Salamander adalah kelompok amfibi berekor yang termasuk dalam ordo Caudata. Kelompok ini termasuk salah satu vertebrata darat tertua yang hidup sejak periode Jurassic, yaitu sekitar 150 juta tahun yang lalu. Saat ini, Salamander terdiri dari 380 spesies yang dikelompokkan dalam 10 suku. Salamander umumnya ditemukan di daerah hutan. Hewan ini sering bersembunyi di bawah sampah daun, tumpukan ranting atau balok-balok kayu pada siang hari. Salamander biasanya menyukai tempat-tempat yang terpencil, gelap dan lembab. Kelompok hewan ini baru keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan pada malam hari. Sebagian salamander menghabiskan hidupnya di air atau di darat, sedangkan sebagian lainnya menghabiskan hidupnya di darat dan di air atau di kedua habitat bersamaan.
Salamander Raksasa Cina
Salamander Raksasa Cina
Tubuh salamander berbentuk ramping dengan panjang yang bervariasi. Hewan ini sebagian besar berukuran 10-15 cm, namun Salamander raksasa cina (Andrias davidianus) berukuran lebih dari 1,5 m. Kaki salamander umumnya berjumlah dua pasang, namun beberapa anggota suku Sirenideae tidak mempunyai kaki belakang.
Berbeda dengan katak, salamander tetap memiliki ekor setelah dewasa. Ekornya yang panjang digunakan untuk menjaga keseimbangan pada saat berjalan dan berenang. Ketika terancam bahaya, hewan ini memutuskan ekornya untuk mengecoh pemangsa. Ekor tersebut akan tumbuh kembali dalam beberapa hari.
Lendir
Kulit salamander umumnya berwarna suram, namun kulit salamander api (Salamandra salamandra) mempunyai corak warna kuning, oranye atau merah yang mencolok. Kulit merupakan jaringan yang penting untuk pernapasan. Oksigen dan karbondioksida dapat masuk kedalam tubuh atau keluar melalui jaringan kulit. Selain itu kulit salamander, menghasilkan lendir yang digunakan untuk berbagai tujuan. Bagi spesies yang hidup di darat, lendir berguna untuk menjaga kelembaban tubuh dari kekeringan. Adapun bagi spesies yang hidup di air, lendir berguna untuk menjaga keseimbangan kadar air dan garam dalam cairan tubuh. Sebagai alat pertahanan diri,lendir mengandung senyawa yang beracun bagi predator (pemangsa). Selain itu, salamander jantan menghasilkan lendir untuk menarik perhatian pasangannya.
Fertilisasi
Proses perkawinan salamander umumnya terjadi di dalam air. Akan tetapi beberapa anggota suku Salamandrideae dan Plethodontideae kawin di darat. Fertilisasi pada kelompok salamander primitif (subordo Cryptobranchoidea) berlangsung secara ekternal (di luar tubuh betina). Adapun fertilisasi pada kelompok salamander tingkat tinggi berlangsung secara internal (di dalam tubuh betina). Setelah salamander jantan mengeluarkan spermanya, salamander betina mengambil sperma tersebut dan memasukkannya dalam kloaka (muara saluran reproduksi dan kencing). Telur yang dihasilkan dari proses fertilisasi disimpan di air atau di tanah lembab. Telur yang disimpan di air biasanya menetas setelah beberapa minggu, sedangkan telur yang disimpan di tanah akan menetas setelah beberapa bulan.
Populasi Salamander
Salamander termasuk hewan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan seperti polusi dan penipisan lapisan ozon, maka kondisi populasi salamander mencerminkan kondisi suatu ekosistem. Salamander yang hidup di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia pada saat ini mengalami penurunan populasi akibat kerusakan hutan. Selain itu juga disebabkan oleh inveksi virus, bakteri dan jamur.
Salamander Cacing
Dalam bahasa Indonesia istilah salamander juga digunakan untuk menyebut ordo Apoda atau salamander cacing. Ciri utama dari ordo ini adalah badannya yang memanjang, tidak mempunyai kaki, dan memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cacing tanah. Sebagian besar anggotanya hidup di darat, sedangkan sebagian yang lain hidup di air. Ukuran tubuh salamander cacing bervariasi mulai dari 12 cm sampai 140 cm.
Salamander merah
Salamander Cacing
Salamander Totol
Salamander raksasa Cina