"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, December 29, 2011

NYAMUK : SERANGGA PENGHISAP DARAH

    Nyamuk adalah nama kelompok serangga ordo Diptera (serangga sayap dua0 yang bertubuh kecil. Serangga bersayap dua ini termasuk dalam suku Culicidae dan berkerabat dekat dengan lalat. Ada sekitar 3.000 spesies nyamuk yang seringkali berperan sebagai penyebar penyakit pada manusia.

 Nyamuk Anopheles, penyebar penyakit malaria
     Nyamuk betina menghisap darah mamalia yang menjadi induk semang parasit darah, dari virus sampai protozoa bersel tunggal, seperti parasit malaria dan cacing parasit penyebab filariasis. Nyamuk betina menghisap darah melalui bagian mulutnya yang teregang menjadi stilet lampai dalam selongsong berbentuk belalai panjang. Selongsong ini ditarik ke belakang dan berkas stilet dihunjamkan menembus kulit mamalia hingga ke pembuluh darah halus. Cara makan ini disebut kapiler. Kebalikannya adalah cara menghisap darah makan lungkang yang dilakukan oleh lalat penggigit.
Nyamuk Aedes, penyebab demam berdarah
Telur Nyamuk
    Nyamuk betina mempunyai berbagai cara untuk meletakkan telur. Telur diletakkan satu persatu hingga bergumpal pada semacam pita, semacam rakit yang mengambang atau tertambat pada bagian bawah vegetasi terapung. Ada juga nyamuk yang meletakkan telur pada sayapnya, lubang-lubang pohon yang sangat sempit, sekat-sekat bambu (spesies Toxorhychites) atau permukaan kering dan lembab (spesies Aedes). Spesies nyamuk yang berkembang biak di rawa-rawa menempelkan telurnya pada daun-daun mati atau pada tumbuhan lain yang biasanya tergenang air secara berkala. Telur nyamuk ini mempunyai daya tahan yang sangat tinggi terhadap proses pengeringan. Selain itu larva yang dikandung telur dapat bertahan untuk jangka waktu lama dalam suhu dingin atau panas.

Larva nyamuk yang menetas dari telur di permukaan air
Reproduksi
    Perkembangan nyamuk melewati empat tahap larva dan satu tahap kepompong. Air adalah tempat larva hidup. Larva menghirup udara pada permukaan air melalui sepasang pori-pori di permukaan air atau liang pernapasan yang ada di ujung bawah perutnya. Larva berenang dengan cara mengeliat dari samping yang satu ke samping yang lain. Pada kebanyakan spesies, larva memiliki sepasang bulu tebal yang terletak di bagian depan kepala. Alat ini digunakan untuk menyapu makanan ke dalam mulut dan menggerakkan tubuhnya. Cara bergerak semacam ini khusus terdapat pada spesies yang berkembang biak dalam liang-liang pohon atau daun cerek (Clausena excavata ; tumbuhan kecil = semak-semak)
. Nyamuk Culex, penyebar virus kaki gajah
    Pada tahap kepompong, nyamuk bernapas dengan perantaraan corong pernapasan berpasangan yang terletak di ujung dada. Di ujung perut ada sepasang alat seperti kayuh yang digunakan untuk bergerak dalam air seperti ekor udang. Pemunculan dari kepompong segera diikuti oleh masa istirahat selama beberapa jam sampai satu hari atau lebih, tergantung pada spesies dan suhu lingkungan. Selama itu sayap mengembang dan mengeras sehingga dapat digunakan untuk terbang.

Nyamuk mansonia
Beberapa Spesies Nyamuk

  1. Nyamuk dengue (Aedes), tubuh panjang berwarna hitam keabu-abuan dengan belang-belang putih, disebut juga nyamuk demam berdarah dengue, berperan sebagai vektor utama penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan virus, ditemukan di daerah pemukiman dan nyamuk ini tersebar di daerah tropika Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Afrika Barat dan Australia Utara.
  2. Nyamuk culex (Cullex), tubuhnya berwarna cokelat kehitaman dengan garis-garis kuning, nyamuk ini disebut juga nyamuk rumah dan berperan sebagai vektor cacing filaria yang menyebabkan penyakit kaki gajah dan nyamuk jenis ini tersebar di daerah tropika dan sub tropika di muka bumi.
  3. Nyamuk malaria (Anopheles), nyamuk ini tubuhnya berwarna hitam dan dikenal sebagai vektor Plasmodium penyebab penyakit Malaria. Nyamuk ini tersebar di daerah Amerika Serikat, Amerika Selatan, Eropa, Afrika, India dan Asia Tenggara.
  4. Nyamuk mansonia (Mansonia), nyamuk ini tubuhnya berwarna cokelat kehitaman dan ditemukan di daerah rawa juga dikenal sebagai penular penyakit kaki gajah pada ternak dan manusia. Nyamuk ini penyebarannya meliputi wilayah India, Afrika, Asia, Jepang dan Australia.

Thursday, December 15, 2011

ATOL : PULAU KARANG BERBENTUK CINCIN

    Atol adalah terumbu karang di laut yang berbentuk melingkar dan menyerupai cincin dengan ditengahnya terdapat danau yang disebut laguna. Atol tampak seperti pulau rendah. Atol banyak ditemukan di sekitar lautan tropis dan sub tropis, terutama di samudera Pasifik dan samudera Hindia. Atol tumbuh diatas alas padat, seperti gunung bawah laut. Kebanyakan tinggi atol tidak melebihi permukaan laut. Sekelilingnya merupakan tumpukan reruntuhan karang yang jatuh secara terus menerus akibat pergerakan gelombang rendah yang berada di atas kepulauan karang. Atol sering mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Ukuran cincin terkecil atol berdiameter kurang dari 1 mil dan tidak mempunyai pulau di tengahnya. Akan tetapi kebanyakan atol mempunyai diameter sekitar 32 km dengan sejumlah pulau terdapat di tengahnya.
Koral Pembentuk Pulau Karang Atol
Kehidupan di Atol
    Kelompok atol terkenal di samudera Hindia terdapat di kepulauan Maladewa dan kepulauan Lakadewa. Adapun yang terkenal di samudera Pasifik terdapat di Mikronesia, yaitu kepulauan Caroline, kepulauan Marshal, kepulauan Gilbert, kawasan Tuamotu dan beberapa kelompok pulau di dekat wilayah khatulistiwa di Polinesia dan sejumlah besar atol yang menyebar di kepulauan Melanesia.
    Atol-atol berukuran besar juga didiami oleh sejumlah penduduk, seperti yang terdapat di kawasan Ocenia dan kepulauan Maladewa. Lapisan tanah atol tidak terlalu subur, tetapi cukup mendukung untuk ditanami beberapa macam tumbuhan, seperti pohon kelapa. Selain dari tumbuhan yang ada, para penduduk juga menangkap ikan dan kerang-kerangan yang ada di laguna atau tepi atol untuk makanan mereka. Penghasilan mereka antara lain berasal dari buah kelapa yang mereka olah menjadi kopra, guano (pupuk dari kotoran kelalawar), mutiara dan perhiasan dari kerang-kerangan.

 Atol Lighthouse Reef di Belize, Laut Karibia
Atol Bora-bora di Oceania, samudera Pasifik
Terjadinya Atol
    Beberapa pakar menyatakan bahwa cara terjadinya atol bermacam-macam. Akan tetapi teori yang terkenal adalah teori dari Charles Darwin (1809-18882), seorang ahli ilmu alam tentang pembentukan atol. Darwin membedakan tiga katagori geomorfologi terumbu karang yaitu terumbu karang tepi, terumbu karang penghalang dan atol. Semuanya memiliki hubungan kelanjutan hingga membentuk atol. Ketiga tipe terumbu karang tersebut memiliki kesamaan profit geografi. Pembentukan atol berawal dari sebuah pulau vulkanis yang dikelilingi oleh karang. Pulau tersebut kemudian turun secara perlahan-lahan ke dasar laut, sedangkan karang terus dibentuk oleh binatang-binatang karang. Pada akhirnya pulau tersebut lenyap dan puncaknya tertutup oleh karang. Pembentukan karang tidak pernah berhenti dilakukan oleh binatang-binatang karang sehingga atol tersebut kemudian mengelilingi laguna.
    John Murray (1841-1914) ahli Oseanografi menyatakan bahwa atol terbentuk di puncak punggung atau gunung di bawah laut yang menonjol ke atas hingga tingkat kedalaman tidak lebih dari 60 m tempat binatang-binatang karang masih dapat hidup. Berbeda dengan Murray, RA Daly, seorang ahli geologi berpendapat bahwa atol terjadi karena adanya perubahan pada permukaan laut. Pada zaman Es, permukaan laut mengalami penurunan dan ketika permukaan laut berada pada tingkat paling rendah maka puncak puncak pulau mengalami pemangkasan akibat gelombang aruslaut. Selanjutnya ketika es mencair, samudera secara berangsur-angsur terisi air yang semakin lama bertambah panas dan binatang karang mulai membentuk karang-karang mengikuti kenaikan permukaan laut.

Pulau Atol di Indonesia
    Di Indonesia pulau-pulau Atol bisa dijumpai di wilayah Indonesia bagian tengah dan Timur, sebagian terletak di lepas pantai laut yang dalam dan sebagian lain terletak di lepas pantai laut yang dangkal. Pulau-pulau karang atol di Indonesia Barat misalnya kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, kepulauan Karimun Jawa di laut Jawa, dan kepulauan Batu di samudera Hindia. Di Indonesia bagian tengah ada kepulauan Derawan, Maratua (Kalimantan Timur), kepulauan Bilang-bilangan di Kalimantan Selatan, Kepulauan Tangkebonarete dan Kepulauan Macan di Sulawesi selatan dan kepulauan Tukang besi di Sulawesi Tenggara. Di Indonesia bagian Timur kita bisa menjumpai pulau Atol di kepulauan Banda, Lucipara dan Penyu di Maluku dan Kepulauan Raja ampat di Papua Barat.
 Atol Maratua, di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur
Atol Tangkebonarete di Laut Flores, Sulawesi Selatan

Sumber : Ensiklopedi umum Untuk Pelajar dan Time Life Book Sea

Wednesday, December 7, 2011

JENIS-JENIS DANAU DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN

   Sebagai salah satu tempat yang menampung banyak air, danau tidak hanya terdiri dari satu macam jenis saja. Danau ini ada beberapa macam. Macam- macam danau ini dilihat dari beberapa kategori. Artikel dalam postingan kali ini akan membahas mengenai macam- macam danau beserta dengan penjelasannya. Danau terdiri atas beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Danau Vulkanik
Jenis danau yang pertama dilihat dari proses terbentuknya adalah danau vulkanik. Danau vulkanik merupakan danau yang terjadi sebagai dampak letusan gunung berapi. Ketika gunung berapi meletus, kemudian terbentuk kawah yang luas di puncaknya. Ketika kawah tersebut terisi oleh air hujan, maka kawah tersebut akan menjadi danau. Danau sepeti ini banyak kita temui di Indonesia. Contoh danau macam ini antara lain danau kawah gunung Kelud dan Gunung Batur.

2. Danau Tektonik
Jenis danau yang kedua dilihat dari proses terbentuknya adalah danau tektonik. Berbeda dengan danau vulkanik, danau tektonik ini ditimbulkan akibat adanya gerakan tektonik atau bergesernya lapisan kulit Bumi, sehingga menimbulkan cekungan di permukaan kulit Bumi. Kemudian cenkungan yang terbentuk tersebut akan terisi oleh air (baik air hujan maupun air dari bendungan atau sungai atau lainnya), sehingga cekungan yang terisi air tersebut akan membentuk sebuah danau. Danau tektonik ini juga merupakan danau yang banyak ditemui di Indonesia. Contoh dari danau tektonik ini antara lain Danau Maninjau, Danau Tempe, Danau Poso, Danau Singkarak, Danau Sentani dan Danau Tondano.

 3. Danau Bendungan 
Jenis danau yang ketiga dilihat dari proses terbentuknya adalah danau bendungan. Jenis danau ini merupakan danau yang kebanyakan terbentuk karena buatan manusia, meskipun ada pula yang terbentuk karena proses alam. Danau bendungan ini merupakan danau yang terbentuk karena adanya aliran sungai yang dibendung. Pembendungan sungai ini bisa dilakukan karena perbuatan manusia maupun proses alam. Danau yang terbendung karena proses alam ini bisa dibentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang kemudian akan menyumbat aliran sungai. Karena terbendungnya aliran sungai inilah air tidak bisa mengalir dan menyebabkan terbentuknya danau. Jenis danau bendungan yang bersifat alami contohnya adalah Danau Laut Tawar yang ada di Aceh. Sedangkan danau bendungan yang sengaja dibuat oleh manusia dengan memebndung aliran air sungai bisasa dikenal dengan istilah waduk. Contoh dari danau jenis ini adalah Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Waduk Sempor di Jawa Tengah, dan Waduk Karangkates dan Solorejo di Jawa Timur.

4. Danau Karst 

Jenis danau yang keempat dilihat dari proses terbentuknya adalah danau karts. Danau karst ini ini merupakan danau yang terjadi di daerah bertanah kapur sebagai akibat dari dari proses pelarutan terhadap batu kapur yang dilakukan oleh air hujan. Proses pelarutan kapur ini lama kelamaan akan membentuk sebuah cekungan dan cekungan tersebut akan terisi air, sehingga terbentuklah danau. Danau karst ini dibedakan menjadi beberapa macam lagi menurut ukurannya. Danau Karst yang mempunyai ukuran tidak terlalu luas disebut dengan lokva atau dolina. Lokva yang terdiri dari beberapa buah ini dapat berkembnag atau menjadi satu membentuk danau karst yang baru yang lebih besar dan bentuknya menyerupai piring yang disebut dengan Uvala. Danau karst ini banyak kita jumpai di sebelah selatan Pulau Jawa, tepatnya adalah di Kabupaten Gunung Kidul, Provins Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Danau Tekto-Vulkanik 
Jenis danau yang selanjutnya menurut proses terjadinya adalah danau vulkanik- tektonik. Danau vulkanik – tektonik ini merupakan danau yang terbentuk karena perpaduan tenaga vulkanik dan juga tektonik. Contoh dari danau ini adalah Danau Toba.

6. Danau Glasial
 
Jenis danau selanjutnya adalah danau glasial. Danau glasial ini merupakan danau yang terjadi karena adanya proses erosi glasial, yakni erosi yang terjadi pada gletser. Karena proses erosi inilah membentuk sebuah cekungan, dan cekungan tersebut terisi oleh air sehingga terbentuklah sebuah danau. Biasanya, danau jenis ini banyak dijumpai di daerah sekitar kawasan iklim kutub.  Danau glasial ini tidak dapat kita temukan di Indonesia karena di Indonesia tidak ada. Contoh dari danau ini antar lain adalah danau Michigan di Amerika Serikat, Danau St. Laurence di Kanada, Danau Superior, dan Danau Mc. Kanzie.
7. Danau Oxbaow Lake (Sungai Mati) 
Jenis danau selanjutnya adalah danau sungai mati. Danau sungai ini juga dinamakan sebagai Oxbow Lake. Danau sungai mati ini merupakan danau yang terjadi karena adanya aliran sungai yang terputus yang diakibatkan dari proses pembelokan arah alirah (mendering). Danau ini biasanya terbentuk di bagian hilir sungai. Danau jenis ini dapat kita temui di wilayah Indonesia. Contoh dari danau ini adalah danau di Sungai Barito yang berada di Pulau Kalimantan.

8. Danau Cirques
 
Jenis danau yang selanjutnya adalah danau Cirques. Danau cirques ini merupakan danau yang berasal dari pencairan es. Danau Cirques ini merupakan danau yang banyak dijumpai di wilayah pegunungan yang tinggi, yang mana sebagian dari tubuh pegunungan tersebut ditutupi oleh massa es.


9. Danau Laguna atau Haff 
Jenis danau yang selanjutnya adalah danau laguna atau danau haff. Danau laguna ini merupakan danau yang terbentuk karena adanya proses pengendapan materi yang terbawa arus sungai di daerah sekitar ekosistem pantai, sehingga arus sungai yang terbendung dengan laut bebas dan membentuk genangan air. Genangan air yang terbentuk ini merupakan campuran air tawar yang dibawa oleh sungai dengan air laut . Danau laguna ini merupakan danau yang jarang kita jumpai di Indonesia. Meskipun jarang, namun bukan berarti danau jenis ini tidak ada namun masih dapat kita jumpai di Indonesia. Hanya saja danau laguna yang terdapat di Indonesia ini berukuran sangat kecil.
Itulah beberapa macam danau berdasarkan proses pembentukannya. Danau- danau yang telah disebutkan di atas merupakan danau yang dapat kita temukan di wilayah Indonesia, namun sebagian lagi merupakan danau yang tidak dapat kita temukan di wilayah Indonesia.

Manfaat Danau Bagi Kehidupan


Beberapa manfaat danau ini antara lain sebagai berikut:
  1. Memenuhi kebutuhan air sehari hari
Manfaat dari danau yang pertama adalah memenuhi kebutuhan air sehari- hari. Manusia, biantang dan juga tumbuhan pastilah mempunyai kebutuhan terhadap air yang besar setiap harinya, maka danau ini membantu menyediakan kebutuhan air yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari ini. Air yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari ini bisa jadi untuk minum, membersihkan diri atau badan, serta membersihkan pakaian dan lain sebagainya.

Air yang digunakan pun adalah air yang tawar . Untuk membantu mengatasi problematika kebutuhan air tawar maka danau air tawar ini menyediakan air tawar yang bisa digunakan secara langsung oleh makhluk hidup. Namun, bukan hanya air tawar saja yang disuguhkan, jenis danau juga menyediakan macam air lainnya seperti danau air asin. Namun keberadaan danau yang paling umum kita ketahui dan kita temui adalah danau air tawar.
  1. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Fungsi danau yang selanjutnya adalah menjadi penyumbang pembangkit listrik. Danau bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Kekuatan air yang dimiliki oleh danau ini energinya bisa dirubah menjadi salah satu jenis pembangkit listrik. Hal ini tentu saja akan sangat bermanfaat bagi manusia sebagai pengguna listrik. Sehingga danau akan menunjang terbentuknya aliran listrik yang nantinya manfaat dari listrik tersebut akan kembali dirasakan oleh manusia.
Dengan adanya listrik maka kehidupan manusia akan lebih modern dan juga lebih mudah dan terarah. Listrik juga bisa dengan mudah membantu kehidupan manusia sehari- hari dalam berbagai bidang. Dan listrik bisa dihasilkan oleh beberapa macam jenis pembangkit listrik, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan lain sebagainya.
  1. Sebagai sarana atau sumber irigasi
Fungsi danau yang selanjutnya adalah sebagai sumber irigasi . Irigasi yang dimaksudkan adalah pengairan untuk mengairi area pertanian. Danau sebagai tempat yang menampung banyak air tawar akan sangat membantu untuk mengairi area pertanian. Dengan demikian pertanaian akan mendapatkan cukup air untuk memenuhi atau mengairi tanaman- tanaman yang ada di area tersebut.

Oleh karena itu pula tanaman- tanaman pertanian kita bisa menjadi lebih subur . Irigasi biasanya mengambil dari manfaat sungai . Namun jika ada danau di sekitar area pertanian tersebut maka air juga bisa didapatkan dari danau tersebut tanpa harus melalui sungai yang berada di sekitarnya.
  1. Membantu proses produksi barang
Danau juga bisa dimanfaatkan untuk membantu proses produksi barang. Hal ini biasa terjadi di pabrik- pabrik besar yang dalam kegiatan produksinya membutuhkan supply air yang banyak. Biasanya pabrik- pabrik besar demikian ini akan memanfaatkan air danau untuk memenuhi kebutuhannya. Air danau  yang banyak tersebut akan bisa melancarkan proses produksi sebuah pabrik.
Contoh pabrik- pabrik yang biasanya membutuhkan air yang banyak adalah pabrik pengolah makanan, fiber, dan juga biochemical. Selain pabrik, usaha- usaha kecil masyarakat pun juga membutuhkan peranan air. Oleh karena itulah danau juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan proses produksi barang yang akan mereka buat. Hal ini tentu saja akan melancarkan proses produksi dan secara tidak langsung, danau menjadi pendorong kemajuan ekonomi masyarakat.
  1. Sebagai salah satu sarana rekreasi atau wisata
Fungsi yang selanjutnya dari danau adalah danau sebagai salah satu tempat rekreasi. Hal ini sudah bukan menjadi hal baru lagi. Banyak danau- danau yang dibuka sebagai tempat wisata yang umumnya dikunjungi wisatawan. Hal ini karena pemandangan indah yang ditawarkan di sekitar danau. Danau memang biasanya dikelilingi oleh lingkungan  yang masih rindang atau memiliki banyak pohon. Hal ini tentu saja akan memberikan pemandangan yang sangat indah sehingga sangat sayang jika dilewatkan. Selain menikmati pemandangan, kita juga dapat menikmati berbagai wahana air yang telah disiapkan.

Beberapa danau yag telah dibuka untuk tempat rekreasi telah mempersiapkan atau menyediakan berbagai wahana air yang dapat dinikmati oleh para wisatawan, seperti perahu dayung, motor boat,  dan lain sebagainya. Selain wahana permainan air, ada juga danau yang menyediakan fasilitas bagi para pemancing. Hal ini tentu saja akan menarik perhatian dari kalangan pemancing khususnya untuk selalu rajin mengunjungi danau untuk menyalurkan hobinya. Danau ini juga merupakan wisata alam yang asri dan murah untuk semua kalangan. Danau cocok dijadikan tempat wisata baik sendiri, bersama keluarga, teman atau lainnya.
  1. Sebagai tempat memelihara ikan air tawar
Fungsi danau yang selanjutnya adalah sebagai tempat untuk budidaya ikan air tawar. Sebenarnya danau juga ada yang berisikan air asin, namun itu sangat jarang. Danau pada umumnya berisi air tawar dan berada di tengah- tengah daratan. Dengan adanya cekungan besar di tengah daratan ini maka kita akan mudah untuk memelihara atau membudidayakan ikan air tawar di danau tersebut. Namun dalam membudidayakan ikan air tawar nantinya harus disediakan makanan yang cukup bagi ikan- ikan tersebut. Biasanya makanan yang akan disediakan adalah makanan dari alam yang bisa berupa tumbuh- tumbuhan yang hidup di air tawar, seperti halnya enceng gondok dan lain sebagainya.
  1. Untuk pengembangan nilai budaya
Danau juga dapat digunakan untuk pengembangan nilai budaya lokal. Biasanya hal yang seperti ini masih bersifat tradisional. Sebagai contoh, danau bisa dijadikan tempat untuk upacara adat seperti larung sesajen ataupun sebagai tempat acara- acara adat lainnya. Kegiatan seperti  ini selain melestarikan nilai budaya, juga dapat merekatkan persaudaraan dan juga kerukunan antar masyarakat, sehingga masyarakat lokal pun akan semakin kuat hubungan persaudaraannya antara satu dengan yang lainnya.
  1. Sebagai sarana edukasi dan juga penelitian ilmiah
Danau juga bisa dijadikan tempat untuk belajar/ edukasi  dan juga penelitian ilmiah. Ada banyak sekali hal yang bisa dijadikan objek penelitian di danau. Tidak hanya air danau saja namun juga makhluk hidup yang ada di dalamnya juga  bisa digunakan sebagai objek penelitian. Hal ini tentu saja akan sangat bermanfaat bagi kita sebagai manusia. Karena kita akan dapat mengetahui apa saja yang terkandung di dalam danau beserta manfaatnya.
  1. Membantu proses penyuburan tanah
Keberadaan danau di tengah- tengah daratan akan mempu membentuk kesuburan pada tanah . Hal ini karena danau mengandung air yang dapat meresap ke dalam tanah- tanah yang ada di sekitarnya. Tanah yang ada di sekitar danau ini otomatis akan basah dan akan menjadi lebih subur daripada ketika kondisi sedang kering.
Oleh karena itulah kita mendapati bahwa tanaman- tanaman yang ada di sekitar danau ini tampak subur dan juga hijau. Hal ini tentu saja akan membawa keuntungan bagi manusia. Manusia bisa memanfaatkan tanah yang ada di sekitar danau untuk ditanami tanaman tertentu. Selain itu pohon- pohon yang ada di sekitar danau juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat bersantai pada siang hari. Kerimbunan daunnya akan bisa dimanfaatkan untuk berteduh sehingga menjadi tempat yang sangat nyaman.
  1. Sebagai wadah resapan air tanah sehingga dapat mengendalikan banjir dan juga erosi
Danau di daratan airnya selain di dapatkan dari mata air dari dalam tanah, juga didapatkan dari air hujan  yang turun di kawasan tersebut. Sebagian danau justru mengandalkan air hanya dari air hujan yang turun saja. Hal ini akan menjadikan danau sebagai tempat peresapan air tanah dan juga penampungan air hujan.
Dengan demikian danau ini akan membantu mencegah terjadinya banjir  apabila hujan yang turun cukup deras. Sehingga hal ini akan melindungi Bumi dari resiko terkena banjir. Selain banjir, danau juga akan menjauhkan tanah terkena erosi tanah karena sebagian besar hujan yang turun lebat akan menimbulkan terjadinya erosi tanah.
  1. Sebagai sarana olahraga
Danau juga mempunyau manfaat lain, yakni dipergunakan sebagai sarana olahraga. Banyak sekali olahraga air yang kita ketahui dan sering dilakukan oleh orang- orang, seperti jet ski, dayung, paralayang, dan lain sebagainya. Jika olahraga membutuhkan tempat atau sarana air yang cukup besar, maka danau bisa menjadi tempat untuk melakukan olahraga tersebut. Danau dengan ukuran yang cukup luas bisa digunakan sebagai tempat berolahraga secara umum karena bisa menampung orang yang olahraga dalam jumlah banyak. Selain itu danau juga bisa digunakan sebagai arena pertandingan olahraga air karena bisa menampung banyak peserta lomba.

Itulah beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya danau ini. danau yang ada di sekitar kita atau berada di wilayah daratan tertentu pastilah mempunyai banyak manfaat, bahkan lebih dari yang telah disebutkan. Manfaat dari danau terkadang kita sadari ataupun tidak. Meskipun terkadang kita tidak menyadari kebermanfaatan dari danau ini, namun kita sebagai manusia wajib menjaga dan memelihara danau agar tetap lestari  sehingga tetap bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga makhluk hidup yang ada di sekitarnya.


Sumber Referensi : Ilmu Geografi.Com

Tuesday, November 29, 2011

LABA-LABA : SERANGGA PEMBUAT JARING

 Laba-laba
     Labah-labah adalah nama kelompok hewan filum Arthropoda (kaki berbuku-buku). Hewan yang termasuk juga dalam kelas Arachonoidea ini tersebar di daerah daratan tropis, sub tropis, dan gurun, jumlahnya sekitar 37.000 jenis. Kawasan hutan hujan tropis adalah tempat yang memiliki keanekaragaman jenis labah-labah terbanyak di antara lingkungan dartan lainnya.

Labah-labah
     Pada umumnya labah-labah berukuran kecil, panjang tubuhnya 2-10 mm. Akan tetapi ada yang berukuran besar yakni jenis tarantula amazon yang mempunyai ukuran 10 cm dengan panjang rentangan kaki 25 cm. Labah-labah bersifat dimorfisme seksual karena ukuran tubuh labah-labah betina lebih besar daripada jantan. Tubuh labah-labah terbagi atas dada (toraks) dan perut (abdomen). Bagian dada menyatu dengan kepala. Pada bagian dada kepala ini terdapat empat pasang kaki berbuku-buku, sepasang tangan pemegang mangsa, dan sepasang rahang taring. Mata labah-labah umumnya berjumlah delapan, tetapi ada yang enam. Pada waktu malam hari warna matanya terlihat putih mengkilat, pada waktu siang hari berwarna kuning, hitam, atau hijau.
Labah-labah Black Window
 Kanibal
    Pangkal rahang labah-labah membesar berisi kelenjar bisa. Ujung rahang meruncing dan melengkung tajam seperti kuku pengait (rahang taring) untuk menggigit dan membunuh mangsa. Bisanya digunakan untuk melumpuhkan mangsa, kemudian membungkusnya dalam kantong sutra dan dimakannya. Pada bagian belakang perut terdapat alat penghasil benang untuk membuat jaring. Tak semua labah-labah membuat jaring untuk menangkap mangsa, misalnya Lycosa sp (labah-labah pemburu) yang mengejar mangsanya. Karena labah-labah bersifat karnivora (pemakan daging), mangsanya adalah hewan seperti serangga, cacing, kutu kayu, bahkan labah-labah lain (kanibal). Sifat kanibal tampak pada labah-labah yang baru menetas yang makan tubuh induknya. Selain itu sifat ini juga muncul pada waktu sesudah kawin atau ketika betina sedang tidak mau kawin, maka labah-labah betina memangsa labah-labah jantan. Kehadiran mangsa diketahui labah-labah melalui jaringnya yang bergetar. Jaringnya terbuat dari cairan yang dihasilkan oleh kelenjar spinneret yang terdapat di bagian belakang abdomen. Jaring ini berbentuk corong, bulat, lembaran, segitiga, atau tidak beraturan.
Jaring labah-labah
Metamorfosis
    Pola perkawinan labah-labah adalah poligami (lebih dari satu jenis pasangan). Labah-labah jantan melakukan gerakan rayuan sebelum mendekati betina sejenis yang birahi. Betina yang bersedia kawin akan menanggapi dengan gerakan yang sama. Jantan mengenal betina dengan mencium jaring yang dibuatnya, lalu menggoyang-goyangkannya. Betina yang bersedia kawin akan tetap diam, sedangkan yang lapar atau tidak birahi akan menyerang jantan. Uniknya ada betina yang meminta mas kawin berupa mangsa, jantan harus memenuhinya agar bersedia kawin dan tidak menyerangnya. Seekor labah-labah betina yang telah dibuahi akan bertelur hingga 1.000 butir yang diletakkannya di jaring. Telur ini akan mengalami metamorfosis (berubah bentuk) mulai dari fase telur, nimfa, hingga menjadi labah-labah dewasa sekitar 263 hari. Pada waktu telur baru menetas (masa nimfa) ia akan menuju ibunya untuk memakannya.

Labah-labah pemangsa
Predator
    Predator labah-labah adalah jenis jamur dan semut yang menyerang telur. Selain itu musuh labah-labah adalah beberapa jenis burung dan serangga misalnya tawon kemit, walang sangit, dan capung yang menyerang nimfa serta labah-labah dewasa.

Jaring untuk memerangkap mangsa

Monday, November 14, 2011

PALUNG LAUT : LAUT DALAM BERBENTUK HURUF V

    Palung laut adalah cekungan yang terdapat di dasar laut dan biasanya berbentuk jurang yang sangat dalam dan memanjang dengan tebing yang terjal. Cekungan palung ini menjorok hingga jauh di kedalaman dasar laut atau kerak Bumi. Palung sering juga disebut parit samudera karena berbentuk garis cekungan sangat dalam dan panjang. Di daerah palung sring terjadi pusaran air yang sangat berbahaya bagi pelayaran atau kapal-kapal yang melewatinya. Salah satu lokasi terkenal karena sering menimbulkan kecelakaan adalah kawasan segitiga Bermuda di sebelah Tenggara Florida ,Amerika Serikat tepatnya berada di kedalaman Samudera Atlantik. Kawasan ini terkenal di dunia karena adanya pertemuan dua arus samudera dan palung laut yang sangat dalam dan luas.
     Penemuan palung laut diawali oleh kapal penjelajah Inggris Challenger pada akhir abad ke 19. Amerika Serikat mengajukan gagasan untuk menjelajahi samudera Atlantik dan samudera Pasifik dengan pimpinan kapal Alexander Agassiz (1835-1910), seorang pakar zologi dan kelautan AS kelahiran Swiss yang menyumbangkan ilmu pengetahuan penting tentang dasar laut. Kapal Jerman dan Swiss pun ikut dalam penjelajahan samudera Atlantik ini. Dengan cara melakukan pengukuran laut dalam, Chalenger berhasil menemukan rangkaian pegunungan bawah laut di tengah-tengah samudera Atlantik dan palung Mariana dengan kedalaman 11.034 m di Samudera Pasifik.
Parit Samudera
   Palung laut atau cekungan sangat dalam dan berlereng curam dengan kemiringan mencapai 16o, bahkan 45o, hingga mencapai dasar laut atau dasar samudera terdalam. Relief dasar laut yang mengalami penurunan ini disebut juga parit samudera. Palung atau parit samudera yang menyertai busur kepulauan di sekitarnya dan deretan gunung api di permukaan lautnya merupakan sumber terbesar aktivitas geologi dan gempa bumi.
Terbentuknya Palung
    Palung dapat terbentuk karena terjadinya gempa bumi atau meletusnya gunung api di dasar laut. Kedua peristiwa tersebut dapat mengubah struktur dasar laut yang semula landai menjadi cekungan berbentuk jurang yang sangat dalam dan panjang. Disamping itu, Palung dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi skala kecil, apabila cekungan yang ada di dasar laut atau samudera runtuh. Jika cekungan besar di dasar laut runtuh, maka dapat timbul efek berantai terhadap lapisan di sekitarnya yang mengakibatkan getaran seperti gempa bumi. Palung laut dalam bisa menimbulkan terjadinya pusaran air laut yang mempunyai gaya sentrifugal yang sangat kuat. Pusaran air tersebut sangat berbahaya jika dilewati kapal.
Palung di dunia
     Palung laut yang terkenal di dunia terdapat di samudera Pasifik, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Antara lain Palung Mariana (kedalaman 11.034 m) di Barat Pasifik dekat Pulau Guam. Jika Gunung tertinggi di Bumi yaitu Everest (8.884 m) ditenggelamkan di palung tersebut, maka permukaan laut masih lebih dari 2 km di atas puncaknya. Selain itu juga ada Palung Tonga (kedalaman 6.000m dan panjang 700 Km), di kepulauan Tonga, Palung Puerto Rico (8380m) di Utara laut Karibia, Palung Sandwich selatan di sebelah Timur Drake yang membentang antara Amerika Selatan dan Antartika. Adapun bagian terdalam dari Samudera Hindia terletak di Palung Jawa (7.450 m). Berikut ini urutan Palung terkenal di dunia berdasarkan kedalamannya.
  1. Palung Mariana, kedalaman 11.034 m di Samudera Pasifik bagian Barat-Tengah
  2. Palung Kuril, kedalaman 10.542 m di Samudera Pasifik bagian Barat Laut
  3. Palung Filipina, kedalaman 10.497 m di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina
  4. Palung Kermetec , kedalaman 10.047 m
  5. Palung Yap, kedalaman 8.527 m, di Samudera Pasifik bagian Tengah
  6. Palung Jepang, kedalaman 8.513, di Samudera Pasifik sebelah Timur Jepang
  7. Palung Puerto Rico, kedalaman 8.380m, di Laut Karibia
  8. Palung Peru-Chili, kedalaman 8.065 m, di Samudera Pasifik sebelah Timur
  9. Palung Kayman, kedalaman 7.886 m, di Samudera Atlantik
  10. Palung Ryukyu, kedalaman 7.507 m, di sebelah Timur Kepuluan Ryu Kyu, Pasifik
  11. Palung Jawa, kedalaman 7.450,di Samudera Hindia,Selatan Pulau Jawa
  12. Palung Amerika Tengah, kedalaman 6.669 di Samudera Atlantik
  13. Palung Tonga, kedalaman 6.000 m di bagian tengah Samudera Pasifik
 Dasar Laut Palung Mariana yang berbukit-bukit tajam
 Letak palung laut terdalam Mariana di Samudera Pasifik
 Penampang Palung Mariana
 Perbandingan antara Palung Mariana dengan Gunung Everest

Thursday, November 3, 2011

EKOSISTEM DANAU DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN

Pengertian Ekosistem Danau
    Sesuai dengan nama yang dimilikinya, ekosistem danau merupakan ekosistem yang cakupan wilayahnya berupa danau dan sekitarnya. Ekosistem sendiri merupakan interaksi timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan danau merupakan ceruk atau sekungan yang terdapat pada permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi yang hidup di suatu ceruk atau cekungan terisi air di permukaan Bumi, dan saling mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya (hubungan berupa timbal balik). Ekosistem danau ini termasuk ke dalam ekosistem air tawar, meskipun secara umum  air di danau bisa juga terisi air asin. Ekosistem danau ini tidak hanya meliputi di air saja, namun juga daratan yang ada di sekitar danau tersebut.

Ciri-Ciri Ekosistem Danau 
     Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa di Bumi ini kita dapat menemukan beberapa macam eksosistem. Pada dasarnya memang ekosistem di Bumi dibagi menjadi dua macam, yakni ekosistem daratan dan juga ekosistem perairan. Namun ekosistem tersebut dipecah lagi menjadi beberapa macam. Ekosistem air terdiri dari beberapa macam, dan salah satu jenis dari ekosistem air adalah ekosistem air tawar. Ekosistem danau masuk ke dalam kategori ekosistem air tawar. Ciri- ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah:
  1. Terdapat variasi suhu yang tidak mencolok
Ekosistem danau ini mempunyai suatu ciri yakni mempunyai variasi suhu yang tidak mencolok. Ciri ini memang rata- rata dimiliki oleh ekosistem air tawar yang lain pula. Variasi suhu mempunyai arti bahwa suhu antara siang dan malam tidak terlalu mencolok perbedaannya. Terlebih di wilayah cekungan air. Biasanya cahaya matahari yang masuk tidak dapat menembus terlalu dalam, namun hanya beberapa meter saja. Sehingga hal ini tidak akan menimbulkan perbedaan jauh antara suhu siang dan suhu pada malam hari.
  1. Memiliki penetrasi cahaya yang kurang
Masih berkaitan dengan ciri yang pertama, yakni tentang cahaya matahari yang menyinari wilayah danau. Ekosistem danau ini merupakan ekosistem yang mempunyai penetrasi cahaya yang kurang. Hal ini karena sinar matahari hanya mampu menembus permukaan danau hingga beberapa meter saja, maka dari itulah wilayah air di danau memiliki penetrasi cahaya yang kurang.
  1. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
Karena letaknya di lingkungan daratan dan cakupan wilayahnya pun tidak luas, maka ekosistem danau ini sangat dipengaruhi cuaca dan juga iklim . Memang air di danau ini biasanya tidak pernah habis, namun ketika musim penghujan tiba, air danau juga bisa bertambah banyak. Selain itu, tingkat kesuburan di daratan sekitar danau ini juga tergantung pada cuaca maupun iklim. Di negara yang memiliki empat musim, mungkin saja air danau akan membeku menjadi es pada bagian permukaannya karena dipengaruhi oleh dinginnya udara di sana.
  1. Jenis tumbuhan didominasi oleh ganggang dan tumbuhan biji
Biasanya ekosistem danau ini mempunyai flora yang khas, yakni berupa ganggang dan tumbuhan biji. Selain itu, tumbuhan yang ada di danau ini merupakan tumbuhan yang sudah beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Beberapa ciri dari tumbuhan yang yang hidup di air tawar antara lain:
  • Bersel Satu
  • Memiliki dinding yang kuat
  • Air masuk ke dalam sel hingga maksimal dan kemudian akan berhenti sendiri
  • Tumbuhan tingkat tinggi memiliki jangkar yang berupa akar sulur
  • Tumbuhan rendah, memiliki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
  1. Dihuni oleh hampir semua filum hewan
Ekosistem danau ini merupakan ekosistem air tawar dan biasanya dihuni oleh semua filum hewan. Ada salah satu hewan yang menghuni ekosistem air tawar (termasuk juga ekosistem danau) yaitu Nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Kemudian hewan tingkat tinggi yang berada di eksositem danau ini misalnya adalah ikan.
Itulah beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh ekosistem danau ini. beberapa ciri yang disebutkan di atas juga dimiliki oleh ekosistem air tawar pada umumnya.

Komponen Ekosistem Danau
Seperti dengan jenis ekosistem yang lainnya, ekosistem danau juga mempunyai  komponen- komponen yang menyusun ekosistem danau tersebut. Komponen yang ada di ekosistem danau ini juga meliputi komponen biotik dan juga abiotik. Komponen abiotik merupakan komponen yang tidak hidup atau berupa benda mati, sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup. Berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam ekosistem danau:
  • Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen hidup yang dimiliki oleh ekosistem danau ini jumlahnya banyak sekali, diantaranya adalah ikan, udang, alga, ganggang, enceng gondok, fitoplankton dan zooplankton, serta binatang air tawar dan tumbuhan air tawar lainnya.
  • Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup. Komponen yang tidak hidup ini disebut sebagai komponen abiotik. Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen- komponen yang lainnya yang terdapat di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah suhu, air , cahaya matahari, angin, batu , tanah, dan tingkat keasaman atau pH.       

Jenis-Jenis Ekosistem Danau
     Danau merupakan sebuah bentukan alam yang berupa cekungan dan terisi air, berisi di wilayah daratan dan dikeleilingi oleh daratan. Air yang ada di danau ini tidak melulu merupakan air tawar, namun ada pula air asin. Asal- muasal danau satu dengan danau yang lainnya pun juga tidak sama. Maka dari itulah danau ini dibedakan menjadai beberapa macam. Karena macam danau yang berbeda- beda, maka kita juga bisa mengatakan bahwa ada beberapa macam ekosistem danau ini. Berikut merupakan macam- macam ekosistem danau berdasarkan karakteristiknya masing- masing. 
1. Berdasarkan jenis airnya
Berdasarkan jenis airnya danau dibedakan menjadi beberapa macam yakni:
  • Danau air tawar, adalah danau yang berisikan dengan air tawar. Danau jenis ini biasanya memiliki suatu ciri khas, yakni mempunyai pelepasan yang berupa sungai . Contoh danau air tawar ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
  • Danau air asin, adalah danau yang diisi oleh air yang rasanya asin. Berbeda dengan danau air tawar yang memiliki pelepasan berupa sungai, danau air asin ini justru tidak memiliki pelepasan berupa aliran air. Hal ini karena biasanya danau air asin adalah tujuan akhir dari sungai- sungai tersebut. Satu- satunya pelepasan yang dimiliki oleh danau ini hanyalah penguapan. Contoh danau air asin ini adalah danau Sentani di Papua.
  • Danau air asam. Jenis danau berdasarkan airnya yang ketiga adalah danau air asam. Seperti kedua danau sebelumnya, danau air asam ini adalah danau yang memiliki air tingkat keasaman tinggi. Air yang mengisi danau ini merupakan air yang berasal dari belerang. Danau air asam ini biasanya adalah kawah gunung berapi yang berisi oleh air hujan dan airnya berwarna hijau kekuning- kuningan. Contoh danau air asam ini adalah danau Tangkuban Perahu di Jawa Barat.                                
2. Berdasarkan kapasitas airnya
Berdasarkan kapasitas airnya, danau dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini:
  • Danau permanen, yakni merupakan danau yang mana kapasitas airnya tidak dipengaruhi oleh musim. Sehingga volume air yang ada di danau tersebut tidak bergantung pada musim.
  • Danau temporer, yakni merupakan danau yang mana kapasitas airnya dipengaruhi oleh musim. Kapasitas air yang mengisi danau ini bersifat fluktuaktif, yakni meluap pada saat musim penghujan tiba dan surut ketika musim kemarau tiba.
3. Berdasarkan produksi materi organiknya
Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini:
a. Danau Oligotropik –  yaitu danau yang kekurangan makanan karena fitoplankton yang ada di danau tersebut, yaitu daerah limnetik tidak atau kurang produktif.
Danau oligotropik ini mempunyai ciri- ciri yaitu :
  1. Memiliki air yang jernih
  2. Dihuni oleh sedikit makhluk hidup
  3. Terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau tersebut    

b. Danau Eutrofik – yaitu wujud lawa dari dari danau oligotropik. Danau eutrofik ini merupakan sebuah danau yang dangkal dan kaya dengan makanan karena fitoplankton di daerah limnetik pada danau ini sangatlah produktif.
Sama seperti danau oligotropik, danau eutrofik ini juga mempunyai ciri- ciri khusus, yaitu:
  1. Memiliki air yang keruh
  2. Terdapat berbagai macam organisme
  3. Oksigen di danau ini hanya terdapat di daerah profundal saja.
  4. Berdasarkan proses terbentunya, danau dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
c. Danau tektonik – Danau tektonik adalah danau yang terbentuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan- gerakan tektonik, seperti cekungan- cekungan akibat patahan dan juga lipatan.
Contoh dari danau tektonik ini adalah Danau Tempe, Danau Tondano, dan juga Danau Towuti yang berada di Sulawesi.
  • Danau vulkanik. Jenis danau selanjutnya dari proses terbentuknya adalah danau vulkanik. Sesuai dengan namanya, danau ini merupakan danau bekas gunung berapi . Air yang ada di danau ini berasal dari air hujan yang turun dan kemudian tertampung dalam lubang kepundan atau kaldera. Contoh dari danau vulkanik antara lain Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.
  • Danau Vulkano – Tektonik. Jenis danau ketiga berdasarkan proses terbentuknya adalah danau vulkano – tektonik. Danau jenis ini merupakan danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan juga proses tektonik. Patahan atau depresi yang terjadi pada bagian permukaan Bumi pasca letusan. Dapur magma yang saat itu telah kosong menjadi tidak stabil, sehingga hal ini menyebabkan pemerosotan atau patah. Kemudian cekungan akibat patahan tersebut diisi oleh air. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba yang berada di Sumatera Utara.
Itulah beberapa macam danau jika dilihat dari karakteristiknya yang berbeda- beda. Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas lagi mengenai danau ini bisa dibaca macam- macam danau.

Pembagian Daerah pada Danau
Seperti halnya sumber air yang lainnya, danau ini juga mempunyai pembagian daerah yang berbeda- beda. Daerah- daerah yang ada di danau dibedakan menurut tingkat kedalamannya. Pembagian daerah- daerah yang ada didanau ini adalah sebagai berikut:
  1. Daerah Litoral
Daerah pertama yang akan kita temui ada di danau adalah daerah litoral. Daerah litoral ini merupakan daerah yang dangkal. Di daerah ini dapat kita temui cahaya matahari yang menembus dengan optimal. Daerah litoral ini mempunyai ciri- ciri, yakni sebagai berikut:
  • Merupakan daerah yang dangkal
  • Cahaya matahari dapat menyinari secara optimal
  • Mempunyai air yang hangat
  • Apabila terdapat tumbuhan air, maka tumbuhannya adalah tumbuhan yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
  • Hewan yang berada di daerah ini biasanya adalah ganggang yang melekat, siput, remis, crustacea, ikan, serangga, amfibi, reptil air, reptil semi air (seperti kura- kura, itik, angsa, ular), dan mamalia.
  1. Daerah Limnetik
Daerah selanjutnya adalah limnetik. Daerah limnetik ini merupakan daerah yang terletak jauh dari tepi danau. Daerah ini masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Sebagaimana daerah litoral, daerah limnetik ini juga  mempunyai ciri- ciri khusus. Ciri- ciri dari daerah limnetik ini antara lain adalah:
  • Berada jauh dari tepi danau
  • Dihuni oleh berbagai macam fitoplankton, ganggang, dan cyanobaktery
  • Masih bisa disinari oleh cahaya matahari
Di daerah limnetik ini ganggang dan juga fitoplankton melakukan fotosintesis dan berkembang biak. Perkembangbiakan dengan kecepatan tinggi terjadi ketika musim panas dan juga musim semi. Di daerah limnetik ini pula terjadi peristiwa memakan dan dimakan. Fitoplankton dimangsa oleh zooplankton dan udang- udangan kecil. Zooplankton dan udang- udangan kecil dimangsa oleh ikan- ikan kecil, lalu ikan- ikan kecil dimangsa oleh ikan- ikan besar. Dan ikan- ikan besar dimangsa oleh ular, kura- kura, dan juga burung- burung pemakan ikan.
  1. Daerah Profundal
Daerah danau yang selanjutnya adalah daerah profundal. Daerah profundal ini merupakan bagian dari perairan ekosistem danau yang terletak di bagian dalam dan tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Ciri-ciri daerah profundal ini antara lain:
  • Terletak di perairan bagian dalam
  • Tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
  • Dihuni oleh cacing dan mikroba
Di daerah ini, cacing dan juga mikroba menggunakan oksigen yang ada di air untuk  melakukan interaksi. Interaksi ini dilakukan dengan melalui respirasi seluler mendekomposisi detritus yang dibawa dari daerah limnetik.
  1. Daerah Bentik
Daerah selanjutnya adalah daerah bentik. Daerah bentik merupakan dasar dari danau yang merupakan tempat bentos dan juga organisme yang telah mati terdekomposisi. Daerah bentik ini juga mempunyai ciri- ciri tertentu. ciri- ciri dari daerah bentik ini antara lain adalah:
  • Terdapat di bagian dasar danau
  • Merupakan tempat bentos berada
  • Tempat organisme mati terdekomposisi
  • Tidak dapat ditembus cahaya matahari.
Itulah beberapa bagian- bagian dari danau atau daerah- daerah yang dimiliki oleh danau. Daerah- daerah tersebut pastilah ada di setiap danau. Hal ini karena pembagian daerah- daerah tersebut berdasar pada kedalaman dan juga letaknya.
 
Manfaat Ekosistem Danau
    Ekosistem danau ini terdiri atas berbagai macam tumbuhan dan juga hewan- hewan. Oleh karena itulah ekosistem danau ini mempunyai manfaat yang sangat banyak, bukan hanya bagi makhluk hidup namun juga bagi lingkungan dan juga Bumi. Beberapa fungsi atau manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem danau ini antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Merupakan sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang berbagai bahan genetik.
  2. Merupakan tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat penting – Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya danau ini merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna. Selain sebgaai tempat hidup, tentu saja disitu juga terjadi peristiwa interaksi hingga siklus hidup flora dan faunan tertentu.
  3. Merupakan sumber air bersih yang serbaguna yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya – Air yang ada di danau merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis danau air tawar, maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Diantaranya adalah kepentingan rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk mengairi lahan persawahan atau ladang).
  4. Merupakan tempat menampung air bersih – Danau juga sangat  berfungsi sebagai tempat menampung air bersih, baik itu air hujan, aliran permukaan, sungai- sungai maupun air bawah tanah. Hal ini akan sangat berguna sebagai tempat menampung cadangan air, sehingga air ini dapat digunakan ketika musim kemarau tiba.
  5. Memelihara iklim mikro – Iklim mikro ini merupakan iklim yang mencakup wilayah sempit, yakni yang ada di daerah sekitar saja. Keberadaan danau ini dapat memperbaiki iklim mikro di sekitar daerah danau tersebut karena dapat mempengaruhi kelembaban dan juga curah hujan.
  6. Sebagai sumber listrik – Air danau juga bisa dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.
  7. Sarana rekreasi keluarga Danau juga berfungsi sebagai tempat reskreasi keluarga yang indah. Di danau ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti memancing, berkeliling danau meggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarnya. Danau juga bisa berfungsi untuk rilexsasi dan refresing untuk menikmati suasana hati yang tenang dengan suguhan pemandangan alam yang indah di sekitarnya.
  8. Sebagai tempat hidup atau habitat beragam makhluk hidup – Ekosistem danau, di tempat inilah berbagai macam tumbuhan dan juga hewan, siklus hidup maupun rantai makanan yang mereka punyai. Karena di danau inilah berbagai macam binatang dan tumbuhan tersebut dapat lestari dan menjadi kekayaan alam.
  9. Sebagai sarana edukasi. – Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya. Danau bisa dijadikan sebagi objek penelitian tentang seberapa besar pengaruh danau terdahap binatang dan tumbuhan yang hidup disekitarnya, maupun tentang apa saja yang terkandung dalam danau tersebut.     
Itulah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari ekosistem danau. Selain manfaat yang telah disebutkan di atas, masih banyak manfaat- manfaat lainnya dari ekosistem danau ini baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.

Sumber Referensi :  Ilmu Geografi.Com