"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, June 30, 2011

LEBAH : SERANGGA PENGHASIL MADU

    Dalam kehidupan sehari-hari, istilah lebah dan tawon sama-sama digunakan untuk menggambarkan serangga yang mempunyai sengat di bagian ujung perutnya. Meskipun demikian, lebah dan tawon mempunyai beberapa perbedaan sehingga diklasifikasikan dalam kelompok yang berbeda. Seperti semut, lebah dan tawon disebut sebagai serangga sosial karena hidup dalam suatu koloni.
 Lebah madu
     Perbedaan utama dari lebah dan tawon terletak pada makanan dan struktur tubuhnya. Tawon memangsa labah-labah atau serangga lainnya, sedangkan lebah memakan campuran serbuk sari dan madu. Selain itu, rambut pada tubuh lebah bercabang sehingga berbentuk seperti bulu-bulu halus, sedangkan rambut pada tubuh tawon tidak bercabang. Tawon digolongkan dalam sub ordo Apocrita, sedangkan lebah digolongkan dalam superfamilia Apoidea.
Tawon
Venom
    Tawon dan lebah memiliki tiga pasang kaki yang ditutupi oleh rambut. Permukaan kulitnya dilapisi oleh kitin (zat tanduk). Pada umumnya lebah dan tawon dilengkapi dengan dua pasang sayap yang kuat dan tipis. Tawon dan lebah betina mempunyai ovipositor (alat peletak telur) yang berkembang menjadi alat sengat. Alat ini digunakan untuk menginjeksikan venom atau bisa yang mengandung histamin (histamine). Sengatan lebah dan tawon dapat menyebabkan bengkak pada anggota badan atau bahkan kematian.

Produksi lebah madu
Lebah
    Lebah membentuk koloni yang terdiri dari seekor lebah ratu, beberapa lebah jantan, dan ratusan atau ribuan lebah pekerja. Tugas utama lebah ratu adalah bertelur, sedangkan tugas lebah pejantan adalah mengawini lebah ratu. Lebah pekerja merupakan lebah betina yang mandul. Lebah ini bertugas untuk mencari makan dan membangun sarang. Sarang lebah dibangun dari bahan lilin (wax) yang dikeluarkan oleh bagian bawah perutnya. Sarang tersebut tersusun atas ribuan sel heksagonal yang tersusun secara vertikal. Sarang lebah digunakan sebagai tempat penyimpanan telur, serbuk sari bunga, dan madu. Bahan lilin tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan lipstik.

Koloni Tawon
 Tawon
    Tawon hidup secara berkelompok atau soliter (menyendiri atau berpasangan). Tawon hornet dan tawon pembuat kertas dari suku Vespidae merupakan contoh tawon yang hidup secara berkelompok. Keduanya membangun sarang yang terbuat dari bahan yang mirip dengan kertas. Adapun tawon pemburu dari suku Popilidae merupakan contoh tawon yang hidup secara soliter. Tawon ini membuat sarang di dalam kayu, di pasir, atau di lumpur. Warna kuning dan hitam pada tawon memperingatkan hewan lain akan sengatannya yang berbisa.
Sarang lebah hutan
Royal Jelly
    Setelah berumur 3 hari, larva lebah diberi makan dengan royal jelly, yaitu senyawa yang dikeluarkan dari kelenjar ludah lebah pekerja. Setelah itu, calon lebah pekerja makan campuran madu dan serbuk sari selama dua hari, sedangkan calon lebah ratu terus makan royal jelly sampai dewasa.

 Madu asli
Madu
    Madu merupakan cairan gula kental yang dihasilkan oleh lebah. Cairan ini berasal dari nektar (cairan madu bunga) yang di ubah menjadi madu oleh lebah pekerja. Madu berfungsi sebagai sumber makanan bagi lebah. Selain itu, madu juga menjadi sumber makanan bagi beberapa hewan seperti beruang madu dan teledu madu. Madu lebah mengandung beberapa senyawa seperti fruktosa, glukosa, dan air. Contoh lebah yang menghasilkan madu antara lain Apis indica dan Apis mellifera.

Wednesday, June 29, 2011

PROFIL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


18. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

(UU NO.21 TAHUN 1958)
Berdiri
: 2 Juli 1958
Ibukota
: Palangkaraya
Luas Wilayah
: 153.564,50  Km2 (7,95% luas Indonesia)
Letak Astronomis
: 1o30'LU - 4o LS dan 111oBT - 116o BT
Terdiri dari
: 13 Kabupaten, 1 Kota, 93 Kecamatan dan 1.179 Desa
Jumlah Penduduk
: 1.902.454 jiwa
Identitas daerah
: Flora :Tanggaring
: Fauna : Kuau Melayu
Komoditas Utama
: Kayu, Kayu Olahan
Bahan Galian
: Emas, Pasir Kwarsa, Besi
Industri
: Kelontong dan Kerajinan dari Rotan
Pembagian Wilayah Kabupaten dan Kota
No
Nama Kabupaten/Kota
Ibukota
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Jumlah
Jumlah
(Km2)
Sensus 2005
Kecamatan
Desa
1
Kota Waringin Barat
Pangkalan Bun
10.759,00
188.493
4
65
2
Kota Waringin Timur
Sampit
16.796,00
287.161
10
126
3
Kapuas
Kuala Kapuas
14.999,00
334.293
12
126
4
Barito Selatan
Buntok
8.830,00
120.593
6
68
5
Barito Utara
Muara Teweh
8.300,05
122.976
6
89
6
Katingan
Kasongan
17.500,00
126.588
11
143
7
Seruyan
Kuala Pembuang
16.404.00
113.348
5
80
8
Sukamara
Sukamara
3.827,00
33.417
3
29
9
Lamandau
Nanga Bulik
6.414,00
48.489
3
79
10
Gunung Mas
Kuala Kurun
10.805,00
83.497
11
112
11
Pulang Pisau
Pulang Pisau
8.997,00
112.639
6
82
12
Murung Raya
Puruk Cahu
23.700,00
81.823
5
115
13
Barito Timur
Tamiang Layang
3.834,00
80.086
6
65
14
Kota Palangkaraya
Palangkaraya
2.399,00
169.051
5
 -
Ragam Budaya
Bahasa Daerah
: Dayak, Melayu
Lagu Daerah
: Naluya, Kalayar
Alat Musik
: Gardek, Sampek, Kledi
Tarian
: Tari Giring-giring, Tambun, Bungai
Makanan Khas
: Kalo-Kalo
Senjata Tradisonal
: Mandau, Sumpit, Lunjuk
Suku
: Dayak, Melayu
Rumah adat
: Rumah Bentang
Lapangan Udara
: Panarung di Palangkaraya
Pelabuhan Laut
: Pangkalan Bun
Universitas
: Universitas Palangkaraya
Cerita Rakyat
: Manusia Ular
Agama
: 62,1% Islam, sisanya Kristen, Hindu dan Budha
Pahlawan
: Tjilik Riwut
Taman  Nasional 
: TN Tanjung Putting
Fauna dilindungi
: Orang Utan, Beruang Madu, Badak Sumatra
Gunung Tertinggi
:  Bukit Dako (2.278 m)
Sungai Terpanjang
:  Sungai Kahayan
Danau Terluas
:   Danau Sembulu
Pulau Terbesar
:  Pulau Damar
Kabupaten terluas
:  Murung Raya

Thursday, June 23, 2011

BELALANG : SERANGGA PENGHUNI RERUMPUTAN

     Belalang adalah nama umum dari beberapa serangga yang mencakup ordo Orthoptera (misalnya walang dan jangkrik), Dictyoptera (misalnya belalang sembah), dan Phasmida (belalang daun). Sebagian besar anggota belalang memiliki dua pasang sayap dan mulut tipe pengunyah.
 Belalang Sembah
    Belalang hidup di semua tempat, kecuali di daerah yang sangat dingin. Bagian belakang kepalanya memiliki struktur berbentuk pelana atau pronotum yang berfungsi untuk melindungi dada bagian depan. Belalang banyak melakukan aktivitas pada siang hari. Makanannya berupa rumput dan dedaunan. Karena gemar memakan tumbuh-tumbuhan, belalang sering merusak tanaman pertanian dan menyebabkan gagal panen.
Belalang Daun

Anatomi
    Belalang merupakan penerbang yang aktif. Kelompok serangga ini umumnya memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap luar berfungsi untuk melindungi sayap dalamnya yang lunak dan berbentuk kipas. Pada saat melompat, sayap belalang akan terbuka. Belalang mempunyai tungkai belakang yang panjang dan kuat. Ketika bersiap-siap untuk melompat, tungkai belakang belalang akan meregang, sedangkan badannya langsung melejit kedepan dengan gerakan tendangan. Tungkai belalang dilengkapi dengan duri-duri. Duri ini berfungsi sebagai senjata untuk melukai mangsa atau lawannya.
Anatomi Belalang

Perkembangbiakkan
    Belalang betina meletakkan telurnya di dalam tanah atau di permukaan tumbuhan dengan alat yang disebut ovipositor. Telur akan terdorong ke luar ketika otot-otot perut belalang betina meregang. Telur tersebut kemudian menetas kembali menjadi larva yang disebut nimfa. Meskipun belum memiliki sayap, namun bentuk nimfa sudah menyerupai induknya. Nimfa belalang makan dengan rakus selama masa pergantian kulit. Setelah berganti kulit hingga enam kali, nimfa akan berubah menjadi belalang dewasa yang bersayap sempurna.

Walang
    Walang adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut anggota suku Acrididae dan Tettigoniidae dari ordo Orthoptera. Kelompok belalang tropis ini hidup secara berkelompok. Setiap tahunnya walang bisa bereproduksi sebanyak tiga kali. Hal ini terjadi karena vegetasi hijau tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis sehingga tumbuhan ini menjadi sumber pakan bagi walang. Walang biasanya bertelur pada suatu tempat dan kemudian terbang secara berkelompok ke daerah lain yang subur.
Walang hijau

Jangkrik
    Jangkrik adalah kelompok serangga yang berkerabat dekat dengan walang. Anggota suku Gryllidae ini dapat memproduksi bunyi yang khas. Meskipun beberapa kelompok belalang dapat menghasilkan bunyi yang serupa dengan jangkrik, namun keduanya mempunyai tehnik yang berbeda dalam mengeluarkan bunyi tersebut. Belalang akan menggesek-gesekan paha belakang dengan sayapnya untuk menghasilkan bunyi. Adapun bunyi jangkrik berasal dari gesekan tepi belakang sayap depan sebelah kiri dengan sederet gerigi pada sayap kanannya. Tidak semua belalang dan jangkrik dapat menghasilkan bunyi karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh belalang dan jangkrik jantan saja. Bunyi khas tersebut merupakan salah satu cara pejantan untuk menarik perhatian betina. Berbeda dari anggota belalang pada umumnya, jangkrik lebih banyak melakukan aktivitasnya pada malam hari. Pada siang hari, hewan ini tinggal di dalam lubangnya. Pakan jangkrik tidak hanya berupa tumbuhan. Sebagai contoh, jangkrik semak gemar memakan dedaunan dan serangga-serangga kecil seperti kutu daun.
Jangkrik
Belalang Sembah
    Belalang sembah merupakan serangga anggota ordo Dictyoptera yang umumnya hidup di kawasan tropis. Nama belalang sembah berasal dari kebiasaan serangga ini ketika menunggu mangsa. Posisi tungkai depannya terangkat ke atas sehingga tampak seolah-olah sedang menyembah.
    Sebagai hewan karnivora, belalang sembah hidup dengan memangsa serangga lain. Dengan bantuan matanya yang tajam, belalang sembah dapat mendeteksi gerakan serangga lain yang ada di dekatnya. Belalang sembah juga dapat memakan sesamanya. Hal ini sering membuat perkawinan belalang sembah berakhir dengan kematian bagi belalang jantan karena dimangsa betina.
    Belalang sembah umumnya bertubuh panjang dan pipih. Banyak spesies belalang sembah yang bersayap, tetapi ada juga spesies yang tidak memiliki sayap. Berkat warna dan bentuk tubuhnya, belalang sembah memiliki kemampuan menyamar dengan baik. Beberapa spesies diantaranya mirip sekali dengan daun, sedangkan spesies yang lain tampak seperti tangkai tanaman. Kamuflase ini membuat keberadaan belalang sembah sulit dilacak predator, khususnya burung.
    Meskipun secara lahiriah tampak sangat berbeda, sebenarnya belalang sembah masih kerabat dengan kecoa. Seperti kecoa, belalang sembah juga menyimpan telur di dalam pundi-pundi (ootheca) yang dilekatkan pada tanaman. Masing-masing spesies menghasilkan pundi-pundi yang bentuknya khas. Umumnya terdapat sekitar 30-300 butir telur dalam setiap pundi. Telur-telur tersebut akan menetas 3-6 bulan kemudian.
Belalang Sembah
Serangga Ranting dan Belalang Daun
    Serangga ranting (stick insect) dan belalang daun (leaf insect) merupakan kelompok serangga yang diklasifikasikan ke dalam ordo Phasmida. Keduanya sering dijumpai di hutan-hutan tropis dan subtropis atau di daerah padang rumput. Pakan serangga ranting dan belalang daun berupa daun-daun, bunga atau kulit kayu.
    Panjang tubuh serangga ranting bervariasi. Species terkecil adalah Timema critinae yang panjangnya sekitar 11 mm. Adapun spesies terbesar adalah Phobaeticus kirbyi yang panjangnya sekitar 11 mm. Adapun spesies terbesar adalah Phobaeticus kirby yang panjangnya 300-550 mm. Belalang daun terbesar adalah Phyllium gigantium yang panjangnya mencapai 113 mm. Adapun belalang daun terkecil adalah Nanophyllium pygmaeum yang panjangnya 28 mm.
    Seperti namanya, serangga ranting memiliki bentuk tubuh yang panjang dan ramping dengan warna hijau atau cokelat sehingga mirip dengan ranting tanaman. Adapun belalang daun memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan sayap terpampang lebar sehingga menyerupai daun. Bentuk tubuh tersebut sangat berguna untuk membaur dengan lingkungan di sekitarnya. Dengan penyamaran itu, Phasmida dapat terhindar dari para pemangsanya.
Serangga ranting

Perkembangbiakkan Phasmida
    Meskipun kelompok Phasmida umumnya berkembang biak secara seksual, namun serangga ini bisa bereproduksi secara Parthenogenesis. Jika tidak ada pejantan, serangga betina dapat menghasilkan telur fertil tanpa melalui proses pembuahan. Pada reproduksi seksual, pembuahan terjadi  melalui proses pertukaran spermatofor (kantung sperma) dari jantan ke betina.
    Berbeda dari belalang sembah, telur Phasmida tidak dilekatkan pada daun, melainkan dibiarkan terjatuh ke tanah. Telur tersebut memiliki struktur mirip topi pet di bagian atas, yang disebut operkulum. Telur phasmida biasanya akan dibawa oleh semut untuk dimakan. Akan tetapi semut hanya memakan bagian operkulum, sedangkan bagian telur yang lain dibiarkan menetas.
   Nimfa atau serangga muda memerlukan waktu sebulan sampai lebih dari setahun untuk menetas. Nimfa phasmida ini memiliki kemiripan bentuk dengan individu dewasa. Nimfa tersebut mengalami pergantian kulit sebanyak 6-7 kali. Selama fase nimfa berlangsung, anggota anggota tubuh phasmida yang hilang dapat ditumbuhkan kembali pada saat pergantian kulit.
Phasmida