"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Tuesday, April 28, 2015

BESI : BAHAN GALIAN UNTUKINDUSTRI KONTRUKSI BANGUNAN

    Besi atau ferrum (Fe) adalah suatu logam transisi yang terletak pada golongan VIIIB dan periode 4 dari sistem unsur periodik.Logam yang berwarna putih keperakan ini mempunyai nomor atom 26 dengan berat atom relatif 55,845 gr/mol. Selain itu, besi juga memiliki titik lebur 1.535oC dan titik didih 2.750oC. Kristal besi yang berbentuk kubus memiliki massa jenis 7,86 g/cm3 pada temperatur 20o C.
    Besi merupakan salah satu logam terpenting dalam sejarah kehidupan manusia. Jenis logam ini telah dikenal sejak zaman Mesopotamia purba. Besi murni jarang diperdagangkan. Besi yang diperjual belikan biasanya berupa campuran unsur besi dan karbon atau unsur logam lainnya. Besi murni sangat reaktif dan mudah berkarat, terutama pada tempat lembab atau pada temperatur tinggi. Besi terdapat dalam berbagai bentuk antara lain kepingan, lembaran, kawat, butiran, bubuk, dan batangan. Selain dipakai pada industri baja, besi juga digunakan sebagai bahan dasar magnet.
Bijih Besi
    Pada kulit bumi, bijih besi terdapat dalam bentuk hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), pirit (FeS2), dan siderit (FeCO3). Akan tetapi bentuk yang paling sering diolah menjadi logam besi adalah hematit (Fe2O3). Pada umumnya hem Featit selalu bercampur dengan pasir (SiO2) sehingga bentuk ini dikenal sebagai pasir besi (Iron sand). Di Indonesia, pasir besi banyak terdapat dipantai Cilacap dan Kutoarjo (Jawa Tengah).

Pengolahan Besi
    Proses pengolahan bijih besi menjadi logam besi berlangsung di dalam tungku besar yang disebut tanur sembur (blast furnace). Bahan baku yang akan dimasukkan ke dalam tanur berupa bijih besi yang bercampur pasir, karbon (kokas) sebagai pereduksi, dan batu kapur sebagai pengikat pasir. Bahan baku tersebut dimasukkan melalui bagian atas tanur. Udara panas dengan temperatur di atas 1.000oC disemburkan kedalam tanur. Pada temperatur tinggi, karbon akan teroksidasi menjadi CO. Karbon dan CO kemudian mereduksi biji besi menjadi logam besi. Setelah terurai menjadi CaO, batu kapur kemudian bereaksi dengan pasir dan menghasilkan kalsium silikat (CaSiO3). Besi cair yang dihasilkan dari tanur disebut besi kasar karena masih mengandung 95% Fe, 4% karbon, dan sedikit silikon. Karena kandungan karbonnya cukup banyak, besi ini sangat keras sehingga dapat didinginkan menjadi besi tuang. Agar besi dapat diubah menjadi berbagai bentuk maka kadar karbon di dalam besi harus dikurangi. Dengan memanaskan besi, karbon tersebut akan teroksidasi menjadi CO2. Besi yang kadar karbonnya rendah (0,05-0,2%) disebut besi tempa. Besi tempa cukup lunak untuk dijadikan sebagai peralatan, seperti roda besi, baut, mur, golok, dan cangkul besi. 
    Besi yang kadar karbonnya 0,5-1,5% disebut baja. Pembuatan baja dilakukan dengan cara mengoksidasi semua zat pengotor pada besi tuang, kemudian menambahkan unsur karbon sampai kadar yang diinginkan. Agar lebih mengkilap dan tahan karat, baja dapat dicampur dengan logam krom dan nikel.

Zat Besi dalam Tubuh Manusia
    Di dalam sel darah merah, zat besi terikat pada molekul hemoglobin. Selain itu, zat besi juga ditemukan di dalam otot, tulang,kuku, rambut dan beberapa jenis enzim. Kekurangan zat besi dalam tubuh manusia dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (kurang darah). Untuk mengatasi hal tersebut, penderita anemia memerlukan makanan yang berkadar besi tinggi, misalnya daging, kuning telur, ikan, dan kacang-kacangan.

 Besi Oksida
 Bijih besi
Besi kawat
Besi pipa