"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, February 25, 2016

UNSUR NON LOGAM PENGHASIL BAHAN KIMIA

Karbon adalh unsur non logam dengan lambang kimia C. Karbon merupakan materi dasar yang sangatpenting bagi mahluk hidup. Dalam sistem periodik, karbon terletak pada golongan IV A dan periode 2. Nomor atom karbon adalah 6 dam massa atom relatifnya 12,01 gr/mol. Karbon dalam bentuk grafit bersublimasi pada suhu 3.500oC dan memiliki titik didih pada suhu 3.930oC.
    Atom karbon dapat bereaksi secara kimia dengan atom unsur lain atau dengan atom karbon lainnya membentuk molekul. Atom karbon juga dapat berkaitan satu sama lain membentuk rantai atau cincin. Panjang rantai karbon dapat terdiri dari ribuan atom karbon, sedangkan cincin karbon biasanya mengandung 3-6 atom karbon. Karbon terdapat dalam substansi yang dikenal dengan nama senyawa organik. Semua senyawa yang mengandung karbon disebut juga senyawa organik.
Karbon aktif
Sumber Karbon
    Karbon terdapat di alam dalam bentuk murni berupa grafit, intan atau amorf. Grafit berbentuk bubuk kering berwarna hitam, sedangkan intan berupa zat padat tak berwarna yang dapat diasah menjadi kristal yang berlainan dan hanya terdiri dari atom karbon belaka. Adapun karbon amorf berbentuk grafit mikro kristal. Karbon amorf dihasilkan dari bahan bakar seperti minyak bumi dan gas alam. Karbon amorf antara lain dijumpai dalam batu karang, kokas, jelaga, bahan hitam tulang (bone black) dan bubuk karbon (Carbon black).
    Karbon juga terdapat dalam bentuk senyawa, misalnya karbon dioksida yang terdapat di udara, karbonat dalam batu gamping, dan hidro karbon yang terdapat di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara. Senyawa-senyawa alami karbon yang utama terdapat pada zat-zat organik yang terbentuk dalam jaringan tubuh mahluk hidup. Ada banyak sekali senyawa karbon. Kimia organik merupakan studi mengenai senyawa karbon.
Grafit
Sifat Karbon
    Karbon dapat membentuk rangkaian panjang berupa rantai karbon. Sifat kimia yang penting dari karbon adalah kecenderungannya untuk membentuk molekul yang sangat besar, sama halnya dengan silikon dan boron. Akan tetapi, ada perbedaan antara karbon dan silikon serta buron, yaitu atom-atom karbon bergabung satu sama lain membentuk rantai atom yang tak terbatas ragamnya, dan atom karbon cenderung membentuk ikatan kovelan tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, sedangkan silikon dan boron cenderung hanya membentuk ikatan tunggal. Pada suhu kamar, karbon tidak bereaksi dan tidak larut dalam pelarut apapun. Pada suhu tinggi, karbon terbakar (bereaksi dengan oksigen), bereaksi dengan logam-logam tertentu, dan dengan unsur-unsur halogen.

Pemanfaatna Karbon aktif untuk Industri dan obat-obatan
Pemanfaatan Karbon
    Karbon memiliki banyak manfaat. Banyak materi yang kita gunakan sehari-hari mengandung senyawa organik kaya karbon. Pakaian yang kita gunakan misalnya berasal dari senyawa organik, baik dari bahan alami seperti wol, sutera dan katun atau bahan sintetis seperti nilon, rayon dan poliester. Campuran gas yang mengandung karbon monoksida digunakan sebagai bahan bakar. Senyawa karbon merupakan dasar dari kimia organik yang bermanfaat untuk menghasilkan berbagai macam produk industri kimia. Obat-obatan, Pestisida dan cat merupakan produk yang dibuat dari kimia organik sintetis. Bahan sintetik, karet sintetik dan industri plastik bergantung kepada kemampuan karbon membentuk rantai yang panjang dan stabil (polimer). Polimer yang berdasarkan pada ikatan karbon ini membentuk bahan sintetik. Semua jenis plastik juga dibentuk dari senyawa karbon.

Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar

Wednesday, February 24, 2016

KOALAKAN : IKAN PURBA YANG MASIH HIDUP



Coalakan adalah ikan primitif yang diklasifikasikan dalam ordo Crossopterygii. Ikan yang sering disebut fosil hidup ini diperkirakan hidup sekitar 350 juta tahun lalu. Pada mulanya, coalakan dianggap telah punahsejak 70 juta tahun lalu. Akan tetapi pada 1938, coalakan jenis Latimeria chalumae muncul di Samudera Hindia,diperairan bagian timur Afrika Selatan.
    Setelah penemuan coalakan di perairan Afrika selatan para ahli biologi laut melakukan sejumlah penelitian di kepulauan Komoro. Mereka menduga bahwa ikan ini hanya hidup di Samudera Hindia bagian barat. Akan tetapi pada 30 Juli 1998, sejumlah peneliti Indonesia dan peneliti asing menemukan coalakan di Samudera Hindia bagian timur, di perairan Sulawesi Utara. Jenis coalakan di Sulawesi Utara ternyata berbeda dari jenis coalakan di Afrika Selatan sehingga ikan ini digolongkan ke dalam spesies yang lain, yaitu Latimeria menadoensis.
Animasi Ikan Coalacant

Cuping
    Coalakan termasuk ikan laut dalam karena ia berenang pada kedalaman lebih dari 600 m. Berdasarkan penemuan fosilnya, coalakan ditemukan di habitat air yang berbeda seperti danau, rawa dan laut. Kedua spesies ikan ini mempunyai warna yang berbeda. Latimeria chalumnae berwarna biru keperak-perakan, sedangkan Latimeria menadoensis berwarna cokelat. Panjang tubuh coalakan dapat mencapai 1,5 m dengan bobot sekitar 45 kg. Coalakan mempunyai beberapa ciri khas yang membedakan dengan jenis ikan lain, diantaranya adalah sepasang cuping atau sirip yang menonjol di bagian anus, pinggul, punggung dan dada serta tonjolan sirip di bagian ekor. Cuping ini digunakan sebagai alat untuk bertengger ketika beristirahat di dasar samudera.

Tapetum Lucidum
   Pakan coalakan berupa ikan-ikan kecil. Coalakan menggunakan organ sensor khusus untuk menemukan mangsanya. Ikan ini memiliki gurat sisi (linea Lateralis) yang memanjang pada setiap sisi tubuhnya. Organ yang sensitif terhadap tekanan air ini digunakan untuk mendeteksi gerakan mangsa. Selain itu, coalakan mempunyai sepasang mata yang dilengkapi dengan tapetum lucidum, yaitu lapisan di belakang retina yang peka cahaya. Oleh sebab itu,ikan ini dapat melihat dengan jelas di kedalaman samudera yang kurang cahaya.
    Berbeda dengan ikan pada umumnya, coalakan betina melahirkan anaknya. Meskipun perilaku reproduksinya belum banyak diketahui, namun para ahli menduga bahwa coalakan betina mencapai kedewasaannya setelah berusia 20 tahun. Setelah mengalami masa bunting selama 13 bulan, coalakan betina melahirkan 5-25 anak.

Spesies Langka
    Para ahli biologi laut memperkirakan bahwa populasi coalakan di Samudera Hindia bagian barat hanya sekitar 200-500 ekor, sedangkan populasi di Samudera Hindia bagian timur belum diketahui. Oleh sebab itu, coalakan dikatagorikan sebagai spesies langka (vulnerable species) oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Katagori ini berdasarkan atas kondisi coalakan yang dikuatirkan menjadipunah di masa depan.

 Latimeria Menadoensis di Laut Sulawesi, Indonesia
Latumeria Calumnae di Comoro, Afrika Selatan


Spesifikasi Coalacant, fosil hidup yang masih ada

Thursday, February 18, 2016

KERA : PRIMATA TAK BEREKOR



   Kera adalah istilah umum untuk menyebut kelompok mamalia dari bangsa primata, selain manusia. Kelompok hewan ini mencakup sekitar 300 spesies, antar lain bekantan, lemur, makaka, babun, orangutan, simpanse, gorila dan wau-wau. Pada saat ini sebagian besar kera di dunia terancam punah sehingga keberadaannya merupakan salah satu warisan yang paling berharga bagi bumi.
Simpanse
    Menurut catatan fosil, kera hidup sejak periode Eosen awal (55 juta-49 juta tahun lalu) atau sejak periode Paleosen akhir (58 juta-55 juta tahun lalu). Kelompok primata ini tersebar di daerah tropis Afrika, India, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Pada umumnya, kera menghuni dua zona vegetasi, yaitu zona hutan tropis dan zona terbuka yang ditumbuhi dengan pepohonan dan diselingi juga rerumputan.
Wau Wau
Otak Kera
    Kera dikenal sebagai hewan yang cerdas karena memiliki volume otak yang lebih besar dari struktur otak yang lebih maju daripada hewan lain. Oleh sebab itu, kera dapat membuat dan menggunakan alat bantu seperti tongkat berujung tajam untuk mengelurkan serangga dari lubang pohon. Kera mempunyai ukuran tubuh yang beragam. Spesies terkecil adalah lemur Microcebus berthae yang bobotnya sekitar 35 gram. Adapun spesies terbesar adalah gorila (Gorlla gorilla) yang bobotnya bisa mencapai 140-180 kg.

Simpanse
    Tubuh kera ditumbuhi rambut yang tebal. Kaki dan tangannya memiliki lima jari dengan ibu jari yang dapat mencengkeram suatu benda. Bagian dada kera memiliki dua buah puting susu. Kera besar (Ape) seperti orangutan dan gorila tidak berekor. Adapun sebagian besar kera kecil atau monyet (monkey) seperti tersius dan loris, memiliki ekor yang digunakan sebagai alat keseimbangan pada saat memanjat pohon. 
Gorila
Kelompok Kera
    Sebagian besar kera, kecuali orangutan dan aye-aye, hidup secara berkelompok. Jumlah anggota kelompok kera bervariasi, misalnya kelompok wau-wau beranggotakan 3-4 ekor, kelompok gorila 10 ekor, dan kelompok simpanse bisa lebih dari 50 ekor. Kelompok kera yang bersifat karnivor (misalnya tarsius) sering memangsa serangga, kadal, kelalawar dan ular. Kelompok kera yang bersifat omnivor (misalnya galago dan simpanse) memakan buah-buahan dan daun-daunan serta memangsa serangga, kadal dan telur burung. Adapun kera yang bersifat herbivor (misalnya bekantan dan marmoset) biasanya memakan daun-daunan, buah-buahan dan getah pohon.

Orang Utan
Perkembangbiakan Kera
    Perkembangbiakan kera melali beberapa tahapan, yaitu kopulasi atau kawin, hamil, melahirkan dan menyusui. Musim kawin kera berlangsung pada bulan-bulan tertentu, namun beberapa jenis kera dapat kawin sewaktu-waktu. Masa kehamilan kera berlangsung sekitar 5-8 bulan. Induk betina biasanya melahirkan seekor anak. Anak kera kemudian disusui dan diasuh oleh induknya sampai berumur 2-3 tahun. Di habitat aslinya kera seringkali menjadi mangsa hewan buas, misalnya serigala, harimau, macan atau singa.

IKAN : VERTEBRATA PENGUASA LAUTAN

     Koloni Ikan
     Ikan merupakan hewan bertulang belakang atau vertebrata yang digolongkan dalam kelas Pisces. Hewan ini hidup di air, baik air tawar maupun air asin. Berbeda dengan mamalia dan burung, temperatur tubuh ikan tergantung pada lingkungannya.
Jenis Ikan beracun
    Ikan termasuk hewan vertebrata tertua dan pertama yang muncul di bumi. Sejarah ikan setidaknya telah berusia 550 juta tahun. Ikan telah berperan pada masa prekambrium. Berbeda dengan ikan yang ada sekarang, ikan zaman purba tidak memiliki sisik, sirip, dan rahang bawah. Selama ribuan tahun ikan berevolusi hingga terbentuk menjadi ikan yang pada umumnya ada seperti saat ini.

Kawanan ikan hias di laut
Habitat
    Ikan hidup di lingkungan air, yaitu air tawar, payau, dan laut. Keanekaragaman jenis dan jumlah ikan di sebuah perairan antara lain ditentukan oleh iklim, sinar matahari, kadar oksigen serta jumlah dan kualitas plankton yang ada di perairan tersebut. Sekitar dua pertiga jenis ikan hidup di laut. Keanekaragaman ikan tertinggi terdapat di laut tropis. Kebanyakan ikan laut hidup di permukaan karena di bagian ini kaya akan sinar matahari dan plankton sebagai makanan ikan. Beberapa jenis ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan peralihan antara laut dan air tawar. Ikan-ikan ini biasanya bermigrasi ketika akan memijah atau bertelur, seperti ikan salem yang tumbuh dewasa di laut namun ke sungai untuk bertelur.

 Beberapa jenis ikan

Kelompok Ikan
   Ikan yang terdiri lebih dari 30.000 jenis dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu Agnatha, Chondrichthyes dan Osteichthyes. Agnatha adalah kelompok ikan yang tidak mempunyai rahang, misalnya ikan lamprey (Petromyzon). Chondrichthyes adalah kelompok ikan berahang yang memiliki kerangka tulang rawan, misalnya hiu kepala palu (Sphirma tudes). Adapun Osteichyes adalah kelompok ikan berahang yang memiliki kerangka tulang sejati.
Anatomi Ikan
Anatomi Ikan
    Pergerakan ikan dibantu oleh sirip. Pada umumnya sirip terdiri dari lima macam, yaitu sirip punggung (Pinna dorsalis), sirip dada (Pinna pectoralis), sirip perut (pinna abdominalis), sirip dubur (pinna analis) dan sirip ekor (pinna caudalis).
Anatomi ikan
    Pada beberapa jenis ikan, sirip-sirip tersebut tereduksi atau termodifikasi menjadi organ lain. Pada umumnya, ikan bernapas dengan insang. Pada Osteichthyes, insang tertutup oleh operkulum atau penutup insang. Adapun pada Chondrichthyes, insang tidak mempunyai operkulum. Bagian insang pada Chondrichtyes memiliki lubang untuk pengeluaran air.
Anatomi Ikan
    Tubuh ikan dilapisi dengan lendir dan ditutupi oleh sisik. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan air pada saat berenang. Sisik ikan dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu sikloid (bulat), stenoid (bulat agak lonjong), romboid (belah ketupat) dan plakoid (berduri). Ikan juga memiliki gurat sisi atau linea lateralis yang memanjang dari bagian badan sampai pangkal ekor. Gurat sisi berfungsi sebagai indera perasa untuk mendeteksi perubahan gerak air.
Anatomi Ikan
Fertilisasi Ikan


    Ikan merupakan hewan berjenis kelamin satu. Ovarium (alat kelamin betina) dan testis (alat kelamin jantan) terletak di bagian punggung. Ikan berkembang biak dengan cara ovipar (bertelur), vivipar (beranak) atau ovovivar (mengembangkan telur di badan induk). Fertilisasi atau proses pembuahan umumnya terjadi di luar tubuh. Akan tetapi pada beberapa jenis ikan, seperti ikan hiu dan ikan gupi, fertilisasi terjadi di dalam tubuh.

CUMI-CUMI : MOLUSKA BERTANTAKEL



Cumi-cumi merupakan kelompok moluska dari ordo Teuthoidea yang memiliki tentakel di bagian kepalanya. Anggota kelas Cephalopoda ini hidup di laut, baik di laut dangkal maupun di laut dalam. Cumi-cumi sering dijadikan bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi, karena kaya akan kandungan protein.
    Seperti anggota moluska lainnya,cumi-cumi memiliki tubuh yang lunak dan cangkang yang tipis. Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter sampai beberapa meter. Architeuthis dux merupakan spesies cumi-cumi terpanjang yang panjang tubuhnya dapat mencapai 20 m.
 Gurita
Gurita raksasa

Lensa Mata
    Secara garis besar, tubuh cumi-cumi terbagi menjadi dua bagian, yaitu kepala dan mantel. Bagian kepala terdiri atas mulut, sepasang mata, dan tangan. Adapun bagian mantel terdiri dari sifon (lubang tempat keluar atau masuknya air), sirip, kantung tinta dan beberapa organ seperti insang, jantung, ginjal dan usus.
    Berbeda dari anggota moluska yang lain, cumi-cumi memiliki otak yang relatif besar dan penglihatan yang tajam. Mata cumi-cumi dilengkapi dengan kornea, lensa, iris, difragma dan retina. Hewan ini memiliki kemampuan untuk memajukan atau memundurkan lensa mata sehingga pandangannya menjadi lebih fokus.

Tentakel
    Cumi-cumi memiliki 8 tangan pendek dan 2 tentakel panjang. Tangan dan tentakel pada cumi-cumi digunakan untuk berenang dan menangkap mangsa. Permukaan bawah dari tangan dan tentakel dilengkapi dengan alat pengisap yang berfungsi sebagai pencengkeram mangsa dan indera perasa. Kecepatan renang cumi-cumi dapat mencapai 10 meter perdetik. Kecepatan tersebut didukung oleh kontraksi otot-otot pada bagian mantel. Ketika berkontraksi, air dalam rongga mantel akan dipompa keluar melalui sifon. Dengan demikian, tubuh cumi-cumi terdorong ke belakang, berlawanan dengan arah semburan air.

Bioluminesensi
    Untuk menyamarkan diri, cumi-cumi dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya dalam waktu kurang dari satu detik. Perubahan tersebut disebabkan karena cumi-cumi memiliki pigmen warna yang disebut kromatofora serta sel pemantul cahaya yang disebut indosit. Selain itu, cumi-cumi juga dilengkapi dengan organ penghasil cahaya (bioluminesensi) yang disebut fotofor. Cahaya bioluminesensi berasal dari reaksi kimia antara luciferin (senyawa penghasil cahaya) dan enzim luciferase. Bioluminesensi tersebut dimanfaatkan oleh cumi-cumi untuk menarik perhatian pasangan, mencari mangsa dan menyamar.

Gurita
    Anggota kelas Cephalopoda yang memiliki banyak kemiripan dengan cumi-cumi adalah gurita. Secara taksonomi, gurita diklasifikasikan ke dalam ordo Octopoda. Berbeda dengan cumi-cumi, tubuh gurita tidak memiliki cangkang. Selain itu, gurita hanya memiliki 8 tangan yang berukuran panjang  tanpa tentakel. Octopus dofleini merupakan spesies gurita terpanjang dan terbesar dengan panjang tangan mencapai 9 m.
 Sotong
Cumi-Cumi

Tuesday, February 9, 2016

BINTANG LAUT : INVERTEBRATA EKSOTIS DI DASAR LAUT



Bintang laut adalah nama umum bagi kelompok hewan invertebrata dari kelas Asteroidea yang memiliki tubuh berbentuk bintang dengan lengan-lengan radial. Anggota filum Echinodermata  ini terdiri dari 7 bangsa, 35 suku, dan lebih dari 1.500 spesies. Bintang laut tersebar luas di lautan, mulai dari daerah pasang surut sampai laut dalam. Bangsa (ordo) bintang laut meliputi Brisingida, Forcipulatida, Paxillosida, Notomyotida, Spinulosida, Valvatida dan velatida.
    Bintang laut memiliki diameter tubuh yang bervariasi, mulai dari 1 cm sampai 65 cm. Tubuhnya terdiri dari cakram tubuh yang terletak di bagian tengah dan lengan-lengan radial yang umumnya berjumlah 5. Akan tetapi, bintang laut mahkota (Acanthaster planci) memiliki lengan radial yang berjumlah 30. Lengan radial pada bintang laut memiliki deretan kaki-kaki tabung yang disebut kaki ambulakral. Kaki tabung ini digunakan untuk bergerak di dasar laut, menempel di karang, dan menangkap mangsa.
Pedicellariae
    Rangka luar (eksoskeleton) bintang laut terdiri dari lempengan kalsium karbonat yang disebut osikel. Meskipun tampak kaku, namun rangka bintang laut bersifat fleksibel atau lentur. Hal ini dikarenakan oksikel terkait dengan jaringan penghubung dan otot-otot. Permukaan tubuh bintang laut ditutupi dengan duri-duri pendek dan tumpul. Di sekitar dasar duri terdapat struktur modifikasi berbentuk seperti penjepit yang disebut pedicellariae. Struktur ini berfungsi untuk mencegah penimbunan sisa-sisa makanan di bagian permukaan tubuh sekaligus untuk menangkap makanan.

Sistem Vaskular Air
    Salah satu ciri khas bintang laut adalah cara bergeraknya yang unik. Hewan ini bergerak melalui sistem veskular air. Dalam sistem ini, air laut masuk melalui lubang madreporit yang terletak di bagian atas cakram tubuh. Setelah itu, air mengalir ke saluran batu, saluran cincin, dan kemudian memasuki sistem veskular atau kanal yang terhubung dengan kaki-kaki ambulakral. Aliran air tersebut menyebabkan otot-otot pada kaki ambulakral berkontraksi sehingga bintang laut dapat bergerak ke depan.
Branchia Dermalis
    Proses pertukaran oksigen pada bintang laut terjadi di dalam branchia dermalis, yaitu struktur seperti bulu-bulu halus yang tersebar di permukaan atas tubuh. Dinding branchia dermalis sebelah luar dan dalam sama-sama memiliki cilia atau bulu getar. Cilia bagian luar akan mengalirkan air yang mengandung oksigen ke dalam branchia. Adapun cilia bagian dalam akan mengalirkan cairan tubuh ke dalam branchia. Dengan demikian terjadilah pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam branchia dermalis.

Larva Bipinaria
    Ketika bereproduksi, bintang laut jantan dan betina masing-masing akan melepaskan sperma dan sel telur ke air. Bintang laut betinamampu melepaskan 2,5 juta telur dalam waktu 2 jam. Adapun bintang laut jantan dapat melepaskan sperma yang jumlahnya lebih banyak daripada sel telur betina. Setelah melewati proses fertelisasi, sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi larva yang disebut bipinaria. Larva bipinaria kemudian tumbuh menjadi larva brachiolaria dan akhirnya bermetamorfosis menjadi bintang laut muda.

Hewan Karnivor
    Pada umumnya, bintang laut merupakan hewan karnivor yang sering memangsa spons, kerang, kepiting, koral, cacing laut dan anggota Ekinodermata lainnya. Namun beberapa jenis bintang laut mencari pakan dengan cara memakan bangkai ikan dan invertebrata lain, menyaring lumpur untuk mendapatkan zat-zat organik, dan menyaring air laut untuk mendapatkan plankton. Di alam salah satu predator atau pemangsa yang sering memburu bintan laut adalah paus hidung botol. Untuk mempertahankan diri, bintang laut dapat mengeluarkan racun dari duri-duri atau permukaan tubuhnya atau bersembunyi di bawah sedimen.
 Bintang laut Biru
 Bintang laut Cokelat
 Bintang laut Ular
 Bintang laut berduri
Bintang laut Ungu