"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Tuesday, November 29, 2011

LABA-LABA : SERANGGA PEMBUAT JARING

 Laba-laba
     Labah-labah adalah nama kelompok hewan filum Arthropoda (kaki berbuku-buku). Hewan yang termasuk juga dalam kelas Arachonoidea ini tersebar di daerah daratan tropis, sub tropis, dan gurun, jumlahnya sekitar 37.000 jenis. Kawasan hutan hujan tropis adalah tempat yang memiliki keanekaragaman jenis labah-labah terbanyak di antara lingkungan dartan lainnya.

Labah-labah
     Pada umumnya labah-labah berukuran kecil, panjang tubuhnya 2-10 mm. Akan tetapi ada yang berukuran besar yakni jenis tarantula amazon yang mempunyai ukuran 10 cm dengan panjang rentangan kaki 25 cm. Labah-labah bersifat dimorfisme seksual karena ukuran tubuh labah-labah betina lebih besar daripada jantan. Tubuh labah-labah terbagi atas dada (toraks) dan perut (abdomen). Bagian dada menyatu dengan kepala. Pada bagian dada kepala ini terdapat empat pasang kaki berbuku-buku, sepasang tangan pemegang mangsa, dan sepasang rahang taring. Mata labah-labah umumnya berjumlah delapan, tetapi ada yang enam. Pada waktu malam hari warna matanya terlihat putih mengkilat, pada waktu siang hari berwarna kuning, hitam, atau hijau.
Labah-labah Black Window
 Kanibal
    Pangkal rahang labah-labah membesar berisi kelenjar bisa. Ujung rahang meruncing dan melengkung tajam seperti kuku pengait (rahang taring) untuk menggigit dan membunuh mangsa. Bisanya digunakan untuk melumpuhkan mangsa, kemudian membungkusnya dalam kantong sutra dan dimakannya. Pada bagian belakang perut terdapat alat penghasil benang untuk membuat jaring. Tak semua labah-labah membuat jaring untuk menangkap mangsa, misalnya Lycosa sp (labah-labah pemburu) yang mengejar mangsanya. Karena labah-labah bersifat karnivora (pemakan daging), mangsanya adalah hewan seperti serangga, cacing, kutu kayu, bahkan labah-labah lain (kanibal). Sifat kanibal tampak pada labah-labah yang baru menetas yang makan tubuh induknya. Selain itu sifat ini juga muncul pada waktu sesudah kawin atau ketika betina sedang tidak mau kawin, maka labah-labah betina memangsa labah-labah jantan. Kehadiran mangsa diketahui labah-labah melalui jaringnya yang bergetar. Jaringnya terbuat dari cairan yang dihasilkan oleh kelenjar spinneret yang terdapat di bagian belakang abdomen. Jaring ini berbentuk corong, bulat, lembaran, segitiga, atau tidak beraturan.
Jaring labah-labah
Metamorfosis
    Pola perkawinan labah-labah adalah poligami (lebih dari satu jenis pasangan). Labah-labah jantan melakukan gerakan rayuan sebelum mendekati betina sejenis yang birahi. Betina yang bersedia kawin akan menanggapi dengan gerakan yang sama. Jantan mengenal betina dengan mencium jaring yang dibuatnya, lalu menggoyang-goyangkannya. Betina yang bersedia kawin akan tetap diam, sedangkan yang lapar atau tidak birahi akan menyerang jantan. Uniknya ada betina yang meminta mas kawin berupa mangsa, jantan harus memenuhinya agar bersedia kawin dan tidak menyerangnya. Seekor labah-labah betina yang telah dibuahi akan bertelur hingga 1.000 butir yang diletakkannya di jaring. Telur ini akan mengalami metamorfosis (berubah bentuk) mulai dari fase telur, nimfa, hingga menjadi labah-labah dewasa sekitar 263 hari. Pada waktu telur baru menetas (masa nimfa) ia akan menuju ibunya untuk memakannya.

Labah-labah pemangsa
Predator
    Predator labah-labah adalah jenis jamur dan semut yang menyerang telur. Selain itu musuh labah-labah adalah beberapa jenis burung dan serangga misalnya tawon kemit, walang sangit, dan capung yang menyerang nimfa serta labah-labah dewasa.

Jaring untuk memerangkap mangsa

Monday, November 14, 2011

PALUNG LAUT : LAUT DALAM BERBENTUK HURUF V

    Palung laut adalah cekungan yang terdapat di dasar laut dan biasanya berbentuk jurang yang sangat dalam dan memanjang dengan tebing yang terjal. Cekungan palung ini menjorok hingga jauh di kedalaman dasar laut atau kerak Bumi. Palung sering juga disebut parit samudera karena berbentuk garis cekungan sangat dalam dan panjang. Di daerah palung sring terjadi pusaran air yang sangat berbahaya bagi pelayaran atau kapal-kapal yang melewatinya. Salah satu lokasi terkenal karena sering menimbulkan kecelakaan adalah kawasan segitiga Bermuda di sebelah Tenggara Florida ,Amerika Serikat tepatnya berada di kedalaman Samudera Atlantik. Kawasan ini terkenal di dunia karena adanya pertemuan dua arus samudera dan palung laut yang sangat dalam dan luas.
     Penemuan palung laut diawali oleh kapal penjelajah Inggris Challenger pada akhir abad ke 19. Amerika Serikat mengajukan gagasan untuk menjelajahi samudera Atlantik dan samudera Pasifik dengan pimpinan kapal Alexander Agassiz (1835-1910), seorang pakar zologi dan kelautan AS kelahiran Swiss yang menyumbangkan ilmu pengetahuan penting tentang dasar laut. Kapal Jerman dan Swiss pun ikut dalam penjelajahan samudera Atlantik ini. Dengan cara melakukan pengukuran laut dalam, Chalenger berhasil menemukan rangkaian pegunungan bawah laut di tengah-tengah samudera Atlantik dan palung Mariana dengan kedalaman 11.034 m di Samudera Pasifik.
Parit Samudera
   Palung laut atau cekungan sangat dalam dan berlereng curam dengan kemiringan mencapai 16o, bahkan 45o, hingga mencapai dasar laut atau dasar samudera terdalam. Relief dasar laut yang mengalami penurunan ini disebut juga parit samudera. Palung atau parit samudera yang menyertai busur kepulauan di sekitarnya dan deretan gunung api di permukaan lautnya merupakan sumber terbesar aktivitas geologi dan gempa bumi.
Terbentuknya Palung
    Palung dapat terbentuk karena terjadinya gempa bumi atau meletusnya gunung api di dasar laut. Kedua peristiwa tersebut dapat mengubah struktur dasar laut yang semula landai menjadi cekungan berbentuk jurang yang sangat dalam dan panjang. Disamping itu, Palung dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi skala kecil, apabila cekungan yang ada di dasar laut atau samudera runtuh. Jika cekungan besar di dasar laut runtuh, maka dapat timbul efek berantai terhadap lapisan di sekitarnya yang mengakibatkan getaran seperti gempa bumi. Palung laut dalam bisa menimbulkan terjadinya pusaran air laut yang mempunyai gaya sentrifugal yang sangat kuat. Pusaran air tersebut sangat berbahaya jika dilewati kapal.
Palung di dunia
     Palung laut yang terkenal di dunia terdapat di samudera Pasifik, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Antara lain Palung Mariana (kedalaman 11.034 m) di Barat Pasifik dekat Pulau Guam. Jika Gunung tertinggi di Bumi yaitu Everest (8.884 m) ditenggelamkan di palung tersebut, maka permukaan laut masih lebih dari 2 km di atas puncaknya. Selain itu juga ada Palung Tonga (kedalaman 6.000m dan panjang 700 Km), di kepulauan Tonga, Palung Puerto Rico (8380m) di Utara laut Karibia, Palung Sandwich selatan di sebelah Timur Drake yang membentang antara Amerika Selatan dan Antartika. Adapun bagian terdalam dari Samudera Hindia terletak di Palung Jawa (7.450 m). Berikut ini urutan Palung terkenal di dunia berdasarkan kedalamannya.
  1. Palung Mariana, kedalaman 11.034 m di Samudera Pasifik bagian Barat-Tengah
  2. Palung Kuril, kedalaman 10.542 m di Samudera Pasifik bagian Barat Laut
  3. Palung Filipina, kedalaman 10.497 m di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina
  4. Palung Kermetec , kedalaman 10.047 m
  5. Palung Yap, kedalaman 8.527 m, di Samudera Pasifik bagian Tengah
  6. Palung Jepang, kedalaman 8.513, di Samudera Pasifik sebelah Timur Jepang
  7. Palung Puerto Rico, kedalaman 8.380m, di Laut Karibia
  8. Palung Peru-Chili, kedalaman 8.065 m, di Samudera Pasifik sebelah Timur
  9. Palung Kayman, kedalaman 7.886 m, di Samudera Atlantik
  10. Palung Ryukyu, kedalaman 7.507 m, di sebelah Timur Kepuluan Ryu Kyu, Pasifik
  11. Palung Jawa, kedalaman 7.450,di Samudera Hindia,Selatan Pulau Jawa
  12. Palung Amerika Tengah, kedalaman 6.669 di Samudera Atlantik
  13. Palung Tonga, kedalaman 6.000 m di bagian tengah Samudera Pasifik
 Dasar Laut Palung Mariana yang berbukit-bukit tajam
 Letak palung laut terdalam Mariana di Samudera Pasifik
 Penampang Palung Mariana
 Perbandingan antara Palung Mariana dengan Gunung Everest

Thursday, November 3, 2011

EKOSISTEM DANAU DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN

Pengertian Ekosistem Danau
    Sesuai dengan nama yang dimilikinya, ekosistem danau merupakan ekosistem yang cakupan wilayahnya berupa danau dan sekitarnya. Ekosistem sendiri merupakan interaksi timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan danau merupakan ceruk atau sekungan yang terdapat pada permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi yang hidup di suatu ceruk atau cekungan terisi air di permukaan Bumi, dan saling mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya (hubungan berupa timbal balik). Ekosistem danau ini termasuk ke dalam ekosistem air tawar, meskipun secara umum  air di danau bisa juga terisi air asin. Ekosistem danau ini tidak hanya meliputi di air saja, namun juga daratan yang ada di sekitar danau tersebut.

Ciri-Ciri Ekosistem Danau 
     Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa di Bumi ini kita dapat menemukan beberapa macam eksosistem. Pada dasarnya memang ekosistem di Bumi dibagi menjadi dua macam, yakni ekosistem daratan dan juga ekosistem perairan. Namun ekosistem tersebut dipecah lagi menjadi beberapa macam. Ekosistem air terdiri dari beberapa macam, dan salah satu jenis dari ekosistem air adalah ekosistem air tawar. Ekosistem danau masuk ke dalam kategori ekosistem air tawar. Ciri- ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah:
  1. Terdapat variasi suhu yang tidak mencolok
Ekosistem danau ini mempunyai suatu ciri yakni mempunyai variasi suhu yang tidak mencolok. Ciri ini memang rata- rata dimiliki oleh ekosistem air tawar yang lain pula. Variasi suhu mempunyai arti bahwa suhu antara siang dan malam tidak terlalu mencolok perbedaannya. Terlebih di wilayah cekungan air. Biasanya cahaya matahari yang masuk tidak dapat menembus terlalu dalam, namun hanya beberapa meter saja. Sehingga hal ini tidak akan menimbulkan perbedaan jauh antara suhu siang dan suhu pada malam hari.
  1. Memiliki penetrasi cahaya yang kurang
Masih berkaitan dengan ciri yang pertama, yakni tentang cahaya matahari yang menyinari wilayah danau. Ekosistem danau ini merupakan ekosistem yang mempunyai penetrasi cahaya yang kurang. Hal ini karena sinar matahari hanya mampu menembus permukaan danau hingga beberapa meter saja, maka dari itulah wilayah air di danau memiliki penetrasi cahaya yang kurang.
  1. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
Karena letaknya di lingkungan daratan dan cakupan wilayahnya pun tidak luas, maka ekosistem danau ini sangat dipengaruhi cuaca dan juga iklim . Memang air di danau ini biasanya tidak pernah habis, namun ketika musim penghujan tiba, air danau juga bisa bertambah banyak. Selain itu, tingkat kesuburan di daratan sekitar danau ini juga tergantung pada cuaca maupun iklim. Di negara yang memiliki empat musim, mungkin saja air danau akan membeku menjadi es pada bagian permukaannya karena dipengaruhi oleh dinginnya udara di sana.
  1. Jenis tumbuhan didominasi oleh ganggang dan tumbuhan biji
Biasanya ekosistem danau ini mempunyai flora yang khas, yakni berupa ganggang dan tumbuhan biji. Selain itu, tumbuhan yang ada di danau ini merupakan tumbuhan yang sudah beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Beberapa ciri dari tumbuhan yang yang hidup di air tawar antara lain:
  • Bersel Satu
  • Memiliki dinding yang kuat
  • Air masuk ke dalam sel hingga maksimal dan kemudian akan berhenti sendiri
  • Tumbuhan tingkat tinggi memiliki jangkar yang berupa akar sulur
  • Tumbuhan rendah, memiliki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
  1. Dihuni oleh hampir semua filum hewan
Ekosistem danau ini merupakan ekosistem air tawar dan biasanya dihuni oleh semua filum hewan. Ada salah satu hewan yang menghuni ekosistem air tawar (termasuk juga ekosistem danau) yaitu Nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Kemudian hewan tingkat tinggi yang berada di eksositem danau ini misalnya adalah ikan.
Itulah beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh ekosistem danau ini. beberapa ciri yang disebutkan di atas juga dimiliki oleh ekosistem air tawar pada umumnya.

Komponen Ekosistem Danau
Seperti dengan jenis ekosistem yang lainnya, ekosistem danau juga mempunyai  komponen- komponen yang menyusun ekosistem danau tersebut. Komponen yang ada di ekosistem danau ini juga meliputi komponen biotik dan juga abiotik. Komponen abiotik merupakan komponen yang tidak hidup atau berupa benda mati, sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup. Berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam ekosistem danau:
  • Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen hidup yang dimiliki oleh ekosistem danau ini jumlahnya banyak sekali, diantaranya adalah ikan, udang, alga, ganggang, enceng gondok, fitoplankton dan zooplankton, serta binatang air tawar dan tumbuhan air tawar lainnya.
  • Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup. Komponen yang tidak hidup ini disebut sebagai komponen abiotik. Meskipun tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen- komponen yang lainnya yang terdapat di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah suhu, air , cahaya matahari, angin, batu , tanah, dan tingkat keasaman atau pH.       

Jenis-Jenis Ekosistem Danau
     Danau merupakan sebuah bentukan alam yang berupa cekungan dan terisi air, berisi di wilayah daratan dan dikeleilingi oleh daratan. Air yang ada di danau ini tidak melulu merupakan air tawar, namun ada pula air asin. Asal- muasal danau satu dengan danau yang lainnya pun juga tidak sama. Maka dari itulah danau ini dibedakan menjadai beberapa macam. Karena macam danau yang berbeda- beda, maka kita juga bisa mengatakan bahwa ada beberapa macam ekosistem danau ini. Berikut merupakan macam- macam ekosistem danau berdasarkan karakteristiknya masing- masing. 
1. Berdasarkan jenis airnya
Berdasarkan jenis airnya danau dibedakan menjadi beberapa macam yakni:
  • Danau air tawar, adalah danau yang berisikan dengan air tawar. Danau jenis ini biasanya memiliki suatu ciri khas, yakni mempunyai pelepasan yang berupa sungai . Contoh danau air tawar ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
  • Danau air asin, adalah danau yang diisi oleh air yang rasanya asin. Berbeda dengan danau air tawar yang memiliki pelepasan berupa sungai, danau air asin ini justru tidak memiliki pelepasan berupa aliran air. Hal ini karena biasanya danau air asin adalah tujuan akhir dari sungai- sungai tersebut. Satu- satunya pelepasan yang dimiliki oleh danau ini hanyalah penguapan. Contoh danau air asin ini adalah danau Sentani di Papua.
  • Danau air asam. Jenis danau berdasarkan airnya yang ketiga adalah danau air asam. Seperti kedua danau sebelumnya, danau air asam ini adalah danau yang memiliki air tingkat keasaman tinggi. Air yang mengisi danau ini merupakan air yang berasal dari belerang. Danau air asam ini biasanya adalah kawah gunung berapi yang berisi oleh air hujan dan airnya berwarna hijau kekuning- kuningan. Contoh danau air asam ini adalah danau Tangkuban Perahu di Jawa Barat.                                
2. Berdasarkan kapasitas airnya
Berdasarkan kapasitas airnya, danau dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini:
  • Danau permanen, yakni merupakan danau yang mana kapasitas airnya tidak dipengaruhi oleh musim. Sehingga volume air yang ada di danau tersebut tidak bergantung pada musim.
  • Danau temporer, yakni merupakan danau yang mana kapasitas airnya dipengaruhi oleh musim. Kapasitas air yang mengisi danau ini bersifat fluktuaktif, yakni meluap pada saat musim penghujan tiba dan surut ketika musim kemarau tiba.
3. Berdasarkan produksi materi organiknya
Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini:
a. Danau Oligotropik –  yaitu danau yang kekurangan makanan karena fitoplankton yang ada di danau tersebut, yaitu daerah limnetik tidak atau kurang produktif.
Danau oligotropik ini mempunyai ciri- ciri yaitu :
  1. Memiliki air yang jernih
  2. Dihuni oleh sedikit makhluk hidup
  3. Terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau tersebut    

b. Danau Eutrofik – yaitu wujud lawa dari dari danau oligotropik. Danau eutrofik ini merupakan sebuah danau yang dangkal dan kaya dengan makanan karena fitoplankton di daerah limnetik pada danau ini sangatlah produktif.
Sama seperti danau oligotropik, danau eutrofik ini juga mempunyai ciri- ciri khusus, yaitu:
  1. Memiliki air yang keruh
  2. Terdapat berbagai macam organisme
  3. Oksigen di danau ini hanya terdapat di daerah profundal saja.
  4. Berdasarkan proses terbentunya, danau dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
c. Danau tektonik – Danau tektonik adalah danau yang terbentuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan- gerakan tektonik, seperti cekungan- cekungan akibat patahan dan juga lipatan.
Contoh dari danau tektonik ini adalah Danau Tempe, Danau Tondano, dan juga Danau Towuti yang berada di Sulawesi.
  • Danau vulkanik. Jenis danau selanjutnya dari proses terbentuknya adalah danau vulkanik. Sesuai dengan namanya, danau ini merupakan danau bekas gunung berapi . Air yang ada di danau ini berasal dari air hujan yang turun dan kemudian tertampung dalam lubang kepundan atau kaldera. Contoh dari danau vulkanik antara lain Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.
  • Danau Vulkano – Tektonik. Jenis danau ketiga berdasarkan proses terbentuknya adalah danau vulkano – tektonik. Danau jenis ini merupakan danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan juga proses tektonik. Patahan atau depresi yang terjadi pada bagian permukaan Bumi pasca letusan. Dapur magma yang saat itu telah kosong menjadi tidak stabil, sehingga hal ini menyebabkan pemerosotan atau patah. Kemudian cekungan akibat patahan tersebut diisi oleh air. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba yang berada di Sumatera Utara.
Itulah beberapa macam danau jika dilihat dari karakteristiknya yang berbeda- beda. Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas lagi mengenai danau ini bisa dibaca macam- macam danau.

Pembagian Daerah pada Danau
Seperti halnya sumber air yang lainnya, danau ini juga mempunyai pembagian daerah yang berbeda- beda. Daerah- daerah yang ada di danau dibedakan menurut tingkat kedalamannya. Pembagian daerah- daerah yang ada didanau ini adalah sebagai berikut:
  1. Daerah Litoral
Daerah pertama yang akan kita temui ada di danau adalah daerah litoral. Daerah litoral ini merupakan daerah yang dangkal. Di daerah ini dapat kita temui cahaya matahari yang menembus dengan optimal. Daerah litoral ini mempunyai ciri- ciri, yakni sebagai berikut:
  • Merupakan daerah yang dangkal
  • Cahaya matahari dapat menyinari secara optimal
  • Mempunyai air yang hangat
  • Apabila terdapat tumbuhan air, maka tumbuhannya adalah tumbuhan yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
  • Hewan yang berada di daerah ini biasanya adalah ganggang yang melekat, siput, remis, crustacea, ikan, serangga, amfibi, reptil air, reptil semi air (seperti kura- kura, itik, angsa, ular), dan mamalia.
  1. Daerah Limnetik
Daerah selanjutnya adalah limnetik. Daerah limnetik ini merupakan daerah yang terletak jauh dari tepi danau. Daerah ini masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Sebagaimana daerah litoral, daerah limnetik ini juga  mempunyai ciri- ciri khusus. Ciri- ciri dari daerah limnetik ini antara lain adalah:
  • Berada jauh dari tepi danau
  • Dihuni oleh berbagai macam fitoplankton, ganggang, dan cyanobaktery
  • Masih bisa disinari oleh cahaya matahari
Di daerah limnetik ini ganggang dan juga fitoplankton melakukan fotosintesis dan berkembang biak. Perkembangbiakan dengan kecepatan tinggi terjadi ketika musim panas dan juga musim semi. Di daerah limnetik ini pula terjadi peristiwa memakan dan dimakan. Fitoplankton dimangsa oleh zooplankton dan udang- udangan kecil. Zooplankton dan udang- udangan kecil dimangsa oleh ikan- ikan kecil, lalu ikan- ikan kecil dimangsa oleh ikan- ikan besar. Dan ikan- ikan besar dimangsa oleh ular, kura- kura, dan juga burung- burung pemakan ikan.
  1. Daerah Profundal
Daerah danau yang selanjutnya adalah daerah profundal. Daerah profundal ini merupakan bagian dari perairan ekosistem danau yang terletak di bagian dalam dan tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Ciri-ciri daerah profundal ini antara lain:
  • Terletak di perairan bagian dalam
  • Tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
  • Dihuni oleh cacing dan mikroba
Di daerah ini, cacing dan juga mikroba menggunakan oksigen yang ada di air untuk  melakukan interaksi. Interaksi ini dilakukan dengan melalui respirasi seluler mendekomposisi detritus yang dibawa dari daerah limnetik.
  1. Daerah Bentik
Daerah selanjutnya adalah daerah bentik. Daerah bentik merupakan dasar dari danau yang merupakan tempat bentos dan juga organisme yang telah mati terdekomposisi. Daerah bentik ini juga mempunyai ciri- ciri tertentu. ciri- ciri dari daerah bentik ini antara lain adalah:
  • Terdapat di bagian dasar danau
  • Merupakan tempat bentos berada
  • Tempat organisme mati terdekomposisi
  • Tidak dapat ditembus cahaya matahari.
Itulah beberapa bagian- bagian dari danau atau daerah- daerah yang dimiliki oleh danau. Daerah- daerah tersebut pastilah ada di setiap danau. Hal ini karena pembagian daerah- daerah tersebut berdasar pada kedalaman dan juga letaknya.
 
Manfaat Ekosistem Danau
    Ekosistem danau ini terdiri atas berbagai macam tumbuhan dan juga hewan- hewan. Oleh karena itulah ekosistem danau ini mempunyai manfaat yang sangat banyak, bukan hanya bagi makhluk hidup namun juga bagi lingkungan dan juga Bumi. Beberapa fungsi atau manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem danau ini antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Merupakan sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang berbagai bahan genetik.
  2. Merupakan tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat penting – Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya danau ini merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna. Selain sebgaai tempat hidup, tentu saja disitu juga terjadi peristiwa interaksi hingga siklus hidup flora dan faunan tertentu.
  3. Merupakan sumber air bersih yang serbaguna yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya – Air yang ada di danau merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis danau air tawar, maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Diantaranya adalah kepentingan rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk mengairi lahan persawahan atau ladang).
  4. Merupakan tempat menampung air bersih – Danau juga sangat  berfungsi sebagai tempat menampung air bersih, baik itu air hujan, aliran permukaan, sungai- sungai maupun air bawah tanah. Hal ini akan sangat berguna sebagai tempat menampung cadangan air, sehingga air ini dapat digunakan ketika musim kemarau tiba.
  5. Memelihara iklim mikro – Iklim mikro ini merupakan iklim yang mencakup wilayah sempit, yakni yang ada di daerah sekitar saja. Keberadaan danau ini dapat memperbaiki iklim mikro di sekitar daerah danau tersebut karena dapat mempengaruhi kelembaban dan juga curah hujan.
  6. Sebagai sumber listrik – Air danau juga bisa dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.
  7. Sarana rekreasi keluarga Danau juga berfungsi sebagai tempat reskreasi keluarga yang indah. Di danau ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti memancing, berkeliling danau meggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarnya. Danau juga bisa berfungsi untuk rilexsasi dan refresing untuk menikmati suasana hati yang tenang dengan suguhan pemandangan alam yang indah di sekitarnya.
  8. Sebagai tempat hidup atau habitat beragam makhluk hidup – Ekosistem danau, di tempat inilah berbagai macam tumbuhan dan juga hewan, siklus hidup maupun rantai makanan yang mereka punyai. Karena di danau inilah berbagai macam binatang dan tumbuhan tersebut dapat lestari dan menjadi kekayaan alam.
  9. Sebagai sarana edukasi. – Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya. Danau bisa dijadikan sebagi objek penelitian tentang seberapa besar pengaruh danau terdahap binatang dan tumbuhan yang hidup disekitarnya, maupun tentang apa saja yang terkandung dalam danau tersebut.     
Itulah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari ekosistem danau. Selain manfaat yang telah disebutkan di atas, masih banyak manfaat- manfaat lainnya dari ekosistem danau ini baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.

Sumber Referensi :  Ilmu Geografi.Com