Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan menetap. Migrasi ada yang bersifat menetap sementara dan ada juga yang permanen atau selamanya.
Migrasi sementara dilakukan oleh penduduk yang bertempat di daerah baru hanya dalam waktu yang sementara yakni kurang dari enam bulan. Migrasi umumnya dilakukan karena alasan ekonomi, yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan. Banyak orang yang memutuskan untuk migrasi demi kepentingan ekonominya.
Dalam ilmu ekonomi regional, tenaga kerja akan cenderung melakukan migrasi dari daerah dengan kesempatan kerja kecil dan upah rendah ke daerah dengan kesempatan kerja besar dan upah tinggi.
Migrasi terbagi menjadi beberapa jenis. Ada banyak jenis-jenis migrasi yang biasa dilakukan masyarakat.
Diantaranya :
1. Migrasi Masuk (In Migration)
Migrasi masuk yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination).
2. Migrasi Keluar (Out Migration)
Migrasi keluar yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).
3. Migrasi Neto (Net Migration)
Migrasi neton yaitu selisih antara jumlah migrasi masuk dengan migrasi keluar. Bila migrasi yang masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif.
Sedangkan bila migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
4. Migrasi Bruto (Gross Migration)
Migrasi bruto yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau daerah administrasi dengan tujuan untuk menetap atau hanya sementara waktu. Migrasi dibedakan menjadi dua yaitu migrasi nasional dan internasional. Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk dalam batas wilayah suatu negara. Terdapat sejumlah jenis migrasi yang tergolong ke dalam migrasi nasional, yaitu:
Sirkulasi Sirkulasi adalah perpindahan penduduk yang tidak menetap, tetapi ada yang memilih tinggal sementara waktu di daerah tujuan.
Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: Sirkulasi atau Migrasi Harian:
Migrasi harian disebut juga mobilitas ulang-alik. Contoh kegiatan mobilitas ulang-alik adalah seorang karyawan asal Kota Yogyakarta yang bekerja di Kota Solo, setiap hari pulang pergi untuk bekerja menggunakan kereta rel listrik atau commuter line.
Sirkulasi Mingguan: Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain pada awal pekan dan akan kembali ke tempat asal pada akhir pekan.
Sirkulasi Bulanan: Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak dan waktu tempuh antardaerah relatif jauh, sehingga tidak efektif apabila melakukan sirkulasi harian atau mingguan.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Biasanya, urbanisasi sifatnya menetap sehingga akan mempengaruhi jumlah penduduk suatu kota yang dituju dan jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan.
Urbanisasi didorong oleh sejumlah faktor, yaitu: Tidak ada lapangan kerja yang memadai di luar sektor pertanian. Lahan pertanian sempit. Upah tenaga kerja yang rendah. Sarana dan prasarana sosial terbatas. Tidak cocok dengan pola kehidupan di desa. Selain itu, urbanisasi juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor penarik.
Berikut faktor penarik urbanisasi:
1. Tersedianya banyak lapangan pekerjaan, baik sektor formal maupun informal. Upah tenaga kerja yang lebih besar.
2. Sarana dan prasarana sosial memadai. Ruralisasi Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Ruralisasi memiliki sejumlah faktor pendorong dan penarik.
Berikut faktor pendorong ruralisasi:
Merasa jenuh tinggal di kota.
Harga lahan di kota semakin mahal.
Keinginan memajukan desa atau daerah asal.
Merasa tidak mampu mengikuti dinamika kehidupan di kota. Berikut faktor penarik ruralisasi: Harga lahan di pedesaan relatif lebih murah.
Pola kehidupan masyarakat lebih sederhana. Suasana lebih tenang yang cocok untuk penduduk lansia di masa pensiun. Adanya rasa keterikatan dengan daerah asal
Trasmigrasi
Transmigrasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa sebuah mobilitas atau perpindahan. Istilah transmigrasi merupakan sebutan untuk perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya. Biasanya transmigrasi ini dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk yang padat menuju ke daerah yang jarang penduduknya, karena di Indonesia biasanya transmigrasi dilakukan sebagai upaya pemerataan penduduk. Sebagai contoh adalah perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan sebagai upaya pengurangan penduduk di Pulau Jawa dan penambahan penduduk di Pulau Kalimantan.
Proses transmigrasi bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Bisa satu orang saja yang melakukan transmigrasi, bisa satu keluarga, bahkan satu desa pun bisa melakukan transmigrasi bersamaan dengan pengurus atau perangkat desanya. Jenis transmigrasi ini disebut dengan transmigrasi bedol desa. Jenis-jenis transmigrasi ini akan kita bahas dalam berita ini.
Sejarah Transmigrasi di Indonesia
Setelah kita mengetahui pengertian dari transmigrasi. Kita perlu mengetahui bahwa transmigrasi ini kebanyakan merupakan program dari pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan program-program pembangunan di negara ataupun karena alasan-alasan lainnya yang dianggap perlu. Transmigrasi di Indonesia sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu. Maka dari itulah kiranya perlu bagi kita untuk mengetahui sejarah dari transmigrasi yang berlangsung di Indonesia ini. hal ini bertujuan agar kita lebih memahami betapa transmigrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan negara.
Transmigrasi di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1905. Hal ini tentu saja berlangsung jauh sekali sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Transmigrasi pertama kali pada tahun 1905 ini dilakukan atas perintah dari Pemerintah Belanda yang memindahkan masyarakat yang tinggal di wilayah Kedua menuju ke wilayah Lampung yang diikuti oleh 155 keluarga. Pada zaman ini kita belum mengenal istilah transmigrasi, melainkan kita menggunakan istilah kolonisasi.
Setelah transmigrasi yang dilakukan pemerintah Belanda pada tahun 1905 tersebut, kemudian munculah transmigrasi lainnya dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Penyelenggaraan transmigrasi yang resmi oleh pemerintah baru diadakan setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1950. Penyelenggaraan dari tahun 1950 tersebut bahkan hingga sekarang dan nanti akan terus dilakukan demi mencapai tujuan yang telah diinginkan. Pelaksanaan transmigrasi terutama ditujukan untuk wilayah-wilayah yang padat penduduknya, yakni di Pulau Jawa dan juga Pulau Bali, atau penduduk yang tempat tinggalnya terkena proyek pembangunan dari pemerintah seperti proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Krangates, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan demi untuk menyelamatkan kepentingan warga sehingga pemerintah tidak terkendala dalam pembangunan dan masyarakat pun akan memperoleh ganti sebagai fasilitas kehidupannya sehari- hari, jadi tidsk akan yang dirugikan kan?
Syarat-Syarat Transmigrasi
Transmigrasi sebagai salah satu kegiatan yang melibatkan jiwa dan juga tempat tidak dapat dianggap sepele. Nyatanya banyak orang yang ditangkap karena tidak memiliki surat-surat dan juga kepengurusan yang tidak beres hingga di daerah yang baru. Transmigrasi secara resmi baik dari pemerintah maupun secara pribadi harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang ditransmigrasikan ke daerah lain setiap tahun lebih banyak daripada pertambahan penduduk daerah-daerah yang ditinggalkannya. Hal ini berarti jumlah penduduk yang pindah jumlahnya lebih banyak daripada pertambahan penduduk yang berasal dari daerah asalnya.
2. Apabila di daerah yang ditinggalkan tersebut tekanan penduduk sudah berangsur-angsur berkurang, dan orang-orang yang telah ditransmigrasikan tersebut memperoleh tingkat hidup yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Apabila antara pendatang baru atau transmigran dan juga penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan, dapat terjadi padan kebudayaan sehingga terhindar dari perasaan kesukuan di antaran masing-masing kelompok masyarakat.
Nah itulah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi supaya proses transmigrasi dapat berjalan dengan baik. Transmigrasi memang banyak melakukan perizinan baru, karena kita pindah ke tempat yang baru juga. Catatan sipil harus diselesaikan supaya tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
Tujuan Transmigrasi
Semua program yang berasal dari pemerintah dalam pelaksanaannya pasti memerlukan berbagai alasan yang logis dan mendasar. Biasanya alasan-alasan yang dimiliki pemerintah sebagai upaya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat juga. Namun terkadang masyarakat menyalahartikan hal tersebut, maka dari itulah yang masih belum lurus kita luruskan agar nantinya tidak menimbulkan permasalahan di belakang. Demikian halnya dengan pelaksanaan program transmigrasi, pasti mempunyai tujuan yang khusus dibalik dengan pelaksanaan program tersebut. Beberapa tujuan yang melatarbelakangi program atau kegiatan transmigrasi antara lain sebagai berikut:
1. Pemerataan dan persebaran penduduk
2. Peningkatan taraf hidup para transmigran di daerah transmigrasi
3. Pengolahan sumber daya alam yang selama ini belum tersentuh dan berada di daerah baru atau daerah tujuan transmigrasi
4. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi para transmigran di daerah transmigrasi
5. Pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia
6. Peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa
7. Peningkatan pertahanan dan keamanan nasional
Nah itulah berbagai tujuan yang melatarbelakangi mengapa pemerintah mencanangkan program transmigrasi yang merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Rasanya berat memang meninggalkan kampung halaman untuk menginjakkan kaki di bumi, baru dan menetap di sana mengingat banyak sanak saudara yang tinggal di daerah asal. Namun kita sebagai warga negara juga perlu menyadari bahwa negara kita masih memerlukan banyak pembangunan untuk mencapai kesejahteraan bagi warga negaranya.
Jenis- jenis Transmigrasi
Transmigrasi dilakukan oleh beberapa atau banyak orang dengan berbagai macam tujuan yang berbeda-beda. Karena berbagai faktor yang berbeda inilah maka jenis-jenis transmigrasi juga ada banyak. Berbagai jenis transmigrasi ini antara lain sebagai berikut:
1. Transmigrasi lokal
Transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang pertama. Seperti namanya, yakni lokal, maka transmigrasi ini dilakukan oleh orang-orang yang masih dalam satu wilayah. Wilayah yang dimaksud ini adalah dalam lingkup propinsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan dari satu propinsi ke propinsi lainnya. Transmigrasi ini biasanya dilakukan atas dukungan biaya dari departemen transmigrasi. Transmigrasi lokal ini bisa juga dilakukan secara massal.
2. Transmigrasi swakarya
Jenis transmigrasi selanjutnya adalah transmigrasi swakarya. Transmigrasi swakarya ini seperti sebuah transmigrasi yang bertujuan untuk memberikan pekerjaan kepada transmigran. Jadi, transmigrasi swakarya merupakan jenis transmigrasi yang merupakan program dari departemen transmigrasi yang berupa jaminan hidup kepada transmigran selama beberapa bulan. Setelah itu maka transmigran akan diberikan tanah untuk dapat diolah dan tanah itulah sebagai sumber dari penghasilannya. Dengan kata lain maka transmigrasi ini akan bersifat menetap bagi para transmigrannya.
3. Transmigrasi sektoral
Berikutnya adalah transmigrasi sektoral. Menurut pengertiannya maka transmigrasi sektoral ini merupakan jenis transmigrasi yang dibedakan dari pembiayaannya. Transmigrasi sektoral merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama-sama oleh para transmigran.
4. Transmigrasi umum
Transmigrasi umum merupakan salah satu jenis transmigrasi juga. Transmigrasi umum merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan karena adanya faktor-faktor pendorong yang berasal dari daerah asal. Misalnya karena sulitnya memperoleh pekerjaan karena sangat jarang ditemukan lapangan kerja, kemudian karena lahan sumber daya alam pertanian yang terlalu sempit sehingga membutuhkan pelebaran, hingga alasan pemerataan jumlah penduduk. Biasanya berbagai faktor pendorong yang ada di daerah asal ini akan membuat pemerintah mencanangkan program transmigrasi. Maka dengan adanya transmigrasi umum ini penduduk atau transmigran bisa berangkat tanpa biaya karena biayanya semua adalah tanggung jawab dari pemerintah.
5. Transmigrasi keluarga
Salah satu contoh dari transmigrasi mandiri adalah transmigrasi keluarga. Dikatakan mandiri karena transmigrasi jenis ini biasanya tidak ditanggung oleh pemerintah melainkan dibiayai sendiri. Transmigrasi keluarga merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung oleh pihak keluarga yang tinggal di daerah transmigran atau daerah yang dituju.
6. Transmigrasi swakarsa atau transmigrasi spontan
Jenis transmigrasi yang selanjutnya adalah transmigrasi swakarsa atau yang biasa disebut sebagai transmigrasi spontan. Transmigrasi jenis ini merupakan transmigrasi yang dilakukan dengan biaya sendiri, namun berdasarkan bimbingan dan juga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Nah, transmigrasi swakarsa atau transmigrasi spontan inilah transmigrasi yang diharapkan oleh pemerintah. Pemerintah mengharapkan supaya rakyatnya yang bertempat tinggal ditempat- tempat yang terlalu ramai, kemudian mendapat kesadaran akan pentingnya meninggalkan daerah yang terlalu padat tersebut dan beralih ke daerah baru yang mana potensi alamnya perlu digali dan dikembangkan. Dengan demikian kemerataan daerah dapat kita peroleh dengan mudah.
7. Transmigrasi bedol desa
Jenis transmigrasi yang terakhir adalah transmigrasi bedol desa. Transmigrasi bedol desa merupakan salah satu contoh trasmigrasi massal. Disebut transmigrasi massal karena pelaku atau transmigrannya ini adalah banyak atau lebih dari satu orang. Dinamakan transmigrasi bedol desa apabila transmigrasi dilakukan oleh orang-orang dari satu desa beserta dengan aparatur pemerintahan dari desa tersebut. Sehingga perangkat dan warga masyarakatnya akan berada di tempat yang baru tersebut. Biasanya transmigrasi bedol desa ini dilakukan oleh orang- orang yang desanya terkena proyek dari pemerintah. Transmigrasi bedol desa ini dilakukan dengan biaya dari pemerintah dan akan disediakan fasilitas oleh pemerintah pula.
Itulah beberapa jenis dari transmigrasi yang ada di Indonesia. Jenis-jenis transmigrasi tersebut bisa dibedakan atas tujuan maupun biaya yang dikeluarkan pada saat transmigrasi tersebut berlangsung. Transmigrasi merupakan program dari pemerintah meskipun beberapa juga merupakan keinginan pribadi. Transmigrasi tentunya dicanangkan oleh pemerintah untuk tujuan yang baik, namun sayangnya banyak orang yang masih tidak menginginkan tansmigrasi, bahkan tidak menanggapinya dengan serius mengenai program transmigrasi ini.
Dampak Transmigrasi
Kita setuju bahwa setiap tindakan yang kita lakukan pasti akan membawa dampak bagi pelaku tindakan, baik dampak yang baik maupun dampak yang tidak baik. Tindakan kecil saja bisa menimbulkan berbagai dampak yang cukup mencolok, apalagi jika tindakan tersebut dilakukan secara massal. Misalnya adalah transmigrasi yang sedang kita bahas. Transmigrasi merupakan tindakan massal yang dilakukan oleh warga negara dari satu tempat menuju ke tempat lain. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai dampak baik maupun kurang baik bagi daerah yang ditinggalkan, daerah yang dituju maupun bagi para transmigran itu sendiri. Setelah ini kita akan mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan tersebut.
1. Dampak Positif
- 1. Lahan kosong dapat dimanfaatkan
- 2. Penduduk yang ditransmigrasikan kehidupannya dapat lebih baik secara ekonomi.
- 3. Meningkatnya produksi, terutama di bidang pertanian.
- 4. Dapat mempercepat pemerataan penduduk.
- 5. Mengurangi jumlah pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan
Nah itulah beberapa dampak positif dari transmigrasi yang bisa dirasakan oleh berbagai pihak, baik pelaku, tempat yang dituju, maupun bagi pemerintah.
2. Dampak Negatif
1. Transmigrasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga banyak menghabiskan keuangan negara.
2. Terkadang mendorong kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dan para transmigran.
3. Adanya transmigran yang kurang sungguh-sungguh dapat menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan transmigrasi sehingga dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia.