"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Wednesday, August 24, 2011

KUMBANG : SERANGGA BERSAYAP ANEKA WARNA

    Kumbang merupakan serangga dari bangsa Coleoptera yang memiliki sayap luar yang keras dan sayap dalam yang berupa membram atau selaput. Golongan hewan ini terdiri dari sekitar 350.000 spesies. Kumbang dapat ditemukan di hampir semua ekosistem, kecuali di laut dan di padang salju. Tubuh kumbang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Kutikula atau kulit kumbang dilindungi oleh kitin, yaitu lapisan keras yang terbuat dari bahan tanduk. Kepala kumbang dilengkapi dengan sepasang antena, mata dan mulut. Bagian dada tersusun atas tiga segmen yang masing-masing mempunyai sepasang kaki. Sayap luar yang disebut elytra, tertanam pada segmen pertama. Adapun sayap dalam terlindung oleh elytra yang keras. Sayap dalam ini berfungsi utuk terbang. Adapun bagian perut kumbang terletak dibawah dada. Perut kumbang berisi organ-organ pencernaan dan reproduksi.
Antena dan Setae
    Antena dan Setae merupakan organ sensoris pada kumbang. Antena digunakan untuk mendeteksi makanan dan feromon (zat kimia yang dilepaskan oleh hewan untuk menarik perhatian pasangan). Adapun Setae (bulu halus pada tubuh) mampu mendeteksi sentuhan, bunyi, bau, rasa dan kilatan cahaya.

Tempayak
     Selama hidupnya, kumbang mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari empat fase, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Kumbang betina yang telah dibuahi akan meletakkan telurnya di dekat sumber makanan. Setelah beberapa hari, telur menetas menjadi larva yang disebut tempayak. Pada tahap ini Tempayak mengalami proses pertumbuhan dan pergantian kulit. Setelah pertumbuhannya maksimal , kumbang memasuki fase pupa dengan membentuk kepompong. Fase pupa sering disebut fase istirahat karena kumbang seolah-olah tidak melakukan aktivitas. Meskipun demikian, beberapa tahap pembentukan organ tubuh terjadi pada fase ini. Fase dewasa ditandai dengan keluarnya kumbang dari kepompong. Pada fase ini sayap dalam dan elytra keluar dari dalam kepompong.

Parasit
    Makanan kumbang bervariasi. Sebagian besar kumbang memakan bagian-bagian tenaman seperti daun, akar dan bunga. Beberapa jenis kumbang merupakan pemakan bangkai dan pemangsa hewan invertebrata seperti serangga dan siput. Sekitar 100 spesie kumbang menjadi hewan parasit bagi manusia. Serangga ini menyebabkan kerusakan beberapa komoditas pertanian seperti kentang dan perkebunan seperti kentang, kapas, dan kayu. 
    Selain itu, kumbang juga menjadi vektor atau perantara berbagai penyakit. Meskipun demikian, beberapa jenis kumbang bermanfaat bagi manusia. Para petani menggunakan kumbang kepik (suku Coccinellidae) sebagai predator alami yang memangsa kutu daun pada tanaman. Adapun kumbang tanah (suku Carabidae) memangsa ngengat dan ulat pada tanaman kentang dan tanaman kayu.

Simbiosis Mutualisme
    Kumbang juga dapat ditemukan di sarang semut atau rayap. Kumbang menjadikan sarang tersebut untuk berlindung dari pemangsanya. Sebagai imbalannya, kumbang membersihkan sarang dengan cara memakan kotoran semut atau rayap. Hubungan ini disebut simbiosis mutualisme (hubungan saling menguntungkan antara dua organisme)

Kumbang Koksi
 Kumbang Emas
 Kumbang Koksi Kuning
 Kumbang Kura-kura Emas
Kumbang Tanduk

Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar dan Pustaka Alam Life : Serangga

Thursday, August 18, 2011

ZONA LAUT MENURUT KEDALAMANNYA

    Laut merupakan bagian dari permukaan bumi yang berupa massa air asin dalam jumlah banyak dan menggenang pada tempat yang luas.Laut yang sangat luas disebut samudera. Hampir dua pertiga luas indonesia berupa lautan. Indonesia terletak pada jalur pegunungan, secara tidak langsung jalur pegunungan tersebut mempengaruhi juga kondidi perairan Indonesia. Oleh karenanya, kondisi perairan Indonesia sangatlah komplek. Keadaan laut di Indonesia dibedakan atas 3 macam yaitu :
A. Berdasarkan terjadinya, laut dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
  1. Laut Transgresi, adalah laut dangkal yang terjadi karena meningkatnya volume air laut sehingga daratan tergenang air. Meningkatnya volume air di permukaan bumi terjadi karena adanya es yang mencair di daerah kutub. Contoh laut Transgresi di Indonesia adalah laut Jawa, Selat Karimata dan Laut Arafura.
  2. Laut Ingresi, adalah laut dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut. Dengan menurunnya dasar laut, maka dasar laut akan semakin dalam dan volume airnya menjadi banyak. Contoh laut Ingresi di Indonesia adalah Laut Banda, Laut Sawu, Laut Flores, Selat Makassar dan Laut Sulawesi.
  3. Laut Regresi, adalah laut yang menyempit karena adanya penurunan permukaan air laut pada zaman es.
Proses terjadinya laut transgresi, Ingresi dan Regresi berkaitan erat dengan peristiwa zaman es pada masa yang lampau. Namun demikian, pencairan es di daerah kutub dapat saja terjadi sewaktu-waktu karena pemanasan global dan rusaknya lapisan Ozon di Atmosfer.
B. Berdasarkan letaknya, laut dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
  1. Laut Tepi, adalah laut yang terletak di tepi benua yang seolah-olah terpisahkan oleh deretan pulau. Contohnya adalah Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Philipina dan Kepulauan Indonesia. Laut Arab di selatan Jazirah Arab, Laut Jepang disebelah Barat kepulauan Jepang dan Teluk Labrador di Kanada.
  2. Laut Pertengahan adalah laut yang terletak antara benua-benua. Contohnya adalah Laut Tengah/Mediterania yang terletak antara benua Afrika-Asia-Eropa, Laut Bering antara benua Asia dan Amerika, Laut Es Utara antara Asia dan Eropa.
  3. Laut Pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau dikelilingi oleh daratan. Contohnya adalah laut Kaspia antara Asia-Eropa, Laut Hitam antara Asia-Eropa dan Laut Baltik di Eropa Utara.
C. Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan menjadi 4 macam/zona yaitu :
  1. Zona Litoral (Wilayah pasang) wilayah ini merupakan bagian dari laut yang dasarnya kering pada air surut. Pada wilayah ini terdapat beberapa jenis hewan bukan Ikan seperti Kepiting, Kerang , koral dan lain-lain.
  2. Zona Neritik (Wilayah laut dangkal) kedalamannya tidak lebih dari 150 meter. Sinar matahari masih dapat tembus ke dasar laut. Pada umumnya, wilayah ini banyak terdapat ikan dan ganggang laut, sehingga sangat menguntungkan bagi para nelayan yang mencari sumber nabati di wilayah yang kaya ikan ini. Wilayah laut dangkal di Indonesia terdapat pada landas kontinen Sunda (Sunda Plat) seperti laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka, Kepulauan Riau dan landas kontinen Sahul (Sahul Plat) seperti Laut Arafuru, Raja Ampat dan teluk Cendrawasih.
  3. Zona Bathyal (Wilayah laut dalam) kedalamannya berkisar antara 150 s/d 1.800 meter. Sinar matahari sudah tidak lagi dapat menembus ke dasar laut. oleh sebab itu, tumbuh-tumbuhan jumlahnya sangat terbatas dibandingkan wilayah laut dangkal. Akan tetapi wilayah ini masih banyak terdapat beberapa jenis binatang. Contoh laut Maluku, Selat Makassar dan Laut Sawu.
  4. Zona Abysal (Wilayah laut sangat dalam) kedalamannya lebih dari 1.800 meter. Tekanan air untuk setiap 1 cm2 berkisar seperempat ton. Suhunya sangat rendah, yaitu sudah sampai pada titik beku air. Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlah Fauna sangat terbatas. Contoh : Laut Banda dan Palung Jawa.
 Laut berdasarkan zona kedalamannya
 Laut berdasarkan terjadi dan kedalamannya
 Laut berdasarkan letaknya
 Samudera yang ada di permukaan Bumi

Wednesday, August 17, 2011

KONSERVASI : SOLUSI PELESTARIAN ALAM

    Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Pengelolaan sumber daya alam ini mencakup perlindungan flora dan fauna langka. Ada banyak organisasi internasional yang berkarya dalam konservasi, misalnya Internasional Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dan United Nations Environment Programme (UNEP).
Konservasi Hutan melindungi seluruh ekosistemnya
    Tujuan konservasi alam adalah terjaminnya kebutuhan material dan spiritual manusia secara lestari dan berkesinambungan. Setiap negara menetapkan strategi konservasi alam sesuai dengan kondisinya. Negara miskin dan berkembang memanfaatkan sumber daya alam hayati secara rasional dan mengurangi pemborosan sumber daya alam non hayati. Adapun negara maju mencadangkan dan mengembangkan teknologi untuk mencari sumber daya pengganti. Di Indonesia, kebijaksanaan konservasi diatur dalam UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
 Hutan Konservasi
  Konservasi In Situ dan Ex Situ
    Konservasi alam meliputi tiga hal yaitu perlindungan, pelestarian dan pemanfaatannya. Perlindungan berarti melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan, misalnya perlindungan siklus udara dan air. Pelestarian berarti melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Adapun pemanfaatan berarti memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya, misalnya pemanfaatan lahan pertanian tanpa mengurangi potensinya.
    Konservasi dibagi dua macam, yaitu In situ dan Ex situ. Konservasi In situ adalah konservasi folra dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Konservasi ini meliputi 7 katagori yaitu Cagar alam, Suaka margasatwa, Taman laut, Taman buru, Hutan atau taman wisata, Taman Provinsi dan Taman Nasional. Adapun konservasi ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di uar habitat asli, misalnya konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di Suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Penanaman bibit bakau untuk mencegah abrasi
Taman Nasional
    Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi (pembagian wilayah) dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan penunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional dibagi menjadi zona inti, zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai keperluan. Taman Nasional berfungsi untuk melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragaman flora dan fauna, melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati, dan mendudukng perkembangan ilmu pengetahuan.
Generasi muda dibiasakan aktif melakukan konservasi dengan penanaman bibit tanaman kembali 
Flora dan Fauna Langka
    Pada umumnya, flora dan fauna langka yang terdapat di kawasan konservasi termasuk dalam katagori terancam punah (endengared). Berbagai jenis flora langka yang ditemukan di kawasan konservasi antara lain kaktus, anggrek selop, bunga bangkai dan kantong semar. Adapun jenis fauna langka yang sering ditemukan antara lain Gajah, macan tutul, harimau sumatera, badak sumatera, orang utan, komodo, jalak bali, cenderawasih, elang jawa dan penyu. Flora dan fauna langka tersebut dilindungi oleh Undang-undang Konservasi sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.

Kawanan Gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung