"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, November 27, 2014

KAMBING : HEWAN TERNAK PEMAKAN DEDAUNAN

    Kambing adalah kelompok hewan pemakan dedaunan pada semak dan pohon rendah yang termasuk marga Capra, subfamili Caprinae, dan famili Bovidae. Kuku kambing berjumlah dua, karena itu kambing termasuk dalam ordo Artiodactyla (hewan berkuku genap) yang berjalan dengan cara bertumpu menggunakan ujung kakinya. Kambing dipelihara manusia karena bernilai ekonomis.
    Kambing merupakan hewan berdarah panas dengan suhu tubuh antara 38,5o - 39,5o C. Sama seperti domba dan hewan pemamah biak lainnya, kambing juga memiliki lambung kompleks yang terdiri dari empat bagian. 
 Kambing Ettawa
 Lambung Kompleks
    Lambung pertama rumen bertugas menerima makanan yang masuk melalui mulut yang telah bercampur dengan air liur. Di sini makanan dihancurkan dengan bantuan kerja bakteri. Makanan kemudian masuk ke dalam lambung ke dua yaitu retikulum. Di dalam retikulum makanan dilembutkan hingga berbentuk seperti pelet. Setelah selesai makan, kambing akan berbaring dan mengunyah kembali pelet yang berasal dari retikulum di dalam mulutnya sampai makanan itu hancur. Ini berlangsung sektar satu jam. Setelah itu makanan masuk ke dalam lambung ke tiga yaitu Omasum. Makanan diteruskan ke dalam lambung keempat yaitu abomasum. Dari sini makanan masuk ke dalam usus halus.

Kambing kacang
Kambing Domestik (Capra hircus)
    Kambing domestik (piaraan) merupakan keturunan kambing pasang (Capra aegagrus) atau kambing liar Turki. Kambing jantan memiliki janggut di dagunya dan terkadang ditemukan pula pada betinanya. Kambing domestik berekor pendek dan bengkok. Tubuhnya ditutupi oleh bulu yang lurus tetapi adapula yang seperti wol pada lapisan bawahnya. 

Kambing Jawa
    Di Indonesia terdapat dua jenis kambing domestik, yaitu kambing lokal dan kambing impor. Kambing lokal disebut juga kambing kacang atau kambing jawa. Kambing kacang terdapat hampir di semua wilayah Indonesia, karena merupakan kambing asli Indonesia. Meskipun berbadan kecil, kambing kacang kuat, lincah dan mudah beradaptasi. Kambing kacang juga merupakan tipe hewan ternak pekarangan. Bobot pejantan dewasa kurang dari 35 kg, sedangkan betinanya 30 kg. 
Reproduksi kambing
    Adapun kambing impor antara lain adalah kambing ettawa (jamnapari) dari India. Kambing ettawa merupakan kambing perah yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1955. Postur tubuhnya besar, daun telinganya panjang, dan tingginya 72-90 cm.Persilangan kambing ettawa dengan kambing kacang menghasilkan kambing PE (peranakan ettawa). Kambing PE lebih banyak dimanfaatkan karena dagingnya sama seperti kambing lainnya yang dipelihara sebagai penghasil daging, padahal susu kambing ini bermanfaat banyak, tidak hanya untuk minuman tapi juga untuk pembuatan berbagai jenis makanan. Kambing angora dipelihara sebagai penghasil mohair yang mirip wol, tetapi lebih lembut seperti sutera, mengkilap, dan mudah diwarnai. Mohair digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian.
Kawanan kambing memanjat pohon
Kiss Ghoat

Wednesday, November 19, 2014

SABANA :PADANG RUMPUT DI DAERAH TROPIS

    Sabana (Savana) adalah padang rumput tropis yang didominasi oleh rumput dengan kelompok pohon dan tumbuhan perdu (semak dan pohon kecil) yang tumbuh terpencar. Sabana tampak subur pada musim hujan, namun gersang pada musim kemarau yang kering. Sabana biasanya ditemukan di wilayah yang memiliki sedikit curah hujan. Wilayah ini terdapat di daerah kering tropika dan sub tropika, misalnya di Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di Indonesia sabana terdapat di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.
Kawanan Kuda Liar di Padang Sabana

Bioma Sabana
    Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua yaitu sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni tersusun atas satu jenis tumbuhan saja. Adapun sabana campuran tersusun atas berbagai jenis tumbuhan.
    Pada sabana kering, rumput tumbuh tidak terlalu tinggi, pohon tumbuh menyebar, dan pertumbuhan tanaman berjalan lambat. Di daerah sabana yang lebih lembab, rumput tumbuh lebih tinggi dan pohon tumbuh lebih berlimpah. Adapun di sabana basah rumput dapat tumbuh mencapai 3 meter dan jenis tumbuhannya lebih banyak.

Flora Sabana
    Biasanya sabana ditumbuhi oleh rerumputan dan tanaman perdu yang tumbuh di antara rerumputan itu. Di Sabana tumbuh pula jenis tanaman besar seperti pohon Akasia, Baobab dan Palem. Akan tetapi pertumbuhan pohon dibatasi oleh musim kering. Kemungkinan tumbuhan itu dapat bertahan hingga lima bulan. Ketika musim kering tiba rumput berhenti tumbuh dan menjadi coklat, sedangkan pohon melepaskan daunnya. Hanya tumbuhan tertentu saja yang dapat terus bertahan hidup, misalnya palem dan kaktus. Selama musim kering sering terjadi kebakaran yang menyebabkan musnahnya pohon. Namun hal ini tidak terjadi pada rumput karena rumput memiliki sistem akar besar. Ketika musim hujan tiba tunas rumput segar tumbuh dipermukaan tanah. Pertumbuhan rumput itu lebih cepat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tumbuhan lainnya.

Fauna Sabana
    Padang rumbut sabana dihuni oleh hewan herbivora seperti Kijang, Banteng, Jerapah, Antelop dan Zebra. Sabana merupakan habitat hewan-hewan tersebut dan juga hewan pemangsa seperti Ceethah, Dubuk, Singa dan Macan. Selain itu sabana juga dihuni oleh binatang pengerat, binatang melata seperti Ular, kelompok Burung dan berbagai jenis serangga. Di Pulau Jawa Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo memiliki padang sabana yang menjadi habitat hewan herbivora dan Carnivora seperti Macan Tutul, Kijang, Rusa, banteng, Ayag dan Kerbau liar.
 Sabana di Taman Nasional Baluran
Kawanan Banteng, Rusa, Kijang dan Kerbau liar di sabana Taman Nasional Alas Purwo
 Kawanan Kuda liar di Sabana Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur
Kawanan Antilop, di Sabana Afrika

Tuesday, November 11, 2014

CELURUT : RODENSIA DENGANBAU KHAS

    Celurut adalah nama kelompok rodensia kecil mirip tikus yang termasuk ke dalam suku atau famili Soricidae. Hewan ini memiliki tungkai pendek, moncong panjang dan lancip, serta ekor panjang. Celurut merupakan famili terbesar dari ordo pemakan serangga (insektivora). Ada sekitar 290 spesies celurut yang tersebar di seluruh dunia, kecuali di wilayah Kutub Utara maupun Selatan., Australia, Selandia Baru dan sebagian besar Amerika Selatan.
    Celurut mirip satu sama lain. Panjang tubuhnya tidak pernah di atas 20 cm dengan bobot maksimal 35 gr. Dalam famili Soricidae ada spesies paling kecil, yakni celurut etruskus (Suncus etruskus) yang bobotnya tidak lebih dari 2 gr. Bulu celurut seperti beludru, pendek dan lebat, berwarna abu-abu atau cokelat. Kulitnya memiliki kelenjar yang mengeluarkan cairan bau. Matanya kecil dan penglihatannya agak terbatas, tetapi indera penciuman dan pendengarannya sangat baik.
Makanan
    Celurut sangat aktif. Hewan ini sibuk beraktivitas pada siang dan malam hari dan hanya beristirahat sebentar. Celurut berlari dengan cepat sambil mencicit dan sebentar-sebentar berhenti memeriksa keadaan sekitar dengan menggunakan moncong panjang dan perasa. Hewan ini hidup di daerah lembab. Celurut makan serangga, terkadang hewan insektivora dan bahkan vertebrata kecil. Celurut akuatik juga memangsa kepiting dan hewan air lain. Ada juga celurut yang makan biji-bijian. Celurut adalah hewan rakus dan cepat mati kalau kekurangan makanan. Bobot makanannya sehari melebihi bobot badannya karena aktivitasnya besar.

Anak Celurut
    Masa hamil setiap spesies celurut berbeda. Tetapi rata-rata 2-4 minggu. Dalam satu musim, celurut dapat melahirkan sampai empat kali. Anak celurut lahir tak berbulu dan buta. Anak ceurut disapih sesudah tiga minggu dan masih tinggal dalam lingkungan keluarga selama sebulan. Hanya pada masa ini celurut tinggal secara berkelompok. Anak beberapa spesies celurut dalam kurun waktu ini memiliki kebiasaan yang menarik. Mereka membentuk arak-arakan yang terdiri atas enam ekor atau lebih yang berpegangan pada hewan di depannya dengan menggigit punggung atau ekor di bawah pimpinan induknya. Kebanyakan celurut berusia hanya setahun, alaupun ada beberapa spesies yang dapat hidup lebih lama.

Potamogalidae dan Macroscelididae
    Selain celurut dari famili Soricidae, ada juga famili lain yang bernama celurut, antara lain celurut lingsang (Potamogalidae) dan celurut gajah (Macroscelididae). Celurut lingsang terdapat di Afrika Barat dan Tengah. Hewan ini terutama aktif pada malam hari dan merupakan hewan semiakuatik. Adapun celurut gajah atau celurut belalai yang digunakan untuk memakan serangga. Tubuhnya seperti tikus, sesuai untuklari di tanah. Tungkai belakang lebih panjang daripada tungkai depan. Matanya besar dan bening, sesuai untuk aktivitas siang hari. Ekornya sama panjang dengan tubuhnya dan hampir tak berbulu.

Subfamili Soricidae

  • Celurut gigi merah (Soricinae) memiliki ciri ujung gigi dan geraham berwarna jingga. Termasuk di dalamnya adalah celurut hutan (Sorex araneus) dari Eropa dan celurut ekor pendek (blarina brevicauda) dari Amerika Utara.
  • Celurut Gigi Putih (Crocidurinae) tidak memiliki ujung  gigi jingga. Celurut ini tidak ada di Amerika, tetapi cukup banyak ditemukan di Afrika dan sedikit di Eropa. Termasuk di dalamnya adalah jenis celurut rumah (Crocidura russula) dan celurut tanah (Crocidura leucodon).
  • Celurut Panser (Scutisoricinae) tidak banyak memiliki spesies dan hanya terdapat di Afrika Tengah. Termasuk didalamnya adalah celurut panser congo (Scutisorey congicus) dan celurut panser uganda (Scutisorey somerini).
 Celurut Hidung babi
 Celurut Tanah
Celurut rumah

Tuesday, November 4, 2014

CITAH : KUCING BESAR TERCEPAT DI DUNIA

    Citah (Acinonyx jubatus) adalah spesies karnivora dari suku Felidae yang termasuk salah satu mamalia tercepat di dunia. Kemampuan berlari citah didukung oleh kaki yang panjang dan tubuh yang langsing. Akibat perburuan dan kerusakan habitat, citah hanya bisa dijumpai di daerah sabana dan semi gurun Afrika (terutama Namibia) dan Timur Tengah.
 Keluarga Citah
    Citah memiliki panjang tubuh sekitar 112-140 cm, bobot 39-65 kg, dan tinggi bahu 66-94 cm. Bulu citah berwarna kuning kecokelatan dengan bercak hitam. Panjang ekornya mencapai 60-80 cm. Ekor citah berfungsi sebagai kemudi ketika berbelok dan sebagai penjaga keseimbangan tubuh ketika berlari cepat. Citah memiliki gigi yang berjumlah 30 buah dan berukuran kecil. Gigi geraham yang berbentuk seperti seperti gunting digunakan untuk mengiris daging, sedangkan gigi serinya digunakan untuk menyobek daging.
 Citah Afika
 Citah melintas di sabana Namibia
Anak Citah sedang bermain
Hewan Yang Terancam Punah
    Citah mampu bertahan hidup tanpa air dalam jangka waktu lama karena kebutuhan air diperoleh dari cairan tubuh mangsanya. Hewan ini lebih menyukai habitat terbuka sehingga pandangan matanya tidak terhalang ketika melihat mangsa dan predator. Saat ini, citah ras Asia (A.jubatus venaticus) dikatagorikan sebagai hewan yang terancam punah (endengered) oleh lembaga konservasi internasional IUCN.

Citah Betina
    Citah hidup secara berkelompok atau menyendiri. Kelompok citah umumnya terdiri dari 3-4 citah jantan, namun ada pula kelompok yang beranggotakan citah betina dan anak-anaknya. Citah betina biasanya hidup sendiri, kecuali ketika ia sedang mengasuh anak-anaknya. Setelah anak-anak citah dewasa, mereka akan meninggalkan induk citah kemudian memisahkan diri dari kelompoknya untuk hidup menyendiri.
 Sepasang Citah
 Citah melintas di atas pohon
Citah mengendap-endap berburu mangsa

Masa Pengasuhan
    Pada musim kawin, citah jantan dan betina tinggal bersama-sama selama tiga hari. Setelah mengalami masa bunting 90-95 hari, citah betina melahirkan 4-8 anak. Bobot anak citah dapat mencapai 250-300 gram. Untuk menghindari predator seperti hiena, macan tutul, dan singa, anak citah disembunyikan di dalam gua oleh induknya. Masa pengasuhan berakhir setelah anak citah berumur 4 bulan. Setelah itu, anak citah mulai belajar berburu sampai ia siap berpisah dengan induknya.
Pemburu Sejati
    Citah adalah pemburu sejati. Ia berburu mangsa pada siang maupun malam hari. Mangsa utama citah antara lain adalah antelop, rusa, zebra dan kelinci. Ketika berburu, citah memanfaatkan ketajaman matanya untuk mengintai mangsa. Hewan ini akan mendekati mangsanya dengan cara mengendap-endap. Apabila jaraknya sudah dekat, citah mengejar mangsa dengan kecepatan lari sekitar 110 km/jam. Dengan kecepatan ini, mangsa sulit untuk lolos dari kejaran citah. Akan tetapi jika mangsanya berhasil lolos, citah akan menghentikan pengejarannya.