"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Saturday, January 26, 2013

LONTAR : TANAMAN PALEM DI DAERAH KERING

 Pohon Kelapa, Palem dan Lontar merupakan tanaman serumpun
Lontar, rontal atau siwalan adalah kelompok tumbuhan palem dari genus Borassus yang daunnya dapat digunakan untuk menulis dan membuat sasando (alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur). Lontar tersebar di beberapa negara seperti India, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Selain untuk menulis dan membuat sasando, tumbuhan ini juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti obat, bahan bangunan dan bahan pembuat tali. Buahnya setelah dikupas dapat juga dimakan, rasanya mirip dengan buah kelapa muda. 

 Pohon Lontar
    Tumbuhan lontar termasuk anggota suku Arecaceae atau Palmae dan terdiri dari beberapa spesies seperti Borassus flabellifer dan Borassus aethiopum. Di Indonesia, lontar banyak ditemukan di beberapa wilayah seperti Aceh, Palembang, Bengkulu, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan. Tumbuhan ini biasanya ditanam di dataran rendah, dengan ketinggian tempat sekitar 0-500 m di atas permukaan laut. Lontar memerlukan curah hujan rendah, temperatur udara tinggi dan penyinaran matahari penuh bagi pertumbuhannya.
Daun Lontar
Daun Lontar
    Seperti tumbuhan monokotil umumnya, lontar ditunjang oleh akar serabut. Tinggi tanaman ini mencapai 6-20 m dengan diameter batang sekitar 20-40 cm. Daun lontar berukuran lebar dan berbentuk seperti kipas. Daunnya mempunyai banyak lekukan dengan ujung yang lancip. Bunga tersusun dalam malai atau tandan bunga. Bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Buah lontar berbentuk bulat dan berwarna hitam. Bagian ini memiliki serabut yang berwarna kuning dan biji yang keras.
Buah Lontar
Buah Lontar
    Daging buah lontar berwarna putih, kenyal dan berair. Kulit buahnya berserabut, sedangkan biji buahnya berjumlah tiga. Ketika tua, biji buah lontar sangat keras sehingga perkecambahannya memerlukan panas dan kelembaban yang tinggi. Karena itu, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dan kering, seperti di kepulauan Nusa Tenggara.
Nira Lontar
Nira Lontar
    Hampir semua bagian lontar dapat dimanfaatkan oleh manusia. Batang lontar yang keras dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan kayu bakar. Halaian daunnya sering dimanfaatkan untuk membuat atap, tikar dan kerajinan tangan. Adapun serat dari tangkai daun lontar dapat dipintal menjadi tali. Getah tumbuhan ini berguna sebagai bahan perekat. Tandan bunga lontar biasanya disadap untuk diambil niranya. Nira tersebut kemudian diolah menjadi minuman berakohol dan gula merah. Selain itu, bunga lontar juga dimanfaatkan sebagai obat wasir, sakit telinga dan pegal linu. Daging buah lontar dapat dimakan sebagai buah segar, sedangkan serabut buahnya digunakan sebagai pewangi makanan.
Daging buah Lontar
Naskah Kuno
    Sejak abad ke 16, suku-suku bangsa di Indonesia seperti suku Lombok, Bali, Bugis, dan Jawa menggunakan daun lontar untuk menulis berbagai naskah kuno yang menggambarkan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat. Naskah tersebut berisi catatan mengenai berbagai hal seperti ramuan obat tradisional, pedoman pembuatan perahu, pedoman pembuatan rumah, pedoman pemakaman, catatan perjanjian dan kumpulan syair atau prosa. Sebelum digunakan untuk menulis naskah, daun lontar biasanya dikeringkan terlebih dahulu. Naskah tersebut kemudian disusun dan dijilid menjadi sebuah buku atau kitab. Bagi masyarakat Bali, pembacaan lontar suci merupakan salah satu bagian dari ritual maligia (upacara kematian).
Naskah Kuno dari Daun Lontar

Thursday, January 24, 2013

KACANG-KACANGAN : TUMBUHAN SEGAR UNTUK LALAPAN

    Kacang-kacangan merupakan kelompok tumbuhan dikotil dari suku Fabaceae atau Leguminosae yang buahnya berbentuk polong. Tanaman ini terdiri dari sekitar 18.000 spesies yang dikelompokkan dalam tiga subsuku yaitu Papilionoideae, Mimosodeae, dan Caesalpinioideae. Kacang-kacangan pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti bahan makanan, pohon pelindung, pakan ternak dan penyubur tanah.
    Kacang-kacangan tersebar di daerah tropis dan daerah sub tropis. Meskipun demikian, kacang-kacangan jarang ditemukan di hutan taiga (hutan yang didominasi tumbuhan konifera) dan di lingkungan perairan. Kelompok tumbuhan ini memiliki bentuk yang beragam, mulai bentuk terna seperti sikejut atau puteri malu (Mimosa pudica), bentuk tumbuhan yang merambat seperti kacang panjang (Vigna unguiculata) sampai bentuk pohon yang berkayu seperti petai cina (leucaena leucocephala) dan kembang merak (Caesalpinia pulcherinna).
Kacang panjang
Daun dan Bunga
    Daun kacang-kacangan terbagi menjadi dua helai. Salah satu helainya dapat termodifikasi menjadi bentuk lain, misalnya seperti daun akasia australia (marga Acacia). Bunga kacang-kacangan terdiri dari lima sepala (daun kelopak) dan lima petala (mahkota bunga). Tumbuhan ini memiliki stamen (batang sari) yang berjumlah sepuluh. Sembilan Stamen bergabung menjadi satu kelompok, sedangkan satu stamen berdiri bebas. Beberapa anggota kacang-kacangan bahkan memiliki bentuk stamen seperti cangkir yang disebut hypanthium. Bagian Ovarium atau bakal buah darikacang-kacangan terdiri dari satu karpela (daun buah).

Buah Polong
    Salah satu ciri khas dari kacang-kacangan adalah buahnya yang berbentuk polong (legume). Buah tersebut terdiri dari satu ruangan dengan dua katup yang dapat dibuka. Panjang buahnya bervariasi mulai dari beberapa milimeter sampai lebih dari 30 cm. Buah kacang-kacangan memiliki biji yang berjaumlah satu atau lebih dari satu. Biji tersebut biasanya menempel pada salah satu katup.  Biji kacang-kacangan dapat berwarna cerah atau berwarna kusam.
Buncis
Fiksasi Nitrogen
    Akar kacang-kacangan umumnya mengadakan simbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk membentuk nodula (bintil akar). Nodula ini dapat mengikat nitrogen bebas di udara dan mengubahnya menjadi senyawa nitrat (NO3) melalui proses fiksasi nitrogen. Karena nitrat merupakan zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan, maka kacang-kacangan dapat digunakan sebagai penyubur tanah.

Bahan Makanan
    Beberapa jenis kacang-kacangan sepertikacang hijau (Phaseolus radiatus), buncis (Phaseolus vulgaris), Kacang tanah (Arachis hypogaea), ercis atau kacang polong (Pisum sativum) dan alfalfa (marga Medicago) dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Pohon Albizzia, Dalbergia, dan Robinia, dapat dijadikan bahan bangunan yang berkualitas cukup baik. Adapun jenis kacang-kacangan seperti Bauhinia, Wisteria, Cassia dan Cytissus banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Beberapa Anggota Kacang-kacangan

  • Kedelai (Glycine max). Tanaman ini termasuk anggota subsuku Papilionoideae yang bijinya diolah menjadi tempe, tahu, dan susu. Kedelai juga menghasilkan minyak yang dapat diolah menjadi margarin, mayones, dan minyak selada. Kedelai memiliki batang berbulu dan daun majemuk berganda tiga.
Kedelai
  • Petai (Parkia speciosa). Petai merupakan anggota subsuku Mimosoideae yang bijinya berbau tajam dan menyengat. Tinggi pohonnya mencapai 5-25 m dengan batang berwarna coklat kemerah-merahan. Buah petai bergantung pada bonggol pohonnya. Bijinya dikonsumsi sebagai penyedap masakan dan lalapan.
Petai
  • Johar (Cassia siamea). Anggota subsuku Caesalpiniodeae ini memiliki daun majemuk berbentuk bulat telur. Bunga johar yang berwarna kuning tersusun dalam tandan. Selain dimanfaatkan sebagai pohon pelindung dan tanaman pagar, johar juga digunakan untuk ramuan obat malaria.
Johar

JERUK : BUAH SEGAR DENGAN KANDUNGAN VITAMIN C

    Jeruk merupakan kelompok tumbuhan dikotil dari marga Citrus yang menghasilkan buah yang berbentuk bulat dan bewarna kuning atau hijau kekuning-kuningan ketika sudah matang. Anggota suku Rutacae ini tersebar di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Brazil, Amerika Serikat, Cina, Spanyol, India, Mesir dan Indonesia. Jeruk disukai banyak orang karena rasanya segar dan mengandung banyak vitamin C.
    Budidaya jeruk telah dimulai sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu oleh bangsa Cina. Pada umumnya, jeruk tumbuh di daerah dengan ketinggian 1-1.200 m di atas permukaan laut, temperatur udara sekitar 25o-30o C, dan kelembaban udara sekitar 70-80%. Tumbuhan ini juga membutuhkan penyinaran matahari yang cukup dan tanah yang subur untuk pertumbuhannya. Oleh sebab itu, jeruk tidak cocok ditanam di daerah kutub karena tanaman ini tidak tahan terhadap udara beku dan udara yang dingin.
Pohon Jeruk
Jenis Jeruk
    Jenis dan varietas jeruk yang dibudidayakan di berbagai daerah antara lain terdiri dari jeruk manis (Citrus sinensis dan Citrus aurantium), jeruk mandarin atau tangerin (Citrus reticulata), jeruk keprok (Citrus Nobilis), jeruk lemon (Citrus limon), jeruk nipis (Citrus aurantifola), jeruk besar atau jeruk bali (Citrus maxima dan Citrus grandis), jeruk Sitrun (Citus medica), jerukpurut (Citrus hystrix) dan jeruk limau atau jeruk sambal (Citrus amblycarpa). Di Indonesia sentra penanaman jeruk tersebar di Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Medan (Sumatera Utara). Buah jeruk berkualitas baik memiliki ukuran buah yang standar, umur yang cukup tua, segar, utuh dan bersih. Kulit buahnya bewarnaKuning atau Hijaukekuning-kuningan dan mudah dikupas. Selain itu, bagian ujung buahnya cekung ke dalam dan memiliki rongga antara daging dan kulit buah.

CVPD
    Jeruk diperbanyak baik secara generatif dengan biji maupun secara vegetatif dengan cangkok, okulasi dan setek. Tanaman ini rentan terhadap serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan jumlah produksinya. Beberapa jenis hama yang dapat merusak tanaman jeruk antara lain adalah kutu loncat Diaphorina citri, kutu daun Toxoptera citridus aurantii dan Aphis gossypii, serta penggerek buah Citripestis sagittiferela. Adapun penyakit yang sering menyerang jeruk antara lain adalah Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) dan penyakit tristeza. CVPD disebabkan oleh organisma berupa bakteri yang dibawa kutu loncat Diaphorina citri, sedangkan tristeza disebabkan oleh virus Citrus tristeza yang ditularkan melalui kutu daun Toxoptera.

Kandungan Gizi
    Selain air, kandungan gizi yang terdapat di dalam buah jeruk meliputi karbohidrat (gula), protein, serat makanan, vitamin C, vitamin B6, asam folat, tiamin, niasin, riboflavin, asam pantotenat, fosfor,kalsium, kalium, magnesium dan tembaga. Jeruk dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sariawan dan flu. Buah jeruk juga bermanfaat untuk mempercepat pemulihan dari sakit, menurunkan resiko stroke, kanker dan kerusakan jantung serta menurunkan kadar kolesterol darah. 
    Jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan panas, meredakan nyeri saluran pernapasan bagian atas, dan menyembuhkan radang mata. Selain buahnya, bagian kulit dan biji jeruk telah dimanfaatkan dalam produksi minyak asiri. Minyak kulit jeruk dipakai dalam pembuatan minyak wangi, sabun wangi, esensi minuman,  dan campuran kue. Selain itu, bagian buah jeruk yang terbuang digunakan dalam proses pembuatan gula tetes, alkohol dan pektrin.
 Jeruk Bali
 Jeruk Manis
 Jeruk Sitrun
 Jeruk Keprok Batu
 Jeruk Lemon
 Jeruk Nipis
 Jeruk Purut
Jeruk Mandarin

Friday, January 18, 2013

JATI : TANAMAN BERKAYU KERAS

    Jati (Tectona grandis) adalah spesies tumbuhan dikotil dari suku Verbenaceae yang batangnya berkayu kera sehingga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan furnitur. Tumbuhan yang berasal dari India, Myanmar dan Thailand ini kini tidak hanya ditanam di Asia, tetapi juga ditanam di Afrika dan Amerika Tengah. Pohon jati memiliki nilai ekonomis tinggi karena batang, daun, dan bunganya dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan.

Jenis Jati
    Jati terdiri dari beberapa jenis atau kultivar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, antara lain jati muare, jati doreng, jati gembol, dan jati emas. Jati muare memiliki batang yang berwarna cokelat kekuning-kuningan. Tanaman ini termasuk jenis jati yang langka sehingga harganya lebih mahal daripada jati biasa. Batang jati doreng memiliki banyak lingkaran tahun yang mengandung lignin (zat kayu). Batang jati gembol memiliki struktur yang tidak biasa akibat serangan suatu penyakit. Oleh sebab itu, batang tanaman ini seolah-olah memiliki ornamen-ornamen yang menyerupai bentuk binatang atau bentuk benda-benda lainnya. Adapun jati emas memiliki batang yang berwarna kuning keemasan. Meskipun jati emas dapat tumbuh dengan cepat, ukuran tanaman ini tidak terlalu tinggi.

Kultur Jaringan Tunas Akar
    Pada awalnya, pohon jati diperbanyak secara generatif dengan biji. Akan tetapi, proses ini memerlukan waktu yang lama. Sejalan dengan perkembangan bidang bioteknologi para ahli botani menemukan metode perbanyakan tanaman jati secara vegetatif melalui teknologi kultur jaringan pada tahun 1990-an. Teknologi yang memanfaatkan jaringan tunas akar ini dapat menghasilkan bibit jati dalam jumlah yang lebih banyak dan dalam waktu yang lebih singkat.

Sumber Devisa Non Migas
    Di Indonesia, pohon jati telah ditanam di Pulau Jawa sejak pertengahan abad ke 19. Karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi , jati dijadikan sebagai sumber devisa non migas yang penting bagi Indonesia. Pada mulanya, pusat penanaman jati di Indonesia terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi, tanaman ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah lain seperti Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku.

Fancy Wood
    Pohon jati menghasilkan kayu yang keras, kuat, serta tahan lama. Setelah menjadi tua tanaman ini menyekresikan minyak sehingga rayap tidak mau memakannya. Kayu jati yang telah tua akan tampak lebih indah apabila dipelitur. Oleh sebab itu, kayu jati dikatagorikan sebagai fancy wood (kayu mewah) yang digunakan sebagai bahan perabot rumah tangga pada industri furniture dan sebagai bahan bangunan pada bidang properti. Kusen, pintu, dan jendela yang terbuat dari kayu jati memiliki harga yang lebih tinggi daripada yang dibuat dari kayu lain. Selain kayunya, ekstrak dari daun dan bunga jati juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kronis bronkitis dan tuberkolosis (TBC). Di bidang industri, daun jati juga digunakan sebagai pewrna tikar dan tekstil. Kepompong ulat jati sering dijadikan sumber protein hewan di sebagian masyarakat pulau Jawa.
 Jati Doreng
 Jati Putih
 Jati Hijau
Jati Emas

Thursday, January 10, 2013

PROFIL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


28. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(UU NO. 46 TAHUN 1999)
Berdiri
:  14 Agustus 1958
Ibukota
: Mataram
Luas Wilayah
: 19.708,79  Km2
Letak Astronomis
: 8o30'LS - 9o LS dan 115oBT - 119o BT
Terdiri dari
: 7 Kabupaten, 2 Kota, 100 Kecamatan dan 711 Desa
Jumlah Penduduk
: 4.161.431  jiwa
Identitas daerah
: Flora : Bajan Kelincung
: Fauna : Rusa Timur
Komoditas Utama
: Bawang, Kelapa, Kopi, Sapi
Bahan Galian
:  Perak
Industri
: Tenun
Pembagian Wilayah Kabupaten dan Kota
No
Nama Kabupaten/Kota
Ibukota
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Jumlah
Jumlah
(Km2)
Sensus 2005
Kecamatan
Desa
1
Lombok Barat
Mataram
1.672,81
736.66
15
120
2
Lombok Tengah
Praya
1.250,03
810.099
12
112
3
Lombok Timur
Selong
2.142,78
1.042.765
20
105
4
Sumbawa
Sumbawa Besar
6.643,68
381.443
20
135
5
Dompu
Dompu
2.391,54
200.401
8
52
6
Bima
Raba-Bima
3.475,38
426.034
14
150
7
Sumbawa Barat
Taliwang
1.849,02
92.116
5
37
8
Kota Mataram
Mataram
61,30
350.689
3
 -
9
Kota Bima
Bima
222,25
121.224
3
 -
Ragam Budaya
Bahasa Daerah
: Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Lagu Daerah
: Iprimura rame-rame, Tutu Kode
Alat Musik
: Serunai, Keloko
Tarian
: Tari BatuNganga, Mpaa Lengo
Makanan Khas
: Ebatan
Senjata Tradisonal
: Sampari, Sondi, Keris
Suku
: Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Rumah adat
: Istana Sultan Sumbawa
Lapangan Udara
: Selaparang
Pelabuhan Laut
: Mataram
Universitas
: Universitas Mataram
Cerita Rakyat
: Tidak tahu diri
Agama
: 96% Islam, sisanya Kristen, Hindu dan Budha
Pahlawan
: -
Taman  Nasional 
: TN.Gunung Rinjani
Fauna dilindungi
:  -
Gunung Tertinggi
: G. Rinjani (3.726 m)
Sungai Terpanjang
:  Brang Beh
Danau Terluas
:  Danau Segara Anak
Pulau Terbesar
:  P. Sumbawa
Kabupaten Terluas
:  Sumbawa