"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Wednesday, August 29, 2012

BADAI : GEJALA CUACA PENYEBAB BENCANA

    Badai adalah gejala pada atmosfer yang ditandai dengan angin kencang beserta hujan, salju, debu, guntur atau petir. Kekuatan angin yang mencapai lebih dari 103 km perjam pada skala Beaufort sudah dapat dikatagorikan sebagai badai. Oleh karena itu, badai sering kali menimbulkan banyak kerusakan hebat.
Badai Petir
     Badai terjadi karena perbedaan tekanan atmosfer antara daerah pusat badai dan daerah badai. Daerah pusat badai mempunyai temperatur udara yang lebih tinggi daripada daerah badai. Selain itu tekanan atmosfer di daerah pusat badai juga lebih rendah dibandingkan daerah badai. Akibatnya, angin dengan kecepatan tinggi akan bertiup di daerah badai.
Puting beliung

Taifun
    Badai siklon tropis atau taifun adalah badai yang terjadi di perairan tropis,sekitar 5o - 30o Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS). Doldrum atau daerah di Khatulistiwa merupakan daerah pusat badai. Di daerah ini angin bertiup dengan kecepatan rendah atau sepoi-sepoi. Adapun di daerah badai, angin bertiup dengan kecepatan lebih dari 117 km per jam. Di belahan bumi selatan, angin bergerak searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi utara angin bergerak berlawanan arah dengan jarum jam. Badai siklon tropis dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar karena badai ini sering disertai dengan badai salju, banjir, dan tanah longsor.
Tornado

Tornado
    Dari semua jenis badai, tornado atau angin puyuh termasuk yang paling dahsyat. Angin ini berbentuk seperti corong udara yang tinggi di bawah awan badai. Tornado dapat berputar dengan kecepatan 480 km per jam sehingga mampu menyapu bangunan yang dilewatinya. Biasanya, tornado terjadi pada saat musim semi atau awal musim panas. Beberapa negara yang sering dilanda tornado antara lain Amerika Serikat (AS), Australia, Cina, India, Bangladesh, Rusia, Jerman dan Inggris. Badan meteorologi dapat meramalkan terjadinya tornado 12-48 jam sebelumnya melalui data satelit cuaca atau radar cuaca konvensional misalnya radar Doppler.
Badai Salju

Badai Salju
    Tiupan angin dingin yang kencang disertai turunnya salju dapat menyebabkan badai salju. Badai ini terjadi karena adanya aliran udara dingin dari daerah kutub ke daerah subtropis. Badai salju bertiup dengan kecepatan lebih dari 56 km per jam dan temperatur hingga -12o C. Negara-negara yang sering terjadi badai salju antara lain Amerika Serikat, Kanada dan Rusia. Badai ini mengakibatkan berhentinya kegiatan transportasi dan ekonomi selama beberapa hari.
Badai debu

Badai Debu
    Badai debu adalah angin kencang yang disertai dengan partikel-partikel debu yang mengambang di udara. Badai ini sering terjadi dilahan yang kering dan jarang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, misalnya gurun pasir. Badai debu dengan ketinggian sekitar 300 m bisa membawa sekitar 4.000 ton partikel per km2. Wilayah yang sering dilanda badai debu antara lain adalah Afrika bagian Utara dan Asia.

Penggolonagan Badai menurut Skala Saffir-Simpson

  • Golongan 1 kecepatan angin 74-95 mil/jam
  • Golongan 2 kecepatan angin 96-110 mil/jam
  • Golongan 3 kecepatan angin 111-130 mil/jam
  • Golongan 4 kecepatan angin 131-155 mil/jam
  • Golongan 5 kecepatan angin lebih dari 155 mil/jam

Tuesday, August 28, 2012

PEMBAGIAN IKLIM DI MUKA BUMI

   Lokasi di permukaan bumi selalu berhubungan dengan iklim dan cuaca. Hal ini dapat terjadi karena lokasi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Beberapa pengaruh lingkungan fisik di permukaan bumi antara lain : 

  • Semakin dekat dengan Equator, temperatur udara akan semakin panas, sedangkan semakin mendekati Kutub Utara dan Kutub Selatan temperatur udara semakin dingin. Hal ini dapat terjadi karena posisi edar semu matahari senantiasa berada di sekitar daerah tropis, sehingga sinar matahari dapat diterima secara maksimum. Sedangkan di daerah Kutub, sinar matahari tidak dapat menjangkau secara maksimum seperti di daerah tropis.
  • Semakin tinggi letak suatu tempat, temperatur udara akan semakin dingin, sebatas pada lapisan troposfer.
  • Keadaan alam yang berupa lautan luas menjadikan temperatur tidak terlalu panas.
  • Keadaan alam yang berupa daerah gurun menjadikan temperatur panas.
  • Keadaan alam yang berupa dataran tinggi menjadikan temperatur sejuk.
Berdasarkan pengaruh lingkungan fisik tersebut, mengakibatkan keadaan iklim di muka bumi memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah :
Iklim Matahari
A. Iklim Matahari
Iklim Matahari adalah iklim suatu tempat berdasarkan letak garis lintang atau berdasarkan garis edar semu matahari terhadap permukaan bumi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di permukaan bumi terdapat beberapa daerah iklim matahari, antara lain :
  1. Daerah Iklim Tropis ( Panas) terletak antara 23 1/2o LU sampai 23 1/2o LS.
  2. Daerah Iklim Sub Tropis terletak antara 231/2o LU - 40o LU dan 231/2oLS - 40o LS.
  3. Daerah Iklim Sedang terletak antara 40oLU - 661/2o LU dan 40oLS - 66 1/2o LS
  4. Daerah Iklim Dingin terletak antara 66 1/2o LU - 90oLU dan 66 1/2oLS - 90o LS
B. Iklim Fisis
Iklim Fisis adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh lingkungan alam di sekitarnya atau kondisi fifiknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi iklim tersebut adalah keadaan angin, arus laut, luas daratan, dan kondisi fisis lainnya. Tipe-tipe Iklim Fisis antara lain :
  1. Ikilm Darat (Kontinental) adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi atau selalu dilewati oleh angin kering dari daratan yang sangat luas.
  2. Iklim Laut adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh angin laut.
  3. Iklim Ugahari adalah iklim yang memiliki ciri khusus, yaitu pada waktu siang hari suhu udara terasa sangat panas dan pada malam hari suhu udara terasa sangat dingin.
  4. Iklim pegunungan adalah iklim yang terdapat di daerah pegunungan dengan ketinggian yang ideal dan kondisi hutannya masih luas. Ciri-ciri iklim pegunungan adalah berudara sejuk.

Iklim menurut W. Koppen

C. Pembagian Iklim menurut beberapa ahli klimatologi
Pembagian Iklim menurut beberapa ahli Klimatologi diantaranya adalah :
1.Wladimir Koppen, 
    seorang ahli klimatologi dari Austria, membagi iklim di muka bumi atas dasar rata-rata suhu udara dan curah hujan bulanan atau tahunan. W.Koppen berpendapat bahwa suatu iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen terdiri atas :
  • Iklim A (Tropis), yaitu daerah bersuhu 18oC untuk bulan terdingin
  • Iklim B (Tundra dan Kutub), yaitu darah bersuhu 10oC untuk bulan terpanas
  • Iklim C dan D untuk iklim sedang atau iklim Ugahari
   Iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut, sehingga disebut iklim sedang yang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua, sehingga dinamakan iklim hutan salju atau boreal. Adapun batas antara iklim C dan D ada pada daerah bersuhu -3oC untuk bulan terdingin.
   Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, Indonesia termasuk Iklim A (Tropis). Menurut W.Koppen Iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah, sebagai berikut :
  • Iklim hujan tropis (Af) meliputi beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim Sabana (Aw) meliputi daerah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
  • Iklim Laut basah (Cf) meliputi hampir seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim salju abadi (Ef) terdapat di puncak pegunungan Jayawijaya (Papua).

Iklim menurut Schmidt - Ferguson
2. Schmidt - Ferguson
   Membagi kriteria iklim sebagai berikut :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya lebih besar dari 100 mm/ bulan.
  • Bulan lembab artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya antara 60 sampai dengan 100 mm/ bulan.
  • Bulan Kering, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. 
Untuk menentukan iklim dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Q  =  Rata-rata bulan kering    x  100 %
         Rata-rata bulan basah
Contoh : 
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1992 sampai tahun 2001 dalam waktu 10 tahun = 120 bulan tercatat bulan kering 34, jumlah bulan lembab 12, dan jumlah bulan basah 74. 
Dari data tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
                          Q  = 3,4    x 100%  =  45,94%
                                  7,4
Dari hasil penghitungan tersebut diatas, menurut Schmidt - Ferguson, daerah Wonogiri termasuk iklim C atau agak basah.

3. Oldeman.
  Oldeman membagi kriteria iklim dengan pedoman jumlah bulan basah secara berurutan yaitu :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/ bulan.
  • Bulan lembab, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200 mm/ bulan.
  • Bulan kering artinya suatu darah dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100 mm/ bulan.
Prinsip dasar penentuan iklim menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut :
  • Iklim A jika jumlah bulan basah suatu darah berturut-turut lebih dari 9 bulan.
  • Iklim B jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 7-9 bulan.
  • Iklim C jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 5-6 bulan
  • Iklim D jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
  • Iklim E jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Contoh :
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1994 sampai tahun 2003 (dalam waktu 10 tahun) tercatat rata-rata data curah hujan sebagai berikut :
Jan
Feb
Mar
Apr
mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nop
Des
347
355
274
162
136
115
61
17
50
107
205
253
B
B
B
L
L
L
K
K
K
L
B
B
Keterangan :
B (Basah), L (Lembab),  K (Kering)
Memperhatikan data tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa di daerah Wonogiri, Jawa Tengah menurut Oldman termasuk Iklim C.

Iklim menurut Junghuhn
4. Junghuhn
  Klasifikasi Iklim menurut Junghun berdasarkan pada ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah. Junghuhn mengklasifikasikan daerah iklim di pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai berikut :
  • Daerah panas atau tropis, tinggi tempat antara 0 - 600 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara 26o C - 22o C. Tanaman yang tumbuh antara lain : Padi, tebu, Kelapa, Jagung , karet dan tanman palawija
  • Daerah sedang, tinggi tempat antara 600 - 1500 meter diatas permukaan laut. Suhu udara antara 22o C - 17,1oC, tanaman yang tumbuh antara lain tembakau, teh, kopi, coklat, kina dan sayur-sayuran.
  • Daerah sejuk, tinggi tempat antara 1500 - 2500 meter diatas permukaan laut, Suhu udara antara 17,1o - 11,1o C. Tanaman yang tumbuh antara lain pinus dan cemara.
  • Daerah dingin, tinggi tempat lebih dari 2500 meter di atas permukaan laut, tidak ada tanaman budi daya kecuali semakbelukar, Cantigi, dan tumbuhan gunung lainnya.

Friday, August 24, 2012

MACAN KUMBANG : VARIAN MACAN TUTUL JAWA BERWARNA HITAM

    Macan kumbang atau macan tutul jawa (Panthera pardus melas)  merupakan salah satu hewan langka yang telah dilindungi undang-undang. Macan ini terancam punah akibat  perburuan liar dan habitatnya di hutan tropis di Pulau Jawa mulai berkurang. Berapa jumlah macan kumbang yang masih tersisa di hutan-hutan di Pulau Jawa? Tak ada yang tahu karena populasi hewan liar ini di hutan sangat sulit dihitung.
   Namun, diperkirakan macan kumbang ini masih hidup di hutan-hutan taman nasional di Pulau Jawa. Seperti di Gunung Halimun Salak, Gunung Gede Pangrango, Ujung Kulon, Gunung Ceremai, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Meru Betiri, Baluran, dan Alas Purwo.
   Di kebun-kebun binatang, jumlah macan kumbang ini tidak seberapa. Di Eropa, jumlah macan ini diperkirakan hanya 14 ekor. Di kebun binatang Indonesia, jumlahnya diperkirakan hanya sekitar 20 ekor.  Penelitian yang dilakukan tahun 2001 sampai 2004 di Gunung Halimun dengan menggunakan kamera otomatis memperkirakan populasi macan tutul di daerah tersebut ada sekitar 50- an ekor.Macan kumbang adalah macan tutul hitam meskipun mempunyai bulu yang berbeda yakni hitam. Orang sering kali menganggap macan kumbang sebagai spesies macan yang berbeda. Namun nyatanya, macan kumbang merupakan satu spesies dan hanya merupakan varian dari macan tutul (Panthera pardus).
Macan kumbang sering ditemui sebagai varian dari macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Macan kumbang atau sering juga disebut sebagai macan hitam juga sering dijumpai sebagai varian dari subspesies macan tutul india (Panthera pardus fusca).
   Karena merupakan spesies yang sama, antara macan tutulbiasa yang berbulu coklat bertotol hitam dengan macan kumbang yang berwarna hitam dapat melakukan perkawinan dengan anak yang dihasilkan terkadang berwarna tutul dan terkadang hitam. Macan kumbang atau macan hitam merupakan varian macan tutul.

Ciri dan Perilaku Macan Kumbang.

   Karena merupakan spesies yang sama dengan macan tutul, macan kumbang mempunyai ciri-ciri dan perilaku yang mirip dengan macan tutul. Hanya saja bulu macan kumbang tampak berwarna hitam seluruhnya. Bulu macan kumbang yang berubah menjadi hitam tersebut disebabkan oleh pigmen melanistik sebagai bentuk adaptasi atas habitat hutan yang lebat dan gelap.
  Jika dicermati, warna pada macan kumbang tidaklah sepenuhnya hitam. Terdapat totol atau kembangan berbentuk bintik-bintik berwarna lebih gelap dibandingkan bulu dasarnya yang berwarna hitam mengkilat. Pola bintik-bintik gelap tersebut lebih mudah diamati saat di bawah cahaya terang.
Macan kumbang jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg. Dan sebagaimana jenis macan tutul lainnya, macan kumbang merupakan hewan nokturnal (beraktifitas di malam hari), pandai memanjat dan berenang.
  Macan kumbang pun seekor binatang karnivora yang memangsa buruannya seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa, landak jawa, surili dan lutung hitam. Hidup secara soliter dengan ruang gerak (teritorial) antara 5-25 km2 serta dapat bertahan hidup hingga usia 23 tahun.
  Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Macan kumbang jawa (Panthera pardus melas) sebagai varian dari macan tutul jawa yang merupakan subspesies macan tutul yang hanya dapat ditemukan di pulau Jawa. Selain sering ditemui pada macan tutul jawa, varian macan kumbang juga sering didapati pada macan tutul india (Panthera pardus fusca).
   Saat ini macan kumbang bertahan di beberapa wilayah yang berbeda seperti di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon, TN. Gunung Halimun Salak, dan TN. Gunung Gede (Jawa Barat) serta di TN. Meru Betiri, Baluran, dan Alas Purwo Jawa Timur. Jumlah populasinya (termasuk macan tutul jawa berbulu coklat) diperkirakan berkisar antara 250 – 500 ekor.
   Lantaran jumlah populasi yang semakin menurun dan habitat yang semakin sempit akibat kerusakan hutan dan alih fungsi hutan, IUCN Redlist memasukkan macan tutul jawa, termasuk macan kumbang, dalam status konservasi Critically Endangered (Kritis). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan.
Di Indonesia macan kumbang sebagai varian macan tutul pun termasuk satwa yang dilindungi dari kepunahan berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999.
Nah, jika sekarang telah jelas bahwa macan kumbang atau macan hitam bukan jenis tersendiri dan hanya merupakan varian dari macan tutul, terus bagaimana dengan macan putih?. Lain kali saja kita bahas.
  Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Panthera; Spesies: Panthera pardus; Subspesies: Panthera pardus melas.
   Untuk mengetahui aktivitas macan kumbang ini, para peneliti menangkap dua macan kumbang lalu dipasangi radio kontrol. Menurut penelitian, macan kumbang ini aktif di pagi hari, mulai jam 6 sampai jam 9. Sore, mulai jam 3 sampai jam 6. Mereka berburu hewan, seperti kijang, monyet, babi hutan, dan kancil.
   Baru-baru ini, lembaga penelitian kehutanan CIFOR(Center for International Forestry Research)  merilis foto istimewa macan kumbang di sebuah hutan taman nasional di Jawa Barat. Foto-foto tersebut merupakan hasil jepretan kamera otomatis yang dipasang di beberapa pohon di tengah hutan.
Dari foto-foto yang dihasilkan, dapat diketahui jumlah macan yang berada di wilayah tersebut, juga jenis hewan yang menjadi mangsanya.
Macan Kumbang Terekam Kamera Trap di G.Salak
   Untuk memasang kamera otomatis ini, perlu keahlian, keberanian, dan kesabaran, selain biaya yang cukup besar. Bagaimana biayanya tidak besar. Kamera yang digunakan jumlahnya banyak dan  harganya tidak murah.Untuk memasang kamera di tempat-tempat strategis yang diperkirakan dilalui hewan liar, perlu keahlian dan keberanian.Setelah kamera dipasang, secara berkala baterai kamera harus diganti dan memori kamera harus diambil untuk diunduh ke komputer. Bisa jadi, kamera yang telah dipasang berhari-hari atau berbulan-bulan, tidak menghasilkan satu pun gambar karena tidak ada hewan yang melintas. Perlu kesabaran ekstra.
Namun, ketika kamera berhasil mengambil gambar yang diinginkan, kegembiraan itu tidak bisa dikatakan lagi. Oya, apakah anda pernah melihat macan kumbang ini di kebun binatang? Beberapa Kebun Binatang di Indonesia juga mengoleksi Macan Hitam ini, termasuk Taman Safari di Puncak, Jawa Barat. Kebetulan lokasi Taman Safari berada disekitar habitat Spesies Panthera Pardus Melas ini yang kadang-kadang malah mendekati lokasi dimana Teman-temannya ditampung di Pusat rehabilitasi di sekitar area Gunung Gede Pangrango. O ya, sekali lagi diingatkan kembali kepada anda pembaca semua bahwa Macan Kumbang Jawa dan Macan Tutul Jawa itu sama ya, satu Sub spesies dengan nama latin Panthera Pardus Melas.

Sumber Referensi : Alemendah.Org

Wednesday, August 22, 2012

PROFIL PROVINSI SULAWESI BARAT


24. PROVINSI SULAWESI BARAT


(UU NO. 1 TAHUN 2005)
Berdiri
: 5 Oktober 2005
Ibukota
: Mamuju
Luas Wilayah
: 16.787,19  Km2
Letak Astronomis
: 0o10' LS- 3o38' LS dan 118oBT - 120o BT
Terdiri dari
: 5 Kabupaten, 44  Kecamatan dan 312 Desa
Jumlah Penduduk
: 966.535 jiwa
Identitas daerah
: Flora :
: Fauna : Babi Rusa
Komoditas Utama
: Kelapa, kopi, kemiri, Kapuk, Cengkeh
Bahan Galian
: Biji Besi, Nikel, Tembaga, Timah Hitam dan Gips
Industri
: Semen
Pembagian Wilayah Kabupaten dan Kota
No
Nama Kabupaten/Kota
Ibukota
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Jumlah
Jumlah
(Km2)
Sensus 2005
Kecamatan
Desa
1
Mamuju Utara
Pasang Kayu
3.034,08
99.48
4
31
2
Mamuju
Mamuju
8.023,74
260.567
11
87
3
Mamasa
Mamasa
3.005,88
113.438
10
69
4
Polewali Mamasa
Polewali
1.775,65
362.344
15
104
5
Majene
Majene
947,84
130.706
4
21
Ragam Budaya
Bahasa Daerah
: Makassar, Bugis, Mandar, Toraja
Lagu Daerah
:  -
Alat Musik
: Kecapi, Rebana
Tarian
: Tari Toraja
Makanan Khas
: Lokancoroi
Senjata Tradisonal
: Badik, Tombak
Suku
: Makassar, Bugis, Mandar, Toraja
Rumah adat
: Rumah Panggung
Lapangan Udara
: Andi Yamina di Mamuju
Pelabuhan Laut
: Majene
Universitas
:   -
Cerita Rakyat
:  -
Agama
: 90% Islam, sisanya Kristen, Hindu dan Budha
Pahlawan
:   -
Taman  Nasional 
: CA Kabinturu-Gandadiwata
Fauna dilindungi
: Anoa Gunung, Babi Rusa
Gunung Tertinggi
:  G. Gandadiwata (3.074 m)
Sungai Terpanjang
:  Sungai Karama
Danau Terluas
:   -
Pulau Terluas
:  Pulau Penyikleang
Kabupaten Terluas
:  Mamuju