"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Saturday, August 22, 2015

KELINCI : MAMALIA PELOMPAT YANG GESIT

    Bangsa atau ordo kelinci (lagomorphia) terdiri dari dua suku, yaitu Leporidae yang terdiri dari terwelu dan kelinci serta Ochtonidae yang mencakup pika. Mereka adalah mamalia yang memiliki gigi seri panjang dan terus tumbuh. Mereka adalah pelari cepat dan gesit. Meskipun dapat berjalan, biasanya kelinci melompat-lompat dengan cepat. Kelinci tersebar hampir di seluruh dunia. 

 Kawanan Kelinci
    Gigi kelinci digunakan untuk mengunggis rumput, akar atau daun. Mereka suka hidup di padang rumput terbuka yang ditumbuhi dengan beberapa pohon atau semak belukar. Telinganya menjadi pusat pengaturan panas dan pengendalian aliran darah. Makannya meliputi rumput, biji-bijian, dan akar-akaran. Sebagian makanan yang dicerna dikeluarkan lagi dalam bentuk butiran lembek, lalu dimakan lagi sebagai gizi tambahan.
 Kelinci Kutub
Kelinci
    Kelinci adalah hewan mamalia berukuran kecil sampai sedang yang hidup di tanah. Telinganya panjang dan besar namun ekornya pendek. Jenis yang paling dikenal adalah kelinci liar eropa (Oryctolagus cuniculus). Kelinci memiliki kesanggupan adaptasi yang besar. Kemampuan berkembang biaknya cepat. Besar tubuh hewan betina dan jantan tidak banyak berbeda. Dengan jarak sebulan, kelinci liar eropa sanggup berkembang biak sepanjang tahun. 
    Liang tempat tinggal kelinci biasanya diberi tanda dengan air kencing dan kotorannya agar hewan lain takut. Selain kelinci liar eropa, ada pula kelinci begal dan kelinci ekor kapas. Kelinci begal dinamakan demikian karena telinganya mirip dengan keledai, panjang menjuntai. Kelinci ekor kapas disebut demikian karena ekornya berbulu halus.
Terwelu
Terwelu
    Terwelu adalah hewan terbesar pada bangsa Lagomorphia. Ciri fisiknya terletak pada daun telinga yang panjang, ekor pendek, tungkai belakang panjang, dan tubuhnya yang ramping. Ciri fisik ini membuat ia mudah berlari cepat. Terwelu adalah pemakan tumbuhan dan terutama menghuni padang rumput. Daerah penyebarannya luas. Hewan ini terdiri dari banyak spesies, baik di Afrika, Amerika Utara, maupun di Australia dan Selandia baru. Terwelu terbagi atas terwelu kutub (lepus arcticus) dan terwelu Eropa (Lepus cepansis). Hidup terwelu kutub tergantung pada kulit batang tanaman Arktik sehingga penyebarannya juga terbatas.
Pika
Pika
    Pika menyerupai kelinci kecil namun tidak berekor dan bertelinga pendek. Ada sekitar 12 spesies yang terdapat di Eropa Timur sampai Jepang dan pegunungan Himalaya hingga Siberia. Sejumlah spesies juga terdapat di Alaska sampai pegunungan Rocky mountains. Proses perkembangbiakannya bergantung pada musim dan tempat tinggalnya. Pika hidup berkelompok dalam koloni dan tidak berpindah-pindah tempat. Di musim panas, pika gemar memotongi batang rerumputan dan mengeringkannya di bawah sinar matahari. Kumpulan rumput kering ini digunakan sebagai cadangan makanan pada musim dingin

Tuesday, August 18, 2015

TERATAI : TUMBUHAN AIR TAWAR PENGHIAS KOLAM

    Teratai, lotus atau padma adalah kelompok tumbuhan air tawar dari bangsa Nymphaees yang berdaun lebar dan biasa digunakan sebagai penghias kolam, taman air dan akuarium. Kelompok tumbuhan dikotil ini mencakup lima suku, yaitu Nymphaeaceae, Barclayaceae, Cabombaceae, Ceratophyllaceae dan Nelumbonaceae. Selain sebagai tanaman hias, teratai juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal bagi ikan-ikan dan hewan air lainnya serta sebagai bahan makanan dan obat bagi manusia.
    Daun teratai yang berbentuk bundar dan rata biasanya mengapung di permukaan air. Permukaan atas daun yang berwarna hijau ditutupi dengan lapisan lilin, sedangkan permukaan bawah yang berwarna ungu ditutupi oleh bulu-bulu halus.
Bunga Teratai Mekar
Rhizoma
    Sebagian besar teratai memiliki batang yang termodifikasi menjadi rhizoma (akar rimpang). Akar yang mengandung pati ini biasanya terbenam dalam lumpur atau terapung di badan air. Bunga teratai berbentuk seperti cawan dan biasanya berwarna putih, kuning atau merah muda. Bunga yang tersembul di atas permukaan air tersebut didukung oleh tangkai panjang yang berbulu. Buah teratai terdiri dari beberapa biji. Selain dengan biji, tanaman ini juga diperbanyak dengan akar rimpangnya.

Nymphaea
    Salah satu kelompok teratai yang banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias adalah genus Nymphaea. Kelompok ini mencakup sekitar 35 spesies, antara lain Teratai putih Amerika Utara dan teratai putih Eropa (Nymphaea alba) dan teratai Mesir (Nymphaea lotus). Teratai putih Amerika Utara dan teratai putih Eropa memiliki bunga yang berbau harum dan berukuran besar. Adapun bunga teratai Mesir biasanya berwarna putih atau merah muda.

Lotus
    Selain Nyimphaea, genus Nelumbo juga dibudidayakan di berbagai tempat sebagai tanaman hias dan sumber bahan makanan. Kelompok ini mencakup beberapa spesies teratai seperti Lotus India atau Seroja (Nelumbo nucifera), Lotus amerika (Nelumbo lutea) dan lotus Amerika Utara (Nelumbo pentapetala). Lotus india umumnya memiliki bunga yang berwarna putih atau merah muda, sedangkan lotus Amerika dan lotus Amerika Utara umumnya memiliki bunga yang berwarna kuning  cerah.

Teratai Raksasa
    Teratai terbesar di dunia adalah teratai dari genus Victoria yang berasal dari Amerika Selatan. Teratai raksasa ini terdiri dari dua spesies yaitu teratai royal atau teratai amazon (Victoria amazonica) dan teratai Santa cruz (Victoria cruziana). Diameter dari daun teratai royal dan teratai santa cruz mencapai sekitar 60-180 cm. Tumbuhan ini memiliki daun yang bagian tepinya tertekuk ke atas, sedangkan bunganya berwarna putih atau merah muda.

Manfaat dan Masalah Teratai
    Bagian daun dan akar rimpang dari Teratai dapat digunakan sebagai bahan makanan. Tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat diare, demam, mual dan kolera. Meskipun demikian, peningkatan populasi Teratai yang terlalu cepat dapat menimbulkan masalah bagi sistem pengairan dan irigasi.

 Teratai Merah jingga
 Lotus
Hamparan teratai

Monday, August 17, 2015

PETA DAN SEJARAH SINGKAT 34 PROVINSI DI INDONESIA

    Jumlah Provinsi di Indonesia saat ini ada 34 Provinsi, dengan dimekarkannya Provinsi Kalimantan Timur menjadi Provinsi baru yaitu Provinsi Kalimantan Utara. Provinsi baru ini dibentuk melalui keputusan sidang paripurna DPR tanggal 25 Oktober 2012. Provinsi Kalimantan Utara luasnya 77.382 Km2 dengan jumlah penduduk 611.000 jiwa. Ibukotanya Tanjung Selor, sebelumnya ibukota kabupaten Bulungan. Wilayahnya meliputi Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tanah Tidung.
    Dalam sejarahnya perkembangan jumlah Provinsi di Indonesia senantiasa mengalami perubahan yaitu :
1. Tahun 1945-1949 ada 8 daerah administrasi yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Tahun 1949-1950 Indonesia berbentuk Federasi dengan jumlah 15 negara bagian dan negara Indonesia , hasil dari Konferensi Meja Bundar di Denhag, Belanda.
3. Tahun 1950, Indonesia kembali ke negara kesatuan dengan penambahan 4 provinsi baru yaitu Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Tahun 1956, Kalimantan dipecah menjadi 3 Provinsi yaitu Kalimantan Timur,Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan
5. Tahun 1957, tambahan 5 Provinsi baru yaitu DKI Jakarta dan pecahan Sumatera Tengah antara lain Jambi, Riau, Sumatera Barat, dan Daerah Istimewa Aceh
6. Tahun 1959, tambahan 4 Provinsi dari pemekaran Kalimantan Selatan dan Provinsi Sunda kecil yaitu Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah.
7. Tahun 1960, tambahan 2 Provinsi dari pemekaran Provinsi Sulawesi yaitu Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
8. Tahun 1963, bertambah Provinsi Irian Jaya setelah PBB menyerahkan Irian Jaya ke Indonesia.
9. Tahun 1967, tambahan Provinsi Bengkulu dari pemekaran Provinsi Sumatera Selatan
10. Tahun 1976, Timor Timur berintegrasi ke Indonesia, sehingga jumlah Provinsi di Indonesia menjadi 27.
11. Tahun 1999, Provinsi Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia, sehingga pada tahun 1999 jumlah provinsi di Indonesia menjadi 26.
12. Tahun 1999 Jumlah Provinsi di Indonesia kembali 27 dengan dibentuknya Provinsi Maluku Utara, hasil pemekaran Provinsi Maluku.
13. Tahun 2000 tambahan 3 Provinsi baru hasil pemekaran yaitu Banten, pemekaran dari Provinsi Jawa Barat, Gorontalo dari pemekaran Provinsi Sulawesi Utara dan Bangka Belitung pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan sehingga Jumlah Provinsi Indonesia menjadi 30.
14. Tahun 2001 Provinsi Irian Jaya Barat terbentuk hasil pemekaran dari Provinsi Papua sehingga jumlah Provinsi di Indonesia menjadi 31.
15. Tahun 2002 dibentuk Provinsi Riau Kepulauan hasil pemekaran Provinsi Ri, menjadikan Indonesia memiliki 32 Provinsi
16. Tahun 2004 terbentuk Provinsi Sulawesi Barat hasil pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga jumlah Provinsi di Indonesia menjadi 33.
17. Tahun 2012 dibentuk Provinsi Kalimantan Utara, hasil pemekaran Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga saat ini Jumlah Provinsi di Indonesia menjadi 34.

Berikut ini Distribusi 34 Provinsi di Indonesia :
P. Sumatera : Ada 10 Provinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka-Belitung dan Lampung

Pulau Jawa ada 6 Provinsi yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur

Pulau Kalimantan ada 5 Provinsi antara lain Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

 
Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil) ada 3 Provinsi antara lain Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

Pulau Sulawesi : Ada 6 Provinsi antara lain Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara

Pulau Papua dan Kepulauan Maluku : Ada 4 Provinsi antara lain Provinsi Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat dan Papua.

Monday, August 10, 2015

PERAK : LOGAM MULIA DARI ZAMAN PRA SEJARAH

    Perak atau Argentum adalah unsur kimiadengan lambang Ag dan merupakan salah satu logam mulia. Dalam keadaan murni, perak berwarna putih serta bersifat lunak dan lentur sehingga mudah ditempa. Dalam sistem periodik perak terdapat pada golongan 1B periode 5. Nomor atom perak adalah 47 dan massa atom relatifnya 107,87 gr/mol. Logam ini memiliki titik didih pada suhu 2.212oC dan titik leburpada suhu 961,9oC. Perak telah dikenal sejak zaman prasejarah. Tidak ada yang tahu secara pasti siapa yang pertama kali menemukan logam ini. Yang jelas perak telah dikenal manusia sejak tahun 3000 SM. Struktur kristal perak berbentuk kubus. Perak memiliki jumlah proton/elektron sebesar 47 dan neutron 61.
Argentit
    Di kulit bumi, perak terdapat dalam bentuk unsur bebas bercampur dengan emas dan tembaga, disamping sebagai bijih argentik yang mengandung sulfur/belerang. Campuran perak atau bijihnya dilarutkan kedalam larutan nitrium sianida untuk menghasilkan senyawa kompleks perak sianida. Senyawa ini kemudian direduksi dengan seng untuk mendapatkan logam perak murni. Reaksi ini menghasilkan kristal perak dan larutan tembaga nitrat yang berwarna biru kehijauan. Selain itu perak juga bisa didapat dengan ektraksi penyelupan senyawa logam lain seperti tembaga, timah, atau seng kedalam larutan perak nitrat. Tambang perak terbesar terdapat di kawasan Amerika Utara, Meksiko, Peru dan Rusia. Bijih perak yang diperoleh dari pertambangan lalu dilelehkan . Logam yang dihasilkan kemudian dimurnikan untuk memisahkan logam-logam yang tercampur. Di Indonesia sendiri logam perak diproduksi sebagai hasil sampingan pada pengolahan tembaga seperti di Papua.
Sifat Perak
    Perak terlalu lunak untuk digunakan dalam keadaan murni. Pada umumnya logam ini dijadikan aliase (Campuran logam yang terbentuk karena pelelehan) dengan logam lain seperti tembaga, aluminium, emas, timah dan seng. Selain itu, perak dimanfaatkan sebagai katalis (zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi) 
    Senyawa perak banyak digunakan sebagai reagen (bahan yang dipakai dalam reaksi kimia) misalnya perak nitrat. Adapun perak klorida dan perak bromida digunakan untuk pembuatan film dan kertas foto. Perak lebih keras daripada emas, tetapi lebih lunak daripada tembaga. Karena dapat lunak dan lentur, logam ini dapat ditempa menjadi lembaran yang begitu tipis sehingga tembus cahaya atau ditarik menjadi kawat yang sangat halus. Perak stabil di udara dan air murni serta kan berkilauan jika terkena ozon, hidrofen sulfida, atau udara yang mengandung sulfur atau belerang.
Pemanfaatan Perak
    Perak umumnya dibentuk menjadi perhiasan atau uang logam. Peralatan makan seperti sendok dan garpu juga banyak yang dibuat dari perak. Selain itu, logam ini juga dipakai dalam industri elektronik sebagai bahan baku plat elektronik dan komputer serta pembuatan film fotografi. Industri fotografi sangat banyak menghabiskan perak untuk film dan kertas foto. Perak juga digunakan untuk menyepuh permukaan suatu benda, seperti dalam mata uang. Biasanya, benda sepuhan perak lebih kuat dan lebih murah daripada perak sejati.
   Perak juga merupakan logam yang memiliki daya hantar listrik yang baik, tidak teroksidasi oleh udara, dan tidak bereaksi terhadap asam. Perak murni memiliki konduktivitas listrik dan panas terbesar dari semua logam. Akan tetapi, perak tidak digunakan sebagai kabel listrik, karena harganya yang mahal.Pada masyarakat di indonesia perhiasan dari perak banyak digemari, karena selain indah harganyapun tidak terlalu mahal. Di bidang kedokteran, perak digunakan dalam pembedahan dan kedokteran gigi. Gigi palsu manusia juga banyak dibuat dari logam ini.

Perak Argentit
 Mineral Perak
 Miniatur Borobudur terbuat dari Perak Kotagede, Yogyakarta
Butiran Perak genure

Sunday, August 9, 2015

AUSTRALOPTHICUS : SPESIES KERA PURBA YANG TELAH PUNAH

    Mahluk yang dinamai Australopthicus oleh para evolusionis sesungguhnya hanyalah jenis kera yang telah punah. Fosil Australopithecus pertama ditemukan oleh ahli paleantologi evolusionis Raymond Dart. Spesimen pertama yang ditemukannya diberi nama "Anak Taung". Dart berpendapat bahwa fosil ini yang berasal dari manusia yang masih sangat muda, memiliki penampakan menyerupai manusia. Akan tetapi, penemuan yang terjadi di tahun-tahun setelahnya menunjukkan bahwa spesies Australopithecus benar-benar memiliki wajah kera.
 Ilustrasi Australopithecus Minum Dari aliran Sungai
    Berdasarkan temuan berupa fosil tengkorak Australopithecus aferensis dan simpanse modern sangatlah mirip. Kesamaan ini memperkuat kebenaran bahwa mahluk yang digolongkan kedalam kelompok Australopithecus adalah spesies kera dan tidak ada hubungannya dengan manusia. Adapun gambar evolusi yang memperlihatkan Australopithecus sedang berjalan, telah dinyatakan keliru oleh berbagai penemuan ilmiah terkini.
 
   Fosil Tengkorak Australopithecus
    Australopithecus secara bahasa berarti "kera daerah selatan". Seluruh spesies Australopithecus yang dimasukkan kedalam pengelompoka yang berbeda, menyerupai kera zaman sekarang. Ukuran tengkorak mereka adalah sama, atau lebih kecil dari simpanse yang kita temui sekarang. Terdapat bagian-bagian menonjol di bagian tangan  dan kaki yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti Simpanse masa kini, dan kaki mereka memiliki kemampuan untuk berpegangan pada dahan pohon. Banyak ciri lain seperti dekatnya jarak kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang bawah, lengan yang panjang, kaki yang pendek, yang membuktikan mahluk ini tidaklah berbeda dari kera masa kini.
 Rekontruksi Wajah Australopithecus
    Evolusionis menyatakan, walaupun jenis Australopithecus memiliki anatomi kera, mereka berjalan tegak seperti manusia. Dua ahli anatomi terkenal tingkat dunia asal Inggris dan Amerika Serikat, Lord Solly Zuckerman dan Prof.Charles Oxnard telah melakukan penelitian mendalam tentang berbagai spesimen Australopithecus. Penelitian mereka mengungkapkan mahluk ini bukanlah bipedal atau berjalan dengan dua kaki, dan memiliki cara berjalan yang serupa dengan kera zaman sekarang. Setelah meneliti tulang-tulang dan fosil tersebut selama 15 tahun, dengan bantuan dana dari pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan 5 orang spesialis sampai pada kesimpulan- walaupun Zuckerman sendiri adalah evolusionis- bahwa Australopithecus hanyalah jenis kera biasa dan sama sekali bukan bipedal atau berjalan diatas dua kaki. Disamping itu Oxnard yang juga seorang evolusionis juga menyerupakan struktur rangka Australopithecus dengan orang utan modern. Analisis mendalam yang dilakukan oleh antropolog Amerika Holly Smith pada tahun 1994 tentang gigi-gigi Australopithecus menunjukkan bahwa Australopithecus adalah sejenis kera.
 Kelompok Australopithecus di Hutan
    Pada tahun yang sama, Fred Spoor,Bernard Wood dan Frans Zonneveld seluruhnya ahli anatomi, mencapai kesimpulan yang sama melalui metoda yang sama sekali berbeda. Metoda ini berdasarkan pada analisis perbandingan rongga semi sirkular pada telinga bagian dalam manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Rongga telinga bagian dalam dari semua spesimen Australopithecus yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld ternyata sama seperti yang terdapat pada kera modern. Penemuan ini sekali lagi menunjukkan jenis Australopithecus adalah spesies yang menyerupai kera modern.   
   Dengan demikian penemuan ilmiah membantah pernyataan evolusionis mengenai "Lucy" yakni spesimen paling terkenal dari spesies Australopithecus. Jurnal Ilmu Pengetahuan Perancis, Science et Vie edisi Februari 1999, mengakui fakta ini dengan judul utamanya " Selamat Tinggal Lucy " (Adieu Lucy) dan menyatakan bahwa Australopithecus tidak dapat dianggap sebagai nenek moyang manusia.

Sumber Referensi : Harun Yahya : Menyingkap Tabir Evol