"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, April 12, 2012

ZONE LAPISAN DAN TINGKAT KESUBURAN TANAH



Tanah merupakan campuran kompleks yang terdiri atas batuan dan batuan yang telah lapuk , larutan dan endapan mineral , serta sisa-sisa mahluk hidup (humus). Unsur-unsur tersebut tercampur akibat adanya lubang-lubang yang dibuat oleh hewan, tekanan akar tumbuhan dan aliran air bawah tanah. Tanah terbagi dalam beberapa zone atau lapisan-lapisan sebagai berikut :
  1. Lapisan Tanah Atas (Zone A) Pada lapisan ini tingkat kesuburan tanah sangat tinggi. Hal ini disebabkan pada lapisan inilah tempat hidupnya jasad renik dan binatang-binatang tanah yang dapat membantu pembusukan materi-materi organik di tanah. Lapisan ini memilikiketebalan sekitar 10-20 cm, dicirikan dengan warnanya yang gelap, coklat kehitam-hitaman dan gembur.
  2. Lapisan Tanah Bawah (Zone B) Pada lapisan ini dicirikan  dengan warna tanah yang agak muda dan terang (kemerah-merahan) dengan lapisan yang agak padat. Lapisan ini hanya dapat ditembus oleh jenis tanaman yang berakar tunggang dan besar. Lapisan ini memiliki ketebalan berkisar antara 50-60 cm.
  3. Lapisan Bahan Induk (Zone C) Lapisan ini merupakan lapisan yang paling dekat dengan batuan dasar yang disebut batuan induk. Lapisan ini masih agak kasar dan agak sulit ditembus oleh akar tanaman. Zone ini bukan merupakan zone perakaran atau tempat akar tumbuhan hidup.
  4. Lapisan Batuan Induk (Bed Rock) Lapisan ini adalah lapisan paling bawah dari lapisan tanah. Lapisan ini sebenarnya masih merupakan batuan yang pejal dan keras. Pada lapisan ini tidak terdapat ciri-ciri tanaman dapat tumbuh.
    Setiap wilayah dan tempat di permukaan Bumi ini mempunyai tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat kesuburan tanah antara lain :
  • Iklim. Pada daerah yang beriklim tropis biasanya lebih banyak dijumpai tanah-tanah subur daripada daerah yang memiliki iklim sub tropis , Sedang atau Dingin. Hal ini disebabkan karena daerah tropis memiliki curah hujan yang tinggi.
  • Jenis Batuan Induk. Batuan induk yang merupakan sumber dasar pembentuk tanah juga memilik jenis yang beragam. Ini dapat menimbulkan jenis tanah yang dihasilkanpun berbeda. Batuan induk yang berasal dari letusan Gunung berapi biasanya banyak mengandung mineral tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Itulah sebabnya tanah di sekitar gunung berapi atau jenis tanah vulkanik adalah jenis tanah yang sangat subur.
  • Curah hujan. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi jenis tanah yang terdapat pada suatu daerah. Hal ini disebabkan karena air merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi pelapukan batuan menjadi tanah. Semakin rendah curah hujan biasanya tanah yang terbentuk berupa tanah berpasir sedangkan semakin tinggi curah hujan dapat membentuk tanah yang gembur bahkan sampai tanah yang liat.
  • Kandungan mineral dalam tanah. Tanah yang baik untuk pertanian harus memiliki komposisi sebagai berikut : Bahan mineral anorganik (hasil pelapukan batuan induk) sebanyak 40%, bahan organik 10%, mahluk hidup yang tinggal dalam tanah 5%, serta air dan udara masing-masing 22,5%. Sedangkan kebanyakan tanah secara rata-rata mengandung mineral anorganik 85% dan mineral organik 5% serta sisanya 10% terdiri dari air dan udara.
  • Struktur dan Tekstur tanah. Struktur dan Tekstur tanah menentukan kegemburan tanah dan juga kemampuan  tanah untuk menyimpan air dan udara. Ukuran umumbagi tanahyang subur untuk menyimpan air dan udara masing-masing adalah 25%.
  • Tumbuhan dan Hewan. Tumbuhan dan hewan termasuk mikoroorganisme dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Hal ini disebabkan karena tumbuhan dan hewan berperan dalam pembentukan humus, daur ulang nutrien dan juga percampuran antara udara dan humus yang ada dalam tanah.
  • Manusia. Perilaku manusia juga mempengaruhi kesuburan tanah. Jika manusia hanya mampu mengekploitasi tanah tanpa peduli bagaimana mengembalikan kesuburan tanah tersebut dengan usaha-usaha baik yang alami maupun buatan, maka lama kelamaan akan mengubah kondisi kesuburan tanah. Contohnya perladangan berpindah menyebabkan berkurangnya luas hutan dan tanah yang ditinggal tidak subur lagi. Untuk mengembalikan kesuburan tanah kembali maka hal ini dapat diatasi dengan cara reboisasi.