan. Tumbuhan dan hewan termasuk mikoroorganisme dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Hal ini disebabkan karena tumbuhan dan hewan berperan dalam pembentukan humus, daur ulang nutrien dan juga percampuran antara udara dan humus yang ada dalam tanah.
  • Manusia. Perilaku manusia juga mempengaruhi kesuburan tanah. Jika manusia hanya mampu mengekploitasi tanah tanpa peduli bagaimana mengembalikan kesuburan tanah tersebut dengan usaha-usaha baik yang alami maupun buatan, maka lama kelamaan akan mengubah kondisi kesuburan tanah. Contohnya perladangan berpindah menyebabkan berkurangnya luas hutan dan tanah yang ditinggal tidak subur lagi. Untuk mengembalikan kesuburan tanah kembali maka hal ini dapat diatasi dengan cara reboisasi. 


Tuesday, April 10, 2012

PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA


21. PROVINSI SULAWESI UTARA

(UU NO.47 TAHUN 1960)
Berdiri
: 13 Desember 1960
Ibukota
: Manado
Luas Wilayah
: 13.930,73  Km2
Letak Astronomis
: 0o30'LU - 5o45' LU dan 121oBT - 127o BT
Terdiri dari
: 6 Kabupaten, 3 Kota, 105 Kecamatan dan 984 Desa
Jumlah Penduduk
: 2.159.787 jiwa
Identitas daerah
: Flora : Pohon Longusei
: Fauna : Tangkasi/Tersius
Komoditas Utama
: Cengkeh, Kopra, Pala, Coklat
Bahan Galian
: Tembaga, Kaolin, Gips
Industri
: Kelontong
Pembagian Wilayah Kabupaten dan Kota
No
Nama Kabupaten/Kota
Ibukota
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Jumlah
Jumlah
(Km2)
Sensus 2005
Kecamatan
Desa
1
Bolaang Mongondow
Kotamubagu
7.077,69
475.877
21
255
2
Minahasa
Tondano
982,55
299.492
16
153
3
Sangihe Kepulauan
Melongguane
997,68
193.587
20
181
4
Talaud Kepulauan
Tahuna
1.252,02
80.185
8
86
5
Minahasa Selatan
Amurang
2.284,66
289.476
15
181
6
Minahasa Utara
Air Madidi
743,90
167.056
8
105
7
Kota Menado
Manado
157,27
401.493
9
 -
8
Kota Bitung
Bitung
302,89
165.624
5
 -
9
Kota Tomohon
Tomohon
132,07
86.997
3
23
Ragam Budaya
Bahasa Daerah
: Minahasa, Sangir, Talaud
Lagu Daerah
: O Ina Nikeke
Alat Musik
: Kolintang
Tarian
: Tari Maengket, Cakalele
Makanan Khas
: Tuturuga, Woku Belanga
Senjata Tradisonal
: Keris, Peda, Tombak
Suku
: Minahasa, Sangir, Talaud, Mongandow
Rumah adat
: Bolaang Mongondow
Lapangan Udara
: Sam ratulangi di Menado
Pelabuhan Laut
: Menado
Universitas
: Universitas Sam ratulangi
Cerita Rakyat
:  -
Agama
: 45% Islam, 52% Kristen, sisanya Hindu dan Budha
Pahlawan
: Dr. Sam Ratulangi
Taman  Nasional 
: CA Batuangus, CA Karakelong
Fauna dilindungi
: Burung Maleo
Gunung Tertinggi
:  G.Klabat (1.995 m)
Sungai Terpanjang
:  Sungai Manado
Danau Terluas
:  Danau Tondano
Pulau Terluas
:  P. Talaud
Kabupaten  terluas
:  Bolaang Mongondow

Wednesday, April 4, 2012

ASIA : BENUA TERLUAS DI DUNIA

    Asia merupakan benua terluas dan terbanyak penduduknya di dunia. Benua Asia berbatasan langsung dengan laut Arab, Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Selat Bering, dan Samudera Arktik. Wilayah bagian barat Asia bersambung menjadi satu dengan daratan Eropa. Secara geologis, daratan Eropa-Asia pernah bergabung menjadi satu yang dikenal dengan nama Eurasia.
    Kawasan Benua Asia umumnya terdiri dari pegunungan tinggi, yang intinya dikenal dengan nama pegunungan Himalaya. Gunung Everest (8.848 m) puncak tertinggi di dunia, berada di wilayah pegunungan ini. Semakin ke timur dan tenggara , untaian pegunungan itu semakin landai dan melebar, diselingi dengan celah-celah terjal yang menjadi dasar sungai ke wilayah semenanjung Indo-china, Myanmar, Thailand, dan Semenanjung Malaka.
    Ke arah timur laut, rangkaian pegunungan itu mulai dari pegunungan Hindukhus dan pegunungan Karakorum yang melebar serta bersambung dengan pegunungan Shan, Alatai besar dan gugusan pegunungan Siberia Selatan. Di sebelah selatan dari gugus pegunungan ini terbentang Gurun Gobi. Debu-debu halus dari gurun Gobi yang diterbangkan angin mendatangkan kesuburan bagi dataran rendah pantai timur Cina. Sementara ke arah barat, wilayah Asia melandai dan membentukplato-plato, seperti di kawasan Iran dan Anatolia.
Kota Tokyo, Jepang
Dataran Tinggi dan Dataran Rendah
    Dataran tinggi yang terpisah-pisah di benua ini terdapat antara lain di Jazirah Arabia, India, Srilanka, Jepang, Taiwan, Filipina dan Indonesia. Adapun dataran rendah terhampar antara lain di kawasan aliran sungai Ob, sungai Yenisay (Rusia), sungai Hoang ho, sungai Yang tse kiang (Cina), sungai Mekong, sungai Irawadi, sungai Salwen (Myanmar dan Asia Tenggara), serta sungai Indus, sungai Brahmaputra, sungai Gangga (Pakistan dan India).

Iklim Asia
    Kawasan Asia Utara , khususnya Siberia, beriklim kontinental-kutub (musim dingin berlangsung lama dan musim panas berlangsung singkat). Adapun Asia Tengah beriklim kontinental kering. Gurun Gobi merupakan lokasi terkering di wilayah itu. Timur Tengah dan Asia Barat, terutama Jazirah Arabia dan Plato Iran, beriklim darat (Iklim gurun), sedangkan jazirah Anatolia beriklim mediterania. Asia Selatan dan Asia Tenggara beriklim tropis basah. Sementara Jepang dan semenanjung Korea merupakan wilayah beriklim subtropis.

Flora-Fauna Asia
    Wilayah Benua Asia yang sangat luas dengan iklim yang bervariasi membuat benua ini memiliki flora fauna yang beraneka ragam. Bunga terbesar di dunia Rafflesi arnoldii, hidup di hutan hujan tropis Indonesia. Berbagai buah tropis tumbuh subur di sejumlah kawasan, khususnya di asia Tenggara. Di dekat Arktik hidup kelinci Arktik, sementara panda raksasa hanya hidup di Cina dan Tibet Timur. Berbagai jenis kera dan burung tropik hidup di asia Selatan dan Asia Tenggara yang memiliki aneka ragam satwa liar.

Daerah Pertanian
    Wilayah Asia, seperti di Asia Timur dan Asia Tenggara, terkenal sebagai daerah pertanian. Hal ini berkaitan dengan kondisi iklim yang terjadi di wilayah tersebut. Curah hujan yang lebat pada saat periode-periode musim tertentu memungkinkan wilayah-wilayah ini menjadi daerah pertanian yang subur. 
    Ada dua bidang pertanian yang dominan, yaitu pengelolaan pertanian untuk bahan makanan serta kehutanan dan perkebunan yang diperuntukkan bagi penyediaan bahan baku industri. Di kawasan Asia Selatan, daerah pertanian yang baik terdapat di sepanjang aliran sungai Gangga (India), sungai Indus (Pakistan) dan Srilanka. Asia Barat memiliki wilayah peranian subur di jalur aliran sungai Eufrat dan Tigris. Asia minor memiliki wilayah peranian yang terbentang di seputar pesisir laut Tengah dan laut Hitam bagian selatan. 

Peternakan
    Peternakan umumnya belum dikembangkan dalam arti komersial yang sebenarnya seperti di Eropa, Amerika, Australia atau Selandia Baru. Pemeliharaan ternak di negara-negara Asia berhubungan erat dengan aktivitas pengolahan produksi pertanian. Hewan ternak, sepertikerbau dan lembu adalah ternak serba guna bagi masyarakat petani di Asia Tenggara. Ternak-ternak tersebut antara lain juga berfungsi sebagai sarana angkutan, membantu dalam mengerjakan sawah, dijadikan kurban saat diadakan upacara adat atau religius, dan kotorannya dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman. Di Asia Barat atau Timur Tengah, ternak terpenting adalah Unta, biri-biri dan kuda.

Bahan Tambang
    Benua Asia juga kaya akan barang tambang, sepertiminyakbumi, timah putih, dan tembaga. Sumber minyak bumi terutama terdapat di wilayah Timur Tengah. Di antara negara Asia yang telah mengekploitasi seoptimal mungkin sumber alamnya adalah Jepang, sehingga terkenal sebagai negara industri. Selain Jepang, kini korea pun mulai bangkit sebagai negara industri baru di kawasan benua Asia.

Peradaban
    Peradaban Asia sudah mulai sekitar 5.000 tahun lalu, jauh sebelum peradaban Eropa berkembang. Penduduk Asia membangun kota pertama, menyusun sistem hukum pertama, bahkan merintis pertanian dan perdagangan. Karena itu, penduduk Asia kaya akan kebudayaan. Ratusan kelompok etnik hidup di benua ini dengan bahasa yang sangat beragam. Kelompok etnik terbesar menempati Asia adalah Arab (Asia Barat) dan Cina (Asia Timur).

Multi Ras
    Meskipun berbagai tipe ras telah bercampur (berasimilasi), dalam lingkungan regional tertentu masih terdapat ras-ras yang dominan. Wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara misalnya, di dominasi ras Mongoloid. Adapun Asia Utara dan Asia Tengah (Asia-Rusia) di dominasi ras Europaid/Kaukasoid. Adapula kawasan yang didiami oleh ras Negroid, seperti di Asia Selatan bagian selatan dan di Asia Barat. Agama mayoritas di benua ini adalah Islam. Meskipun demikian, agama lain juga berkembang pesat, khususnya di beberapa wilayah tertentu, seperti Hindu di India dan Budha di wilayah Indocina.
 Stepa di Siberia, Asia Utara
 Gurun Gobi
 Suku Kazak, Asia Tengah
 Pegunungan Hindukush, Asia Barat daya
 Pemukiman suku Mongol
 Suku Payama, Taiwan
 Suku Tibet, Cina
Tarian suku Uygur, Sinkiang
Pakaian adat suku Uzbek, Asia Tengah