"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, October 16, 2014

KAPIBARA : RODENSIA TERBESAR DI MUKA BUMI

    Kapibara atau Celeng air adalah hewan pengerat atau rodensia terbesar dari suku Hydrochoeridae yang hanya dijumpai di wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kelompok mamalia yang kenampakan fisinya mirip dengan babi guinea ini termasuk hewan semi-akuatik yang gemar makan tumbuhan. Kapibara terdiri dari dua spesies yaitu Hydrochoeros hydrochaeris yang hidup di sebelah timur pegunungan Andes dan Hydrochoeros istmius yang hidup di wilayah Panama.
    Ukuran Kapibara dapat mencapai panjang sekitar 130 cm dan bobot 65 kg. Bulu hewan ini berwarna cokelat. Kapibara dewasa memiliki kaki yang agak panjang tetapi mempunyai ekor yang pendek. Moncong yang tumpul dan telinga yang kecil membuat penampilan hewan ini sangat khas.
Gigi Kapibara berjumlah 20 buah yang terdiri dari 2 pasang gigi seri dan 8 geraham pada setiap rahang. Gigi yang panjang dan tidak berakar tersebut biasanya tumbuh secara berlebihan. Selain itu, gigi kapibara telah disesuaikan untuk menggiling pakan yang liat. Jika diperhatikan dengan seksama, tungkai belakang hewan ini memiliki tiga jari, sedangkan tungkai depannya memiliki empat jari.
Kapibara dengan anak-anaknya

Perenang dan Penyelam Ulung
    Sebagai hewan semi-akuatik, kapibara menghabiskan sebagian hidupnya di air. Hewan ini dikenal sebagai perenang dan penyelam ulung. Sebagian jari kakinya memiliki selaput renang. Kemampuan kapibara untuk mengambang di air juga didukung oleh lapisan lemak tebal yang terdapat di bagian dalam kulitnya. Ketika berada di dalam air, Kapibara bertingkah laku seperti kuda nil. Bagian tubuh yang kelihatan hanyalah ujung kepala atau lubang hidungnya. Kapibara akan segera menyelam ke dalam air jika diganggu.
    Pada umumnya kapibara hidup secara berkelompok. Satu kelompok beranggotakan 10-20 ekor. Hewan ini sering dijumpai ketika sedang makan bersama kelompoknya di sebuah wilayah yang penuh dengan rerumputan. Kapibara beristirahat di tepian danau atau sungai pada siang hari. Ketika sedang beristirahat, hewan ini duduk dengan cara melipat pangkal pahanya seperti anjing.
Kapibara bermain di sungai

Feromon
    Kapibara jantan memiliki suatu kelenjar bau yang bisa mengeluarkan hormon feromon di bagian hidungnya. Pada saat musim kawin, kapibara jantan akan menggoso-gosokkan hidungnya ke rerumputan di sekitarnya. Hal ini bertujuan agar kapibara betina tertarik dengan bau khas feromon tersebut. Selain untuk menarik pasangan, feromon juga digunakan sebagai penanda wilayah.
    Perkawinan hewan ini biasanya terjadi di air. Kapibara betina melahirkan anaknya hanya sekali dalam setahun. Masa hamil kapibara betina berlangsung sekitar 4 bulan. Pada umumnya, seekor induk akan melahirkan 2-8 ekor anak. Sesaat setelah dilahirkan, anak kapibara telah mampu berenang di dalam air dengan lincah. Anak kapibara kemudian menyusu kepada induknya sampai berumur 16 minggu. Anak Kapibara tidak hanya diasuh oleh induknya, tetapi juga diasuh oleh semua kapibara betina dalam kelompoknya.
Kapibara beristirahat di tepian sungai
Hewan Krepuskular
    Kapibara merupakan hewan krepuskular, yaitu aktif mencari pakan pada pagi dan sore hari. Selain rerumputan, kapibara juga gemar makan biji-bijian dan buah-buahan. Di Amerika Selatan, hewan ini sering merusak tanaman melon dan padi-padian yang dibudidayakan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu, kapibara dianggap sebagai hama pertanian. Meskipun demikian, kapibara dapat bernilai ekonomis bagi manusia. Di Brazil, Bolivia, Argentina, Kolombia, Venezuela dan Uruguay, hewan ini diburu untuk diambil daging dan kulitnya. Bahkan karena keunikan bentuknya, kapibara juga dijadikan sebagai hewan piaraan.

Friday, October 10, 2014

ANOA : KERBAU KECIL ENDEMIK SULAWESI

    Anoa disebut juga anoang, yaitu kerbau kecil dari Pulau Sulawesi. Hewan ini termasuk suku Bovidae. Selain di Sulawesi, anoa juga ditemukan di Pulau Mindoro, Filipina. Aanoa dari pulau Sulawesi terdiri dari dua jenis yaitu anoa gunung (Bubalus querlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Adapun anoa dari Pulau Mindoro dikenal dengan nama anoa Tamarau.

Kawanan Anoa dan Babi Rusa di Pulau Sulawesi

    Anoa merupakan hewan yang aktif mencari makan pada pagi hari dan senja hari. Pakan utamanya adalah tumbuh-tumbuhan, seperti alang-alang muda, semak-semak, batang-batang pohon dan buah-buahan. Seperti halnya kelompok kerbau yang lain, anoa gemar berendam di dalam kolam air atau kolam lumpur. Umumnya hewan ini hidup menyendiri atau berpasangan ketika musim kawin. Saat hamil, anoa mengandung anaknya selama 276-315 hari. Hewan ini hanya melahirkan seekor anak. Anak yang lahir berwarna cokelat keemasan. Setelah dewasa, bulu-bulu tersebut rontok dan warnanya berubah menjadi cokelat kehitam-hitaman. Anoa gunung tetap berbulu tebal, namun anoa dataran rendah bulunya rontok bahkan hampir gundul. Usia anoa diduga dapat mencapai sekitar 20-25 tahun.

Anoa Gunung
    Anoa gunung hidup di pegunungan sulawesi atau di daerah berketinggian lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut. Tanduknya licin, berbentuk kerucut dan pendek. Bulu anoa gunung tebal seperti wol. Tingginya hanya mencapai 69 cm. Ukuran anoa ini lebih kecil daripada anoa dataran rendah.

Anoa Gunung

Anoa Dataran Rendah
    Anoa dataran rendah hidup di dataran rendah sulawesi, termasuk di daerah rawa dan pantai. Cirinya bertanduk pipih dengan alur-alur melintang pada pangkalnya. Anoa ini memiliki bulu yang jarang. Panjang hewan ini mencapai 190 cm dan tingginya mencapai 86 cm. Salah satu ciri khas dari anoa dataran rendah adalah memiliki kebiasaan berkubang seperti halnya kerbau.

Anoa Dataran Rendah

Anoa Tamarau
    Anaoa tamarau merupakan anoa yang memiliki tubuh paling besar. Bobotnya dapat mencapai 300 kg. Anoa tamarau berbulu jarang dengan tanduk menyerupai tanduk kerbau. Panjang tanduknya dapat mencapai 35-50 cm. Hewan ini hanya terdapat di Pulau Mindoro, Filipina.
Anoa Tamaraw
Hewan Agresif
    Sebagai hewan yang agresif, anoa tidak dapat dikumpulkan dengan jenis lainnya. Seringkali anoa betina terluka karena diseruduk jantannya. Pada saat memelihara anak atau sedang terluka, anoa dapat menjadi hewan yang sangat galak, hewan ini akan menyerang siapa saja yang dianggap mengancam dirinya.

Hewan Endemik Sulawesi
    Anoa merupakan hewan endemik dari Pulau Sulawesi. Saat ini, populasi anoa diperkirakan semakin berkurang akibat perburuan. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan anoa sebagai hewan yang dilindungi sejak 1931, bahkan Asia Wild Cattle Specialist Group memprakarsai program penyimpanan DNA anoa sebagai tindakan untuk mencegah kepunahan hewan ini.

Wednesday, October 8, 2014

RAWA : LAHAN BASAH DI PERMUKAAN BUMI

    Rawa adalah lahan yang digenangi oleh air secara alamiah dan terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat. Biasanya rawa terdapat di daerah lembah, pantai dan dekat sungai yang mengalir lambat. Rawa banyak ditumbuhi tumbuhan air yang pendek dari dalam air.
    Rawa terdiri dari berbagai jenis antara lain rawa gambut, rawa air tawar dan rawa air payau. Ketiga jenis rawa ini memilikikarakteristik flora dan fauna yang berbeda berdasarkan keadaan fisik rawanya. Kolom rawa menjadi habitat ikan, katak dan binatang melata misalnya Buaya, Ular dan Kura-kura. Binatang lainnya yang hidup di rawa adalah beberapa jenis burung dan serangga. Di tanah rawa yang lembabtumbuh pohon, semak, dan tanaman menjalar.
Animasi Rawa
Rawa Gambut
    Rawa gambut hanya terdapat di daerah yang beriklim basah. Rawa yang mengandung gambut atau tanah lunak dan basah yang terdiri atas lumut dan bahan tanaman lain yang membusuk, biasanya memiliki keasaman yang tinggi dan kandungan oksigen yang rendah. Rawa jenis ini umumnya tidak banyak faunanya. Rawa gambut terdapat di daerah Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Rawa Air Tawar
    Rawa air tawar airnya selalu berganti secara terus menerus berdasarkan curah hujan. Biasanya rawa air tawar mengalami banjir dalam setahun, yaitu pada musim hujan. Rawa air tawar terdapat diPesisir Timur Pulau Sumatera, Pesisir Barat pulau Kalimantan dan selatan Papua.

Rawa Air Payau
    Jumlah air di rawa air payau tergantung pada pasang surut air laut. Salah satu contoh rawa air payau adalah rawa mangrove atau bakau, karena banyak ditumbuhi pohon mangrove dan bakau. Rawa mangrove terletak di sepanjang pantai tropis dan sub tropis, tempat berbagai jenis fauna misalnya Burung Undan,Siput dan Kepiting.

Konservasi dan Reklamasi Rawa
    Konservasi rawa adalah pengelolaan rawa sebagai sumber air yang didasarkan pada pertimbangan teknis, sosial ekonomis, dan lingkungan. Konservasi bertujuan menjamin dan memelihara kelestarian rawa serta meningkatkan fungsi dan pemanfaatannya. Selain konservasi dilakukan pula reklamasi rawa.yaitu upaya peningkatan fungsi dan pemanfaatan rawa untuk kepentingan masyarakat dengan cara menguruk rawa. Salah satu manfaat reklamasi rawa adalah untuk memperluas tanah pertanian. Akan tetapi reklamasi juga bisa berdampak buruk bagi rawa karena mengganggu habitat flora dan fauna rawa.

Flora Fauna Rawa
    Flora dan Fauna yang hidup di rawa sangat beraneka ragam, meliputiKatak, Burung, Ikan dan tumbuhan. Spesies kayu bernilai komersial sperti kayu ramin, tumbuh di hutan rawa gambut Kalimantan, Sumatera dan Papua. Adapun habitat rawa air tawar kaya akan tumbuhan epifit, rotan dan palma. Rumpun sagu tumbuh subur di rawa hutan Papua. Diperkirakan terdapat 6-8 juta hektar rawa sagu di pulau Papua.

Paya
    Paya adalah rawa yang di dominasi oleh rumput. Paya merupakan tempat berbiak bagi banyak serangga yang larvanya hidup di air, seperti Capung dan Nyamuk. Katak dan Bangkong juga berkembang biak di daerah Paya ini.

 Rawa Hutan Gambut
Rawa Air Payau   
Rawa Air Tawar

Tuesday, October 7, 2014

JENIS-JENIS MACAN TUTUL DI DUNIA

Macan tutul merupakan salah satu spesies kucing besar yang masih ada di dunia ini. Merekahidup di benua Asia dan Afrika dan terbagai dalam beberapa subspesies. Pada mulanya dianggap ada sekitar 30 spesies macan tutul. Namun setelah dilakukan pengujian secara molekuler, IUCN menetapkan hanya ada 9 subspesies macan tutul di dunia ini. Dan berikut adalah macam-macam macan tutul yang ada di dunia :

1. Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas)
                           

Macan tutul jawa disebut juga macan kumbang. Mereka hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa dan pulau kecil disekitarnya (P.Nusa kambangan,P.Sempu,P.Kangean) Ada 2 jenis macan tutul jawa, yaitu yang berwarna kuning terang dan yang berwarna hitam. Penyebarannya merata disemua Povinsi Di Jawa, mulai Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Populasinya diperkirakan antara 750 -1200 ekor.
                            
2. Macan Tutul India (Panthera Pardus Fusca)
Foto Macan Tutul India (Panthera Pardus Fusca)
Disebut juga Indian Leopard. Macan tutul ini termasuk dalam 5 spesies kucing terbesar di India bersama dengan Singa Asia, Harimau Bengal, Macan Tutul Salju, dan Macan Dahan (Clouded Leopard). Mereka hidup di hutan-hutan di India dengan ketinggian hingga 2500 m di atas permukaan laut.

3. Macan Tutul Afrika (Panthera Pardus Pardus)
Foto Macan Tutul Afrika (Panthera Pardus Pardus)
Jenis macan tutul yang satu ini merupakan jenis macan tutul yang paling banyak memiliki variasi corak warna bulu. Mulai dari kuning pucat, kucing keemasan, hingga kucing kecokelatan. Mereka sebagian besar tersebar di Sub-Sahara.

4. Macan Tutul Arab (Panthera Pardus Nimr)
Foto Macan Tutul Arab (Panthera pardus nimr)
Macan Tutul Arab merupakan macan tutul yang berukuran paling kecil dibandingkan dengan jenis-jenis macan tutul lainnya. Mereka termasuk binatang yang 'kritis'. Pada 2006 saja jumlahnya hanya sekitar kurang dari 200 ekor.

5. Macan Tutul Amur (Panthera Pardus Orientalis)
Foto Macan Tutul Amur (Panthera Pardus Orientalis)
Dikenal juga sebagai Macan Tutul Manchuria. Mereka tersebar di hutan-hutan Korea, Timur Laut China, dan Rusia. Macan tutul ini memiliki pola bulu yang terbilang cukup mencolok dibandingkan spesies macan tutul lainnya. Mereka juga memiliki mata hijau-biru yang bercahaya.

6. Macan Tutul Persia (Panthera Pardus Ciscaucasica)
Foto Macan Tutul Persia (Panthera Pardus Ciscaucasica)
Dikenal juga dengan nama macan tutul kaukasus.  Mereka adalah salah satu spesies macan tutul yang berukuran paling besar dibandingkan dengan spesies macan tutul lainnya yang masih ada saat ini. Daerah penyebaran Macan tutul Persia adalah Afghanistan Bagian Barat, daerah Utara Iran, Turkmenistan bagian selatan, Turki Timur, dan Pegunungan kaukasus.

7. Macan Tutul Cina Utara (Panthera Pardus Japonensis)
Foto Macan Tutul Cina Utara (panthera Pardus Japonensis)
Mereka hidup di daerah Cina bagian Utara. Ukuran tubuh mereka sama dengan ukuran tubuh macan tutul indocina. Daerah penyebaran mereka adalah China bagian tengah dimulai dari Lanzhou hingga daerah pegunungan di sebelah selatan gurun gobi.

8. Macan Tutul Indocina ( Panthera Pardus Delacouri)
Macan Tutul Indocina ( Panthera Pardus Delacouri)
Merupakan spesies macan tutul yang daerah penyebarannya meliputi Cina bagian selatan, Vietnam, Kamboja, Laos ,Thailand sampai semananjung Malaya (Malaysia).

9. Macan Tutul Srilanka (Panthera Pardus Kotiya)
Macan Tutul Srilanka (Panthera Pardus Kotiya)
Di Sinhala, mereka sering juga disebut dengan nama Kotiya. Sementara di tamil mereka disebut dengan nama Chiruththai. Mereka baru teridentifikasi sejak 1956 oleh seorang zoologist asal Srilanka yang bernama Deraniyagala. Diperkirakan jumlahnya saat ini tidak lebih dari 250 ekor.

10. Macan Tutul Salju (Uncia Uncia)  
           

Macan tutul salju ini tidak termasuk spesies macan tutul didunia, merupakan satu-satunya spesies dalam marga tunggal Uncia. Daerah sebaran spesies ini adalah pegunungan salju Asia Tengah dari Afghanistan sampai Tibet bagian Timur. Mangsa utamanya terdiri atas Kambing Gunung, Kelinci dan binatang-binatang lain disekitar habitatnya. Spesies ini mempunyai bulu tebal berwarna putih keabu-abuan dengan bintik-bintik warna kecoklatan dengan panjang tubuh mencapai 130 cm dan panjang ekor sekitar 100 cm.