"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Wednesday, December 24, 2014

SAPI : MAMALIA TERNAK PENGHASIL SUSU DAN DAGING

 Induk Sapi dan Anaknya
    Sapi merupakan kelompok herbivora pemamah biak dari genus Bos yang berkaki empat, bertanduk besar dan berongga, serta berkuku genap. Anggota suku Bovidae ini mencakup sapi piaraan, yak dan banteng. Sapi telah didomestikasi atau dijinakkan oleh manusia sejak  8.500 tahun yang lalu. Dua spesies sapi piaraan yaitu Bos taurus dan Bos indicus telah diternakan secara luas di berbagai negara.

 Sapi Bali
    Sebagai ruminansia (hewan pemamah biak) lambung sapi terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulorumen, omasum, dan abomasum. Pakan yang telah dikunyah akan dicampur dengan air liur dan kemudian ditelan kedalam rumen. Di dalam rumen pakan dicerna dengan bantuan bakteri. Pakan selanjutnya masuk ke dalam retikulorumen untuk dilembutkan dan dibentuk menjadi pelet. Setelah selesai merumput atau makan, sapi mengunyah kembali pelet di dalam mulutnya. Setelah satu jam, pelet tersebut masuk ke dalam omasum dan abomasum.


Sapi Madura
Sapi Potong
    Berdasarkan produk yang dihasilkannya, sapi digolongkan dalam dua jenis yaitu sapi potong dan sapi perah. Sapi potong di Indonesia umumnya terdiri dari sapi lokal, sapi hasil persilangan, dan sapi impor. Varietas sapi potong tersebut antara lain sapi bali, sapi madura, sapi ongole, sapi peranakan ongole (PO), sapi aberdeen angus, sapi simmental, dan sapi brahman. Sapi bali merupakan sapi lokal yang berasal dari domestikasi banteng (Bos javanicus). 
Sapi Aberdeen Angus
   Sapi madura merupakan hasil persilangan antara sapi zebu (Bos indicus) dan banteng. Sapi ongole merupakan keturunan sapi zabu di India, sedangkan sapi peranakan ongole (PO) merupakan hasil persilangan antara sapi lokal dan sapi ongole. Adapun sapi aberdeen angus, sapi simmental, dan sapi brahman merupakan sapi impor yang bersal dari Skotlandia, Swiss dan India.

Sapi Frieland holand, Belanda
Sapi Perah
    Pada umumnya sapi perah digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu sapi subtropika dan sapi tropika. Sapi subtropika meliputi varietas sapi fries holland atau frisian holstein (FH) dari Belanda, sapi jersey dan sapi guetnsey dari Inggris, sapi ayrshire dari Skotlandia dan sapi brown Swiss dari Swiss. Sapi tropika meliputi varietas sapi sahiwal, sapi gir, sapi hariana, sapi tharparker dan sapi red sindhi dari India serta peranakan friesian holstein (PFH) atau sapi grati. Sapi PFH atau sapi grati merupakan persilangan antara sapi lokal Indonesia dan sapi FH.`

Sapi Ongole dari India
Produk Olahan Susu
    Sapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Daging dan susu sapi merupakan bahan makanan yang kaya lemak, protein, karbohidrat dan air. Daging sapi dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, sedangkan susu sapi diolah menjadi berbagai produk olahan susu seperti keju, es krim, mentega, dan yoghurt. Kulit, tulang, dan tanduk sapi umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri tas, sepatu, dan kerajinan tangan. Kotoran sapi dimanfaatkan sebagai pupuk kandang, sedangkan tenaganya digunakan untuk menarik gerobak dan membajak lahan, bahkan diperlombakan dalam sebuah festival misalnya karapan sapi di Madura, Jawa Timur.
Sapi Yak dari Himalaya
Yak
    Salah satu spesies sapi yang hidup di pegunungan Himalaya adalah Yak (Bos grunnies). Yak hidup di daerah berketinggian 3.200-5.400 m di atas permukaan laut. Hewan ini mampu beradaptasi dengan temperatur udara dibawah 0oC karena memiliki bulu yang tebal. Selain dikonsumsi dagingnya, penduduk setempat memanfaatkan yak untuk menggarap lahan pertanian serta mengangkut barang dan manusia.

Wednesday, December 17, 2014

TROPIKA : BENTANG ALAM DI DAERAH TROPIS

    Tropika adalah kawasan di bumi, baik di darat maupun laut, yang terletak sekitar 2.570 km di utara dan selatan khatulistiwa. Kawasan ini dibatasi oleh dua garis imajiner, yaitu Tropika Cancer dan Tropica Capricorn. Tropika Cancer terletak pada 23o27' LU, sedangkan Tropica Capricorn pada 23o27"LS. Kawasan ini senantiasa mendapat sinar matahari secara langsung, sehingga bersuhu hangat hingga panas sepanjang tahun.
    Di tropika suhu tidak banyak berubah karena jumlah sinar matahari hanya sedikit berbeda darimusim ke musim. Di daerah khatulistiwa matahari bersinar 12 jam per hari. Dipinggir tropika, sinar matahari bervariasi dari sekitar 13,5 jam pada musimpanas.

Musim Hujan dan Kemarau
    Sebagian besar kawasan tropika memilikimusim hujan dan kemarau yang tetap. Kawasan yang dekat dengan khatulistiwa memiliki banyak curah hujan pada segala musim dan ditumbuhi hutan hujan tropis. Adapun kawasan yang berada di sebelah utara dan selatan khatulistiwa, musim hujan terjadi setahun sekali dan dua kali musim kemarau yang singkat. Kawasan ini ditumbuhi hutan dengan pohon yang daunnya gugur selama musim kemarau. Daerah yang lebih jauh dari khatulistiwa memiliki satu musim kemarau yang panjang setiap tahun. Kawasan ini ditumbuhi sabana yaitu padang rumput dengan pepohonan dan semak.
Hutan Hujan Tropis
    Di kawasan tropika, hutan hujan tropis hanya menutupi sekitar 6-7% permukaan bumi. Akan tetapi hutan ini dapat menghidupi lebih dari separuh spesies flora dan fauna di bumi. Manusiapun memperoleh manfaat dari hutan hujan tropis seperti sumber kayu, makanan dan obat-obatan. Hutan hujan tropis juga dapat mengatur iklim bumi dan membersihkan udara dengan cara menyerap gas karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Disamping itu hutan hujan tropis juga menjadi tempat tinggal jutaan orang, seperti suku Indian di Amerika Selatan, Dayak di Kalimantan, dan orang Pygmi di afrika Tengah. Mereka hidup dari berburu, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan dan bertani.

Konsevasi Hutan Tropika
    Organisasi Konservasi hutan tropika, seperti World Wildlife Fund (WWF), Consevation International, dan Nature Consevancy, bekerjasama dengan pemerintah di seluruh negara di dunia untuk menyelamatkan hutan tropis. Kerjasama tersebut antara lain dengan menetapkan kawasan hutan lindung, mengatur hutan secara bijaksana, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat hutan.
 Hutan Tropis basah
 Hutan hujan Tropis Amazone
Hutan hujan Tropis Indonesia

BAJING : RODENSIA PENGHUNI POHON

    Bajing (squirrels) adalah nama umum bagi kelompok rodensia (mamalia pengerat) dari suku Sciuridae yang mencakup bajing pohon, bajing tanah, dan bajing terbang. Istilah bajing seringkali rancu dengan tupai (bangsa Tupaioidea atau Scandentia). Bajing tersebar di berbagai habitat di seluruh dunia, kecuali Selandia Baru, Australia, Madagaskar dan Antartika. Bajing sering menjadi hama bagi tanaman komersial. Hewan ini juga kerap diburu oleh manusia untuk diambil daging dan bulunya.
    Kelompok bajing dapat dibagi menjadi 5 sub suku, 51 genus dan 278 spesies. Spesies bajing terkecil yaitu bajing kerdil afrika (Myosciurus pumilio) hanya berbobot 15 gram dengan panjang badan 8 cm dan panjang ekor 5 cm. Adapun spesies bajing terbesar yaitu bajing raksasa asia (Ratufa sp) berbobot sampai 3 kg dengan panjang tubuh mencapai 90 cm, termasuk ekor.
Bajing

Gigi Seri
    Bajing memiliki ekor yang panjang dan berbulu tebal. Ekor tersebut berfungsi sebagai alat keseimbangan. Moncong bajing tidak terlalu panjang. Matanya berwarna hitam, sedangkan telinganya berbentuk bulat. Bajing dapat mencengkram pohon dengan kuat karena memiliki cakar yang tajam. Selain memiliki 4 gigi seri berukuran besar yang tumbuh sepanjang hidupnya, bajing juga memiliki 8 gigi seri tambahan pada rahang atas dan rahang bawahnya. Pakan hewan pengerat ini berupa buah-buahan, biji-bijian, jamur, serangga dan telur burung.

Drey
    Selain tinggaldi dalam lubang pohon, bajing yang hidup di wilayah utara juga membangun sarang khusus yang terbuat dari ranting pohon. Sarang yang sering disebut drey itu ,digunakan sebagai tempat untuk beristirahat selama musim dingin. Bajing akan keluar mencari makan pada saat cuaca hangat.
    Pada akhir musim dingin, bajing memasuki musim kawin. Masa hamil berlangsung 33-60 hari, tergantung spesies. Bajing betina dapat melahirkan dua kali dalam setahun. Dalam satu kali kelahiran 2-6 anak bajing akan dilahirkan. Setelah 5-8 minggu, anak bajing mulai mencari makan sendiri.

Bajing Pohon
    Seperti namanya, bajing pohon (tree squirrels) menghabiskan waktunya untuk hidup di atas pohon. Hewan bermoncong pendek ini mencari pakan pada siang hari. Contoh spesies bajing pohon adalah bajing abu-abu amerika (Sciurus carolinensis), bajing merah (Sciurus vulgaris) dan bajing hudson (tamiasciurus hudsonicus).
Bajing Pohon

Bajing Tanah
    Bajing tanah (ground squirrels) terdiri dari 6 genus yang antara lain mencakup marmot, anjing prairi dan chipmunk. Marmot memiliki ukuran tubuh yang besar. Panjangnya bisa mencapai 30-60 cm dengan berat kurang lebih 7 kg. Contoh spesies marmot adalah marmot hutan atau woodchuck (Marmota monax) dan marmot alpen (Marmota marmota).
    Anjing prairi (prairi dog) hidup di daerah padang rumput Amerika Utara. Bajing yang bersarang di dalam tanah ini berukuran sekitar 30-40 cm (termasuk ekornya). Contoh spesies anjing prairi adalah anjing prairi meksiko (Cynomys mexicanus) dan anjing prairi ekor hitam (Cynomys ludovicianus).
    Chipmunk memiliki bulu yang berwarna cokelat dengan garis-garis memanjang yang di punggungnya. Seperti bajing pada umumnya, chipmunk memilikigerakan yang gesit dan aktif mencari makan pada siang hari. Pakannya berupa biji-bijian dan kacang-kacangan. Contoh spesies chipmunk adalah chipmunk siberia (Tamias sibricus) dan chipmunk timur (Tamias striatus).
Bajing Tanah

Bajing Terbang 
    Meskipun disebut bajing terbang (flyng squirrels), hewan ini sebenarnya tidak terbang melainkan melayang atau meluncur. Hal ini disebabkan karena bajing terbang memiliki membram atau kulit tipis di antara kaki depan dan kaki belakangnya. Hewan noktural ini umumnya bersarang di lubang-lubang pohon. Contoh spesies bajing terbang adalah bajing terbang wol (Eupetaurus cinereus) dan bajing terbang siberia (Pteromys volans)
Bajing Terbang

Tuesday, December 16, 2014

SINGA : PENGUASA PADANG SAVANA

    Singa (Panthera leo) adalah nama spesies anggota suku Felidae, kerabat kucing besar yang dapat mengaum, paling besar, paling kuat, dan dijuluki raja hutan. Singa hidup di tempat terbuka. Tubuhnya agak buntak (pendek berotot) dengan warna bulu kuning kecokelatan. Pada bagian bawah perutnya berwarna lebih muda. Ekornya panjang, berbulu sedikit dan berakhir dalam segumpal bulu hitam yang menutupi duri bertanduk. Singa jantan bertubuh besar dan berbulu surai (bulu panjang di sekitar leher). Sebaliknya singa betina lebih kecil dan tidak berbulu surai.

 Keluarga Singa
    Singa sering mengeluarkan suara dari erungan lemah hingga erungan yang sangat keras. Singa hidup dalam kelompok-kelompok yang besarnya bervariasi dari beberapa ekor hingga puluhan ekor. Kelompok singa terdiri dari seekor pemimpin atau raja, beberapa singa betina dan anaknya. Keluarga inti singa dapat bergabung dengan singa-singa lain, sehingga ada dua raja dalam satu kelompok. Posisi raja diperoleh dan dipertahankan berdasarkan superioritas fisik. Bila seekor raja di bebas tugaskan, singa itu biasanya pergi dan berburu bersama singa bujangan muda. Singa mengaum untuk memberitahukan kekuasaan wilayahnya.


 Singa Jantan beristirahat
 Binatang Karnivora
    Singa adalah binatang karnivora. Cara berburu mangsanya sopan karena bila sedang berburu ia mengaum terlebih dahulu memberitahukan mangsanya bahwa ia datang. Bila mangsa telah dibunuh, pertama kali yang dimakan adalah usus, karena usus mengandung makanan dari tumbuhan yang sebagian telah tercerna dan kaya vitamin. Sesudah usus, singa kemudian makan daging mangsanya. Singa lebih suka makan zebra dan antelop. Bila tidak tersedia, singa dapat makan hewan lain, bangkai ikan, bahkan belalang. Singa merupakan jenis kucing besar yang malas. Bila hari panas, khususnya sesudah makan sampai kenyang, singa bermalas-malas dengan sikap diam atau tiduran tidak melakukan perburuan sampai beberapa hari.

Singa betina dan anak-anaknya
Cakar
    Tungkai depan singa sangat kuat. Dengan sekali pukul, kaki depan singa dapat mematahkan leher zebra. Cakar jempolnya mirip kucing, namun singa menggunakan cakarnya ini sebagai tusuk gigi. Jika ia melahap daging yang cukup besar, maka cakar ini digunakan untuk mengambil daging tersebut dengan cara ditusuk dengan cakarnya.
Singa melakukan perburuan
Hidup di Dataran Rendah
    Singa sering dilukiskan sebagai raja hutan, padahal ia hidup di dataran Afrika dan di daerah dengan tetumbuhan rendah, tidak di gurun dan tidak di hutan. Sebagai hewan pemburu, singa memerlukan wilayah teritorium yang luas. Dalam keadaan normal singa dapat menempuh jarak 5 km/jam, namun ia memiliki kekuatan fantastis saat menyerang.

 Keluarga Singa

Berkembang Biak

    Singa berkembang biak dengan cara beranak. Masa kehamilan singa betina 105 hari dan melahirkan 2-3 anak. Anak singa dapat melihat setelah usia 2 minggu. Pada usia 6 bulan anak singa bersama induknya ikut berburu. Namun anak singa ini menjadi sasaran mangsa bagi macan tutul, hiena, dan serigala. Umur 3-4 tahun, singa sudah matang kelaminnya dan dapat hidup di alam selama 20-30 tahun.

Thursday, November 27, 2014

KAMBING : HEWAN TERNAK PEMAKAN DEDAUNAN

    Kambing adalah kelompok hewan pemakan dedaunan pada semak dan pohon rendah yang termasuk marga Capra, subfamili Caprinae, dan famili Bovidae. Kuku kambing berjumlah dua, karena itu kambing termasuk dalam ordo Artiodactyla (hewan berkuku genap) yang berjalan dengan cara bertumpu menggunakan ujung kakinya. Kambing dipelihara manusia karena bernilai ekonomis.
    Kambing merupakan hewan berdarah panas dengan suhu tubuh antara 38,5o - 39,5o C. Sama seperti domba dan hewan pemamah biak lainnya, kambing juga memiliki lambung kompleks yang terdiri dari empat bagian. 
 Kambing Ettawa
 Lambung Kompleks
    Lambung pertama rumen bertugas menerima makanan yang masuk melalui mulut yang telah bercampur dengan air liur. Di sini makanan dihancurkan dengan bantuan kerja bakteri. Makanan kemudian masuk ke dalam lambung ke dua yaitu retikulum. Di dalam retikulum makanan dilembutkan hingga berbentuk seperti pelet. Setelah selesai makan, kambing akan berbaring dan mengunyah kembali pelet yang berasal dari retikulum di dalam mulutnya sampai makanan itu hancur. Ini berlangsung sektar satu jam. Setelah itu makanan masuk ke dalam lambung ke tiga yaitu Omasum. Makanan diteruskan ke dalam lambung keempat yaitu abomasum. Dari sini makanan masuk ke dalam usus halus.

Kambing kacang
Kambing Domestik (Capra hircus)
    Kambing domestik (piaraan) merupakan keturunan kambing pasang (Capra aegagrus) atau kambing liar Turki. Kambing jantan memiliki janggut di dagunya dan terkadang ditemukan pula pada betinanya. Kambing domestik berekor pendek dan bengkok. Tubuhnya ditutupi oleh bulu yang lurus tetapi adapula yang seperti wol pada lapisan bawahnya. 

Kambing Jawa
    Di Indonesia terdapat dua jenis kambing domestik, yaitu kambing lokal dan kambing impor. Kambing lokal disebut juga kambing kacang atau kambing jawa. Kambing kacang terdapat hampir di semua wilayah Indonesia, karena merupakan kambing asli Indonesia. Meskipun berbadan kecil, kambing kacang kuat, lincah dan mudah beradaptasi. Kambing kacang juga merupakan tipe hewan ternak pekarangan. Bobot pejantan dewasa kurang dari 35 kg, sedangkan betinanya 30 kg. 
Reproduksi kambing
    Adapun kambing impor antara lain adalah kambing ettawa (jamnapari) dari India. Kambing ettawa merupakan kambing perah yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1955. Postur tubuhnya besar, daun telinganya panjang, dan tingginya 72-90 cm.Persilangan kambing ettawa dengan kambing kacang menghasilkan kambing PE (peranakan ettawa). Kambing PE lebih banyak dimanfaatkan karena dagingnya sama seperti kambing lainnya yang dipelihara sebagai penghasil daging, padahal susu kambing ini bermanfaat banyak, tidak hanya untuk minuman tapi juga untuk pembuatan berbagai jenis makanan. Kambing angora dipelihara sebagai penghasil mohair yang mirip wol, tetapi lebih lembut seperti sutera, mengkilap, dan mudah diwarnai. Mohair digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian.
Kawanan kambing memanjat pohon
Kiss Ghoat

Wednesday, November 19, 2014

SABANA :PADANG RUMPUT DI DAERAH TROPIS

    Sabana (Savana) adalah padang rumput tropis yang didominasi oleh rumput dengan kelompok pohon dan tumbuhan perdu (semak dan pohon kecil) yang tumbuh terpencar. Sabana tampak subur pada musim hujan, namun gersang pada musim kemarau yang kering. Sabana biasanya ditemukan di wilayah yang memiliki sedikit curah hujan. Wilayah ini terdapat di daerah kering tropika dan sub tropika, misalnya di Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di Indonesia sabana terdapat di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.
Kawanan Kuda Liar di Padang Sabana

Bioma Sabana
    Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua yaitu sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni tersusun atas satu jenis tumbuhan saja. Adapun sabana campuran tersusun atas berbagai jenis tumbuhan.
    Pada sabana kering, rumput tumbuh tidak terlalu tinggi, pohon tumbuh menyebar, dan pertumbuhan tanaman berjalan lambat. Di daerah sabana yang lebih lembab, rumput tumbuh lebih tinggi dan pohon tumbuh lebih berlimpah. Adapun di sabana basah rumput dapat tumbuh mencapai 3 meter dan jenis tumbuhannya lebih banyak.

Flora Sabana
    Biasanya sabana ditumbuhi oleh rerumputan dan tanaman perdu yang tumbuh di antara rerumputan itu. Di Sabana tumbuh pula jenis tanaman besar seperti pohon Akasia, Baobab dan Palem. Akan tetapi pertumbuhan pohon dibatasi oleh musim kering. Kemungkinan tumbuhan itu dapat bertahan hingga lima bulan. Ketika musim kering tiba rumput berhenti tumbuh dan menjadi coklat, sedangkan pohon melepaskan daunnya. Hanya tumbuhan tertentu saja yang dapat terus bertahan hidup, misalnya palem dan kaktus. Selama musim kering sering terjadi kebakaran yang menyebabkan musnahnya pohon. Namun hal ini tidak terjadi pada rumput karena rumput memiliki sistem akar besar. Ketika musim hujan tiba tunas rumput segar tumbuh dipermukaan tanah. Pertumbuhan rumput itu lebih cepat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tumbuhan lainnya.

Fauna Sabana
    Padang rumbut sabana dihuni oleh hewan herbivora seperti Kijang, Banteng, Jerapah, Antelop dan Zebra. Sabana merupakan habitat hewan-hewan tersebut dan juga hewan pemangsa seperti Ceethah, Dubuk, Singa dan Macan. Selain itu sabana juga dihuni oleh binatang pengerat, binatang melata seperti Ular, kelompok Burung dan berbagai jenis serangga. Di Pulau Jawa Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo memiliki padang sabana yang menjadi habitat hewan herbivora dan Carnivora seperti Macan Tutul, Kijang, Rusa, banteng, Ayag dan Kerbau liar.
 Sabana di Taman Nasional Baluran
Kawanan Banteng, Rusa, Kijang dan Kerbau liar di sabana Taman Nasional Alas Purwo
 Kawanan Kuda liar di Sabana Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
Kawanan Antilop, di Sabana Afrika

Tuesday, November 11, 2014

CELURUT : RODENSIA DENGANBAU KHAS

    Celurut adalah nama kelompok rodensia kecil mirip tikus yang termasuk ke dalam suku atau famili Soricidae. Hewan ini memiliki tungkai pendek, moncong panjang dan lancip, serta ekor panjang. Celurut merupakan famili terbesar dari ordo pemakan serangga (insektivora). Ada sekitar 290 spesies celurut yang tersebar di seluruh dunia, kecuali di wilayah Kutub Utara maupun Selatan., Australia, Selandia Baru dan sebagian besar Amerika Selatan.
    Celurut mirip satu sama lain. Panjang tubuhnya tidak pernah di atas 20 cm dengan bobot maksimal 35 gr. Dalam famili Soricidae ada spesies paling kecil, yakni celurut etruskus (Suncus etruskus) yang bobotnya tidak lebih dari 2 gr. Bulu celurut seperti beludru, pendek dan lebat, berwarna abu-abu atau cokelat. Kulitnya memiliki kelenjar yang mengeluarkan cairan bau. Matanya kecil dan penglihatannya agak terbatas, tetapi indera penciuman dan pendengarannya sangat baik.
Makanan
    Celurut sangat aktif. Hewan ini sibuk beraktivitas pada siang dan malam hari dan hanya beristirahat sebentar. Celurut berlari dengan cepat sambil mencicit dan sebentar-sebentar berhenti memeriksa keadaan sekitar dengan menggunakan moncong panjang dan perasa. Hewan ini hidup di daerah lembab. Celurut makan serangga, terkadang hewan insektivora dan bahkan vertebrata kecil. Celurut akuatik juga memangsa kepiting dan hewan air lain. Ada juga celurut yang makan biji-bijian. Celurut adalah hewan rakus dan cepat mati kalau kekurangan makanan. Bobot makanannya sehari melebihi bobot badannya karena aktivitasnya besar.

Anak Celurut
    Masa hamil setiap spesies celurut berbeda. Tetapi rata-rata 2-4 minggu. Dalam satu musim, celurut dapat melahirkan sampai empat kali. Anak celurut lahir tak berbulu dan buta. Anak ceurut disapih sesudah tiga minggu dan masih tinggal dalam lingkungan keluarga selama sebulan. Hanya pada masa ini celurut tinggal secara berkelompok. Anak beberapa spesies celurut dalam kurun waktu ini memiliki kebiasaan yang menarik. Mereka membentuk arak-arakan yang terdiri atas enam ekor atau lebih yang berpegangan pada hewan di depannya dengan menggigit punggung atau ekor di bawah pimpinan induknya. Kebanyakan celurut berusia hanya setahun, alaupun ada beberapa spesies yang dapat hidup lebih lama.

Potamogalidae dan Macroscelididae
    Selain celurut dari famili Soricidae, ada juga famili lain yang bernama celurut, antara lain celurut lingsang (Potamogalidae) dan celurut gajah (Macroscelididae). Celurut lingsang terdapat di Afrika Barat dan Tengah. Hewan ini terutama aktif pada malam hari dan merupakan hewan semiakuatik. Adapun celurut gajah atau celurut belalai yang digunakan untuk memakan serangga. Tubuhnya seperti tikus, sesuai untuklari di tanah. Tungkai belakang lebih panjang daripada tungkai depan. Matanya besar dan bening, sesuai untuk aktivitas siang hari. Ekornya sama panjang dengan tubuhnya dan hampir tak berbulu.

Subfamili Soricidae

  • Celurut gigi merah (Soricinae) memiliki ciri ujung gigi dan geraham berwarna jingga. Termasuk di dalamnya adalah celurut hutan (Sorex araneus) dari Eropa dan celurut ekor pendek (blarina brevicauda) dari Amerika Utara.
  • Celurut Gigi Putih (Crocidurinae) tidak memiliki ujung  gigi jingga. Celurut ini tidak ada di Amerika, tetapi cukup banyak ditemukan di Afrika dan sedikit di Eropa. Termasuk di dalamnya adalah jenis celurut rumah (Crocidura russula) dan celurut tanah (Crocidura leucodon).
  • Celurut Panser (Scutisoricinae) tidak banyak memiliki spesies dan hanya terdapat di Afrika Tengah. Termasuk didalamnya adalah celurut panser congo (Scutisorey congicus) dan celurut panser uganda (Scutisorey somerini).
 Celurut Hidung babi
 Celurut Tanah
Celurut rumah

Tuesday, November 4, 2014

CITAH : KUCING BESAR TERCEPAT DI DUNIA

    Citah (Acinonyx jubatus) adalah spesies karnivora dari suku Felidae yang termasuk salah satu mamalia tercepat di dunia. Kemampuan berlari citah didukung oleh kaki yang panjang dan tubuh yang langsing. Akibat perburuan dan kerusakan habitat, citah hanya bisa dijumpai di daerah sabana dan semi gurun Afrika (terutama Namibia) dan Timur Tengah.
 Keluarga Citah
    Citah memiliki panjang tubuh sekitar 112-140 cm, bobot 39-65 kg, dan tinggi bahu 66-94 cm. Bulu citah berwarna kuning kecokelatan dengan bercak hitam. Panjang ekornya mencapai 60-80 cm. Ekor citah berfungsi sebagai kemudi ketika berbelok dan sebagai penjaga keseimbangan tubuh ketika berlari cepat. Citah memiliki gigi yang berjumlah 30 buah dan berukuran kecil. Gigi geraham yang berbentuk seperti seperti gunting digunakan untuk mengiris daging, sedangkan gigi serinya digunakan untuk menyobek daging.
 Citah Afika
 Citah melintas di sabana Namibia
Anak Citah sedang bermain
Hewan Yang Terancam Punah
    Citah mampu bertahan hidup tanpa air dalam jangka waktu lama karena kebutuhan air diperoleh dari cairan tubuh mangsanya. Hewan ini lebih menyukai habitat terbuka sehingga pandangan matanya tidak terhalang ketika melihat mangsa dan predator. Saat ini, citah ras Asia (A.jubatus venaticus) dikatagorikan sebagai hewan yang terancam punah (endengered) oleh lembaga konservasi internasional IUCN.

Citah Betina
    Citah hidup secara berkelompok atau menyendiri. Kelompok citah umumnya terdiri dari 3-4 citah jantan, namun ada pula kelompok yang beranggotakan citah betina dan anak-anaknya. Citah betina biasanya hidup sendiri, kecuali ketika ia sedang mengasuh anak-anaknya. Setelah anak-anak citah dewasa, mereka akan meninggalkan induk citah kemudian memisahkan diri dari kelompoknya untuk hidup menyendiri.
 Sepasang Citah
 Citah melintas di atas pohon
Citah mengendap-endap berburu mangsa

Masa Pengasuhan
    Pada musim kawin, citah jantan dan betina tinggal bersama-sama selama tiga hari. Setelah mengalami masa bunting 90-95 hari, citah betina melahirkan 4-8 anak. Bobot anak citah dapat mencapai 250-300 gram. Untuk menghindari predator seperti hiena, macan tutul, dan singa, anak citah disembunyikan di dalam gua oleh induknya. Masa pengasuhan berakhir setelah anak citah berumur 4 bulan. Setelah itu, anak citah mulai belajar berburu sampai ia siap berpisah dengan induknya.
Pemburu Sejati
    Citah adalah pemburu sejati. Ia berburu mangsa pada siang maupun malam hari. Mangsa utama citah antara lain adalah antelop, rusa, zebra dan kelinci. Ketika berburu, citah memanfaatkan ketajaman matanya untuk mengintai mangsa. Hewan ini akan mendekati mangsanya dengan cara mengendap-endap. Apabila jaraknya sudah dekat, citah mengejar mangsa dengan kecepatan lari sekitar 110 km/jam. Dengan kecepatan ini, mangsa sulit untuk lolos dari kejaran citah. Akan tetapi jika mangsanya berhasil lolos, citah akan menghentikan pengejarannya.

Thursday, October 16, 2014

KAPIBARA : RODENSIA TERBESAR DI MUKA BUMI

    Kapibara atau Celeng air adalah hewan pengerat atau rodensia terbesar dari suku Hydrochoeridae yang hanya dijumpai di wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kelompok mamalia yang kenampakan fisinya mirip dengan babi guinea ini termasuk hewan semi-akuatik yang gemar makan tumbuhan. Kapibara terdiri dari dua spesies yaitu Hydrochoeros hydrochaeris yang hidup di sebelah timur pegunungan Andes dan Hydrochoeros istmius yang hidup di wilayah Panama.
    Ukuran Kapibara dapat mencapai panjang sekitar 130 cm dan bobot 65 kg. Bulu hewan ini berwarna cokelat. Kapibara dewasa memiliki kaki yang agak panjang tetapi mempunyai ekor yang pendek. Moncong yang tumpul dan telinga yang kecil membuat penampilan hewan ini sangat khas.
Gigi Kapibara berjumlah 20 buah yang terdiri dari 2 pasang gigi seri dan 8 geraham pada setiap rahang. Gigi yang panjang dan tidak berakar tersebut biasanya tumbuh secara berlebihan. Selain itu, gigi kapibara telah disesuaikan untuk menggiling pakan yang liat. Jika diperhatikan dengan seksama, tungkai belakang hewan ini memiliki tiga jari, sedangkan tungkai depannya memiliki empat jari.
Kapibara dengan anak-anaknya

Perenang dan Penyelam Ulung
    Sebagai hewan semi-akuatik, kapibara menghabiskan sebagian hidupnya di air. Hewan ini dikenal sebagai perenang dan penyelam ulung. Sebagian jari kakinya memiliki selaput renang. Kemampuan kapibara untuk mengambang di air juga didukung oleh lapisan lemak tebal yang terdapat di bagian dalam kulitnya. Ketika berada di dalam air, Kapibara bertingkah laku seperti kuda nil. Bagian tubuh yang kelihatan hanyalah ujung kepala atau lubang hidungnya. Kapibara akan segera menyelam ke dalam air jika diganggu.
    Pada umumnya kapibara hidup secara berkelompok. Satu kelompok beranggotakan 10-20 ekor. Hewan ini sering dijumpai ketika sedang makan bersama kelompoknya di sebuah wilayah yang penuh dengan rerumputan. Kapibara beristirahat di tepian danau atau sungai pada siang hari. Ketika sedang beristirahat, hewan ini duduk dengan cara melipat pangkal pahanya seperti anjing.
Kapibara bermain di sungai

Feromon
    Kapibara jantan memiliki suatu kelenjar bau yang bisa mengeluarkan hormon feromon di bagian hidungnya. Pada saat musim kawin, kapibara jantan akan menggoso-gosokkan hidungnya ke rerumputan di sekitarnya. Hal ini bertujuan agar kapibara betina tertarik dengan bau khas feromon tersebut. Selain untuk menarik pasangan, feromon juga digunakan sebagai penanda wilayah.
    Perkawinan hewan ini biasanya terjadi di air. Kapibara betina melahirkan anaknya hanya sekali dalam setahun. Masa hamil kapibara betina berlangsung sekitar 4 bulan. Pada umumnya, seekor induk akan melahirkan 2-8 ekor anak. Sesaat setelah dilahirkan, anak kapibara telah mampu berenang di dalam air dengan lincah. Anak kapibara kemudian menyusu kepada induknya sampai berumur 16 minggu. Anak Kapibara tidak hanya diasuh oleh induknya, tetapi juga diasuh oleh semua kapibara betina dalam kelompoknya.
Kapibara beristirahat di tepian sungai
Hewan Krepuskular
    Kapibara merupakan hewan krepuskular, yaitu aktif mencari pakan pada pagi dan sore hari. Selain rerumputan, kapibara juga gemar makan biji-bijian dan buah-buahan. Di Amerika Selatan, hewan ini sering merusak tanaman melon dan padi-padian yang dibudidayakan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu, kapibara dianggap sebagai hama pertanian. Meskipun demikian, kapibara dapat bernilai ekonomis bagi manusia. Di Brazil, Bolivia, Argentina, Kolombia, Venezuela dan Uruguay, hewan ini diburu untuk diambil daging dan kulitnya. Bahkan karena keunikan bentuknya, kapibara juga dijadikan sebagai hewan piaraan.