"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Monday, July 4, 2016

RHEA : UNGGAS BERUKURAN RAKSASA

    Rhea adalah nama burung besar tidak terbang dari Amerika Selatan. Burung rhea termasuk ke dalam suku famili Raeidae dan bangsa ordo Rheiformes. Burung ini masih merupakan kerabat burung unta. Rhea dikenal juga dengan sebutan burung unta Amerika Selatan. Hanya ada dua spesies burung rhea di dunia, yaitu rhea biasa (Rhea americana) yang merupakan spesies yang lebih besar dan rhea kecil atau rhea Darwin (Pterocnemia pennata) yang berukuran lebih kecil.
    Burung Rhea tergolong ke dalam kelompok burung tidak terbang dan tidak memiliki lunas pada tulang dadanya. Rhea memiliki tinggi 120-150 cm dengan bobot mencapai sekitar 25 kg. Bulunya berurai agak kedodoran dengan sayap agak lebih besar dibandingkan dengan burung tidak terbang lainnya. Tungkai rhea panjang dan kuat serta kakinya hanya memiliki 3 jari. Meskipun tidak dapat terbang, Rhea mampu berjalan dengan cepat.


 Sepasang Burung rhea
 Rhea Biasa dan Rhea Kecil
    Hanya ada dua spesies burung rhea di dunia saat ini, yaitu rhea biasa dan rhea kecil. Rhea biasa (Rhea americana) yang merupakan spesies yang lebih besar, adalah burung berwarna cokelat abu-abu dengan bulu ekor putih, tetapi kadang-kadang ada juga yang bulu ekornya tidak putih. Spesies ini tersebar di wilayah Brazil bagian timur laut hingga Argentina bagian tengah. Lebih jauh ke barat terdapat rhea kecil (Pterocnemia pennata). Rhea kecil juga sering disebut dengan rhea darwin. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada rhea biasa dengan tubuh berbintik-bintik putih. Tidak ada perbedaan warna antara jantan dan betina.

 Kawanan Burung rhea

Pakan dan Perkembangbiakan
    Rhea merupakan hewan yang hidup berkoloni dengan kelompok terdiri dari 20-30 ekor atau lebih. Burung ini hidup di padang rumput (pampa) dan pedalaman bersemak. Mereka sering pula berada di sekitar sungai dan rawa-rawa. Makanan rhea adalah biji-bijian, akar-akaran, serta serangga seperti siput dan belalang. 
    Rhea memiliki suara yang cukup baik. Rhea jantan biasanya akan menyuarakan bunyi seperti raungan ketika merangsang betina. Pada saat demikian, sayapnya juga akan direntangkan. Burung Rhea bersifat poligami, dan seekor rhea jantan dapat memiliki pasangan hingga 6-8 ekor betina. Induk rhea dapat menghasilkan telur sampai 20 butir, tetapi telurnya banyak yang sia-sia karena kerap ditinggalkan di sembarang tempat, sebelum sarangnya sempat dibangun.
 Rhea jantan mengerami telur betina
    Sarang rhea sendiri berupa lubang di dalam tanah yang dibuat oleh rhea jantan. Sarang tersebut dilapisi dengan bahan dari tanam-tanaman kering dan tempatnya biasanya tersembunyi. Semua Rhea betina yang menjadi pasangan dari seekor rhea jantan akan menempatkan telur mereka dalam sarang yang sama. Sebuah sarang rhea berisi antara 20-30 butir telur. Rhea jantanlah yang kemudian akan mengerami telur-telur tersebut selama sekitar 35-40 hari. Anak rhea yang lahir berwarna abu-abu dengan garis-garis gelap. Anak rhea ini nantinya akan meninggalkan sarang bersama ayahnya dan ia akan menjadi dewasa penuh saat berusia sekitar 5 bulan.
Burung Rhea dan anak-anaknya

Mirip Burung Unta
    Burung rhea sepintas lalu mirip dengan burung unta dari Afrika. Bedanya adalah burung unta memiliki jari kaki dua buah, sedangkan rhea memiliki jari kaki tiga buah, dengan kepala, leher, dan pahanya berbulu. Meskipun demikian, ketika sedang berlari di sepanjang pampa, rhea terlihat sangat mirip dengan burung unta berukuran kecil.

Pengelana
    Meskipun tidak dapat terbang, rhea adalah burung yang pandai berenang. Jika berada dalam keadaan bahaya, burung rhea akan lari tunggang langgang dengan cepat atau menyuruk. Rhea juga merupakan burung pengelana. Mereka tidak bermigrasi, namun berkelana mengarungi jarak yang sangat jauh, terutama ketika di luar musim mengeram.