"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Friday, July 24, 2015

HOMO ERECTUS, RAS MANUSIA YANG HILANG

    Homo erectus yang dikemukakan sebagai manusia primitif oleh kalangan evolusionis, sebenarnya adalah ras manusia yang telah hilang. Perbedaan antara Homo erectus dan kita hanyalah perbedaan ras. Dalam skema evolusi manusia yang dirancang oleh para evolusionis, fosil-fosil yang digolongkan sebagai Homo erectus ditempatkan setelah Australopithecus. Pada beberapa tahun terakhir kelompok Homo hobilis yang diusulkan oleh beberapa evolusionis tertentu, telah dimasukkan ke dalam jenis Australopithecus.
 Kelompok Homo Erectus Membuat api
    Sebagaimana makna yang terkandung dalam kata "erect", Homo erectus berarti manusia yang berjalan tegak. Evolusionis harus memisahkan mereka dari kelompok sebelumnya dengan menambahkan tingkat ketegakkan, karena semua fosil Homo erectus yang ada memiliki ketegakkan yang tidak dijumpai pada spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Tidak terdapat perbedaan antara rangka manusia modern dengan Homo erectus.
 Rekontruksi Homo Erectus
    Bukti penting mengenai hal ini adalah fosil " Anak  lelaki Turkana " yang dimasukkan ke dalam kelas Homo erectus. Telah terbukti bahwa fosil ini merupakan kerangka dari anak laki-laki berumur 12 tahun, yang ketika dewasa dapat mencapai tinggi 1,83 meter. Struktur rangka fosil yang tegak ini tidaklah berbeda dari manusia modern. Tentang hal ini, seorang ahli paleontropologi Amerika, Alan Walker, mengatakan ia meragukan jika ahli patologi pada umumnya dapat mengetahui perbedaan antara rangka fosil ini dan rangka manusia modern.
 Fosil Tengkorak Homo Erectus Pekinensis
    Alasan utama bagi para evolusionis untuk mengatakan Homo erectus sebagai primitif adalah ukuran rongga otak pada tengkoraknya (900-1100 cc), yang berukuran lebih kecil dari milik manusia modern, dan tonjolan alis mata yang tebal. Namun, terdapat banyak orang di zaman sekarang yang masih hidup di dunia ini yang memiliki volume otak sebesar Homo erectus misalnya bangsa pigmi di Afrika Tengah dan terdapat pula sejumlah bangsa yang memiliki alis mata yang menonjol, misalnya bangsa Aborigin dari Australia.
    Adalah fakta yang sudah dimaklumi bahwa perbedaan volume otak tidaklah selalu menunjukkan perbedaan tingkat kecerdasan atau ketrampilan. Kecerdasan lebih bergantung pada pengaturan internal otak dan bukan volumenya. Bahkan seorang evolusionis Richard Leakey, menyatakan perbedaan antara Homo erectus dan manusia modern tidaklah lebih dari perbedaan ras.
Ilustrasi Kehidupan Keluarga Homo Erectus
   Seseorang juga kan melihat adanya perbedaan-perbedaan pada bentuk tengkorak, besarnya tonjolan di bagian muka, ketebalan alis mata dan seterusnya. Perbedaan-perbedaan ini mungkin tak lebih dari perbedaan di antara ras-ras manusia modern yang terpisahkan secara geografis,sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini.
    Pendek kata, manusia yang dikelompokkan oleh para evolusionis ke dalam Homo erectus, ternyata merupakan ras manusia yang telah hilang dan memiliki tingkat kecerdasan yang tidak berbeda dengan kita. Sebaliknya, terdapat perbedaan sangat besar antara Homo erectus, ras manusia dan kera yang berada di awal skenario "evolusi manusia" yaitu Austtralopithecus atau Homo habilis. Ini berarti manusia pertama muncul dalam catatan fosil secara tiba-tiba dan secara langsung tanpa sejarah evolusi apapun. Hal ini merupakan petunjuk paling jelas bahwa mahluk-mahluk ini telah diciptakan.
Suku Aborigin, di Australia
   Dalam edisi 23 Desember 1996, majalah Time mengulas berita tentang Homo erectus berusia 27.000 tahun yang ditemukan di pulau Jawa. Fakta bahwa Homo erectus masih hidup hingga periode yang tidak jauh dari zaman kita adalah bukti bahwa mahluk ini bukanlah spesies berbeda tersendiri, melainkan ras manusia modern. Demikian pula pada berita yang dimuat di majalah New Scientist pada tanggal 14 Maret 1998, menyatakan bahwa manusia yang oleh evolusionis dikatakan sebagai Homo erectus telah mempraktekkan ilmu pelayaran 700.000 tahun yang lalu. Manusia ini yang telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang cukup untuk membuat kapal dan memiliki kebudayaan yang mampu mendayagunakan sarana perhubungan laut, sulit untuk dapat dikatakan sebagai bangsa terbelakang.

Sumber Referensi : Harun Yahya : Menyibak Tabir Evolusi

Tuesday, July 21, 2015

NIKEL : LOGAM TRANSISI BERWARNA PUTIH KEPERAKAN

    Nikel adalah logam transisi berwarna putih keperakan dengan lambang kimia Ni. Dalam sistem periodik, nikel terletak pada golongan VIIIB dan periode 4. Nomor atom nkel adalah 28 dan massa atom relatifnya 58,69 gr/mol. Nikel memiliki titik lebur pada suhu 1.455oC dan titik didih pada suhu 2.730oC.
    Nikel dalam bentuk campurannya dengan tembaga telah digunakan sebagai bahan untuk pembuatan mata uang selama ribuan tahun. Akan tetapi nikel sebagai sebuah unsur baru diketahui pada tahun 1751, ketika Axel Frederic Cronstedt kimiawan Swedia berhasil mengisolasi logam ini dari bijih nikolit. Nikel merupakan bagian penting dari meteorit dan sering digunakan sebagai kriteria untuk membedakan meteorit dari mineral lainnya, misalnya meteorit besi terdiri dari 5-20% nikel. Dalam bentuk senyawa nikel terdapat dalam mineral-mneral seperti garnierit, milerit, nikolit, pentlandit dan pirotit. Dua mineral terakhir merupakan bijih nikel yang utama. Adapun negara utama penghasil nikel adalah Australia, Kanada, Kuba dan Indonesia.
Sifat Nikel
Nikel merupakan logam yang cukup lunak dan mudah dibentuk sehingga dapat ditempa atau ditarik menjadi kawat namun campuran nikel dengan logam lain terkenal keras. Nikel juga bersifat magnetik, dapat dipoles, dan tidak kusam atau berkarat. Logam ini tidak teroksidasi di udara pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan alkali. Nikellarut dalam asam nitrat encer tetapi tidak reaktif dalam asam nitrat pekat. Bubuk nikel menyerap hidrogen 17 kali dari volumenya sehingga banyak digunakan sebagai kitalis dalam proses hidrogenasi.
Pembuatan Nikel
Nikel jarang ditemukan di alam dalam bentuk unsur bebas dan biasanya diperoleh dari biji mineralnya. Pada umumnya logam ini didapat dari hasil pengolahan bijih nikel, seperti pentlandit dan garnierit. Pada proses pembuatan nikel, bijihnya dipanggang dalam tanur tiup menjadi oksida nikel laulu diraksikan dengan campuran gas hidrogen dan karbonmonoksida. Ion nikel kemudian akan mengalami reduksi menjadi logam nikel murni.
Penggunaan Nikel  
Nikel terutama digunakan sebagai bahan campuran dengan logam lain. Logam ini digunakan sebagai pelapis dan pelindung logam-logam, terutama besi dan baja. karena dapat membuat besi dan baja menjadi lebih mudah ditempa, tidak berkarat, dan tahan pada temperatur tinggi. Baja Nikel misalnya mengandung sekitar 2-4% nikel dan dimanfaatkan untuk pembuatan bagian-bagian kenderaan bermotor dan mesin. Nikel juga dipakai sebagai dalam pembuatan aliase. Beberapa aliase penting yang mengandung nikel antara lain adalah perak jerman (aliase nikel dengan besi dan seng), Invar (aliase nikel dengan besi dan logam-logam lainnya dengan sifat koefisien pemuaian termal kecil) dan Monel (aliase nikel dengan tembaga). Perak jerman dipakai untuk membuat peralatan sendok dan garpu, Invar dipakai untukalat ukur panjang dan batang bandul , serta monel dipakai untuk lembaran logam.
 Mineral Garnierit
 Bijih Nikel
Mineral Pentlandit

Monday, July 13, 2015

RAFLESIA ARNOLDI : BUNGA TERBESAR DI DUNIA

    Bunga bangkai adalah bunga yang mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Di Asia dan Afrika terdapat lebih dari 170 jenis bunga bangkai, termasuk dua jenis yang paling terkenal yaitu Rafflesia arnoldii dan Amorphophallus titanum. Keduanya merupakan bunga terbesar di dunia.
    Raflesia arnoldii dan Amorphophallus titanum mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga pemakan bangkai. Keberadaan serangga ini dapat membantu proses penyerbukan bunga bangkai. Rafflesia arnoldii pertama kali ditemukan oleh Thomas Stamford Rafles (1781-1826) di Bengkulu, Sumatera. Raffles adalah seorang pejabat pemerintah kolonial Inggris yang bertugas sebagai gubernur di Hindia, Belanda. Ia ditugaskan untuk mengepalai pos-pos kecil di Bengkulu bersama ahli ilmu alam Joseph Arnold. Di tempat inilah mereka menemukan bunga raksasa yang kemudian diberi nama Rafflesia arnoldi,gabungan nama keduanya.
Rafflesia Arnoldi

Bunga Rafflesia
    Rafflesia arnoldi atau bunga rafflesia merupakan spesies tumbuhan yang diklasifikasikan ke dalam suku Rafflesiaceae. Tumbuhan ini tidak memiliki akar, batang, dan daun, tetapi mempunyai bunga, buah dan biji. Karena tidak berklorofil, bunga rafflesia tidak dapat mensintesis atau memproduksi makanannya sendiri.
    Bunga Rafflesia termasuk tumbuhan parasit yang hidup pada liana dan anggur-angguran, misalnya pada tanaman genus Tetrastigma. Untuk menyerap makanan dari tanaman inang, bunga rafflesia menggunakan struktur benang halus seperti hifa jamur yang melekat pada tubuh inang. Bunga ini muncul di atas permukaan tanah dengan diameter sekitar 1 m dan berbobot 7-11 kg. Kelima daun mahkotanya berdaging tebal dan berwarna ungu atau cokelat kemerahan dengan bercak putih. Kuncup bunganya berwarna kuning kecokelatan. Kuncup tersebut berangsur-angsur membesar dan mahkotanya terbuka satu demi satu sampai bagian tengahnya terlihat seperti kubah yang berongga. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
    Bunga Rafflesia tumbuh di hutan basah tropis Asia Tenggra, khususnya di wilayah Indonesia. Robert Brown (1773-1858), ahli botani asal Skotlandia, pernah menemukan bunga rafflesia di Malaysia, Kalimantan dan Filipina. Pada tahun 1970-an, bunga raksasa ini juga ditemukan di pulau Nusa Kambangan, Cilacap (Jawa Tengah) dan Cagar Alam Penanjung, Pangandaran (Jawa Barat).
Rafflesia Rhizanthes Ioweii

Spesies Bunga Rafflesia
    Pada kegiatan penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Bengkulu, para ahli botani menemukan 4 spesies bunga rafflesia, yaitu Rafflesia arnoldi, Rafflesia haseltii, Rafflesia rhizanthes-Ioweii, dan Rafflesia Padma. Ke empat spesies tersebut berbeda pada faktor warna dan ukuran bunganya. Sampai saat ini, para ahli botani dan ekologi tumbuhan masih terus mengkaji manfaat dari tumbuhan yang langka ini.
Rafflesia Padma
Amorphophallus Titanum
    Amorphophallus Titanum adalah spesies bunga bangkai dari suku Araceae. Bunga ini biasanya tumbuh pada ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Tumbuhan lili ini memiliki bunga majemuk yang berbentuk seperti terompet. Amrphophallus titanum memiliki ukuran yang besar. Tinggi bunga ini mencapai lebih dari 2 m. Mahkota bunganya berwarna merah keunguan, sedangkan tangkai putiknya mengeluarkan bau bangkai.
Bunga bangkai (Amorphophallus Titanum)

Thursday, July 2, 2015

KELALAWAR : MAMALIA PENERBANG MALAM

    
     Kelalawar (Chiroptera) adalah nama bangsa atau ordo sekelompok hewan dari kelas Mamalia (hewan menyusui) yang tubuhnya bermembran sehingga mampu terbang. Di antara semua hewan mamalia, hanya kelalawar yang bisa terbang, mempunyai spesies paling banyak, dan tersebar paling luas. Terdapat sekitar 966 spesies kelalawar yang hidup di daerah kutub, hutan, gurun, pegunungan, bahkan kota besar.

 Kawanan Kelalawar terbang di pepohonan
    Ukuran tubuh kelalawar cukup bervariasi, ada yang berbobot 1-2 gram, misalnya kelalawar bambu (Craseoneycteris sp) dan ada pula yang bisa mencapai bobot 2 kg dengan rentang sayap 1,5 meter, misalnya kalong buah (Pteropus sp).
 Rentang sayap kelalawar
 Evolusi Konvergen
   Berdasarkan sejarah evolusinya, kelalawar terbagi menjadi dua kelompok yaitu Megachiroptera (kelalawar besar atau kalong) dan Microchiroptera (Kelalawar kecil). Meskipun tampak sama, kedua kelompok ini berkembang dari nenek moyang yang berbeda. Kalong berasal dari bangsa primata (Kera), sedangkan kelalawar berasal dari bangsa Rodentia (pengerat, misalnya tikus). Evolusi seperti ini disebut konvergen, yaitu dua nenek moyang yang berbeda terevolusi dengan adaptasi yang sama menghasilkan jenis yang secara morfologis sama.

Kelalawar raksasa
Membran
    Sayap kelalawar terbentuk dari membran di samping tubuhnya. Membran ini menghubungkan jari-jari tangannya yang panjang hingga ke kaki belakang, bahkan ada yang sampai menutupi ekornya. Dengan membran ini kelalawar mampu terbang hingga jarak 60 km dari tempat bertenggernya. Kelalawar aktif di malam hari. Matanya sangat kecil dan tidak berkembang dengan baik. Telinganya sangat sensitif dan berukuran cukup besar dibandingkan dengan ukuran kepalanya. Satu hal yang sangat unik dari telinga kelalawar adalah kemampuannya menerima getaran ultrasonik dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz yang dikeluarkan dari pangkal tenggorokannya. Apabila getaran ini menyentuh suatu benda, gema yang ditimbulkan akan diterima oleh telinganya. Gema ini memberikan informasi tentang benda yang ada di hadapannya. Bentuk bibir dan cuping hidung kelalawar berbeda antara satu jenis dan jenis lainnya. Anggota tubuh ini termodifikasi untuk mengeluarkan bunyi dengan frekuensi yang berbeda-beda.

Pulau yang dihuni ribuan Kelalawar
Hidup Berkelompok
    Kebanyakan kelalawar membentuk kelompok besar di tempatnya bergelantungan. Tempat kelalawar dipertahankan dari generasi ke generasi. Kelalawar mulai bereproduksi setelah berusia 2 tahun. Satu jantan dapat mengawini 3-5 ekor betina. Masa kehamilan kelalawar bervariasi tergantung pada jenisnya. Kelalawar pipistreleseropa (pipistrellus pipistrellus) hamil selama 14 hari, sedangkan kelalawar jempol (Taphazous longimanus) hamil selama 5 bulan. Satu betina biasanya melahirkan hanya satu ekor anak. Anak kelalawar menyusu pada induknya hingga berusia sekitar 2 bulan.

Kawanan kelalawar beristirahat di pohon
Kelangsungan Hidup Ekosistem
    Kelalawar memegang peran penting dalam kelangsungan hidup ekosistem. Jenis frugifor (pemakan buah), misalnya kalong, mengambil buah dari pohon, memakannya di tempat lain, dan membuang bijinya di tempat itu. Hal ini membantu penyebaran tumbuhan ini. Suku tanaman bunga Sonneratiaceae yang hidup di hutan bakau, mekar pada senja hari tepat ketika kelalawar ladam (Macroglossus minimus) keluar dari tempat bertenggernya. Kelalawar ini menghisap madu bunga ini dan membantu penyerbukan. Dengan cara ini kelalawar membantu penyerbukan pohon pisang, pete dan durian. Adapun kotoran kelalawar (guano) merupakan sumber energi penting bagi ekosistem gua dan dapat dijadikan pupuk.

Posisi terbalik kelalawar pada saat tidur