Pada bagian ke tujuh artikel tentang Burrung migrasi, postingan yang dibahas kali ini adalah tentang Spesies burung hantu (Owl Bird) yang melakukan gerak migrasi untuk menghindari musim dingin ke lokasi yang relatif hangat. Walaupun sebagian besar burung hantu tidak melakukan migrasi dan bersifat menetap di lokasi aslinya, namun ada beberapa jenis Burung Hantu yang melakukan perpindahan akibat perubahan musim untuk melangsungkan kehidupannya di alam liar. Kebanyakan jenis burung yang bermigrasi ke Indonesia adalah Burung Hantu yang berasal dari wilayah Siberia, negara Rusia. Misalnya Burung migrasi yang sudah terdekteksi adalah jenis Burung Salju (Snowy Owl) jenis Burung hantu Ikan Blakson.
Burung hantu salju (snowy owl; Bubo scandiacus) adalah spesies burung hantu yang memperoleh nama demikian sebagai akibat dari warna bulunya yang terlihat seputih salju. Hanya burung hantu jantan yang memiliki tubuh berwarna nyaris putih seutuhnya. Burung hantu betina juga memiliki bulu berwarna putih, namun dengan tambahan bercak-bercak berwarna hitam di bagian punggung, dada, dan sayapnya. Sementara burung hantu salju yang masih muda bulunya berwarna dominan hitam.
Burung Hantu Blakson asal Siberia,singgah di Indonesia |
Di luar masalah warna bulu, burung hantu salju memiliki penampilan fisik yang tidak berbeda dari spesies burung hantu lainnya. Kepalanya berbentuk bundar dengan wajah yang terlihat rata. Paruh & cakarnya berbentuk melengkung & tajam di bagian ujungnya. Kepalanya bisa memutar hingga sejauh 180 derajat, yang berarti burung hantu salju bisa melihat benda di belakangnya tanpa harus memutar badan. Burung hantu salju juga memiliki daun telinga yang terletak di atas matanya. Namun daun telinganya tidak terlihat karena tertutup oleh bulu kepalanya yang tebal.
Burung hantu salju memiliki warna bulu yang dominan putih untuk keperluan kamuflase. Kebetulan, habitat utama dari burung hantu salju adalah daerah bersalju yang minim pepohonan di Amerika Utara, Eropa, & Asia bagian utara. Kombinasi warna putih & hitam pada bulu burung hantu salju membuat hewan yang bersangkutan dari jauh terlihat seperti batu atau onggokan kayu yang tertimbun salju. Dan untuk melindungi dirinya dari iklim dingin setempat, burung hantu salju memiliki lapisan bulu yang sangat tebal.
Burung hantu salju adalah hewan karnivora di mana burung ini pada dasarnya mau memakan hewan apapun selama berukuran lebih kecil dari tubuhnya. Entah itu tikus, serangga, burung kecil, ikan, & sesekali bangkai hewan besar. Untuk menghemat tenaga sekaligus memudahkannya mencari makan, burung hantu salju lebih banyak diam di atas tanah di mana burung ini bisa tetap berada di tempat yang sama selama berjam-jam lamanya. Sementara untuk mengetahui ada tidaknya mangsa di sekitarnya, hewan ini memanfaatkan indra penglihatan & pendengarannya yang tajam.
Burung Hantu Salju hidup di Siberia dan Alaska |
Metode yang digunakan oleh burung hantu salju untuk mendapatkan makanan bervariasi. Jika mangsanya adalah hewan darat, burung ini bisa mendapatkan mangsanya dengan cara menyergapnya dari udara, atau mengejarnya sambil berlari di atas tanah. Sementara jika mangsanya adalah burung kecil, burung ini menangkap mangsanya sambil terbang dengan memakai cakarnya yang kuat & tajam. Kalau mangsanya adalah ikan, burung hantu salju akan bersiaga di tepi lubang es untuk menyergap ikan yang menampakkan diri di permukaan air dengan memakai cakarnya.
Bukan Burung Malam
Tidak seperti spesies burung hantu lainnya yang hanya aktif pada malam hari, burung hantu salju melakukan aktivitas berburunya baik pada siang maupun malam hari. Fenomena yang terjadi karena di belahan bumi utara, matahari bisa terbit hingga lebih dari 12 jam pada waktu-waktu tertentu, namun dengan intensitas cahaya yang redup. Burung hantu salju sendiri bukanlah hewan yang benar-benar kebal akan iklim dingin. Jika musim dingin tiba & makanan semakin sulit didapat, burung hantu salju akan bermigrasi ke sebelah selatan & kembali lagi ke habitat awalnya jika musim dingin sudah usai.
Burung hantu salju memiliki perilaku monogami yang berarti burung hantu salju hanya akan kawin dengan 1 pasangan & tetap bersama dengan pasangan tersebut hingga akhir hidupnya, walaupun tidak selalu. Ketika musim kawin tiba, burung hantu jantan akan membuat wilayah kekuasaan sendiri-sendiri. Betina akan dibiarkan masuk ke wilayah kekuasaannya, sementara burung hantu jantan lain akan diusir. Untuk memikat betina agar mau kawin dengannya, burung hantu jantan akan melakukan manuver akrobatik di udara sambil membawa bangkai hasil buruan di cakar atau paruhnya.
Jika betina menyukai "tarian" yang dilakukan pejantan, maka keduanya lalu melakukan perkawinan. Sesudah kawin, betina lalu membuat sarang di wilayah pejantan dengan cara mengais-ngais lubang di atas tanah. Jika sarangnya sudah selesai dibuat, betina lalu mengeluarkan telur-telurnya yang jumlahnya bisa mencapai 11 butir. Semakin sedikit makanan yang terdapat di sekitar sarang, semakin sedikit pula jumlah telur yang dihasilkan oleh betina. Hal berikutnya yang dilakukan oleh betina adalah mengerami telur-telur tersebut, sementara pejantan bertugas mengawasi kondisi di sekitar sarang & menyerang makhluk apapun yang mencoba mendekati sarang.
Animasi Burung Hantu Salju |
Telur burung hantu salju memerlukan waktu 1 bulan untuk menetas. Ketika bayi burung hantu salju sudah keluar dari telurnya, betina bertanggung jawab merawat & melindungi anak-anaknya, sementara pejantan bertugas mencari makan. Burung hantu salju muda sudah bisa terbang pada usia 7 minggu & mulai hidup mandiri pada usia 10 minggu. Usia kematangan seksual burung hantu salju adalah 2 tahun, sementara usia maksimalnya adalah sekitar 28 tahun. Burung hantu salju memiliki panjang tubuh maksimal 70 cm dengan rentang sayap maksimal 145 cm, di mana betina berukuran sedikit lebih besar daripada pejantan.
Sulit mengetahui populasi burung hantu salju di alam liar sebagai akibat dari habitatnya yang terpencil & perilaku migrasinya yang sulit diprediksi. Namun burung ini diperkirakan memiliki populasi yang melimpah & tidak terancam punah. Kendati demikian, untuk menjaga agar populasi burung ini tetap aman, burung hantu salju sudah ditetapkan sebagai hewan yang dilarang untuk diburu di negara-negara lokasi habitat liarnya. Belakangan, ancaman terbesar untuk kelestarian burung ini diperkirakan berasal dari perubahan iklim karena burung ini hanya bisa hidup di daratan beriklim dingin di Kutub Utara & sekitarnya.
Sama seperti namanya, burung hantu salju tinggal di tempat dingin yang penuh salju. Daerah yang ditempati burung hantu salju di antaranya Eropa, Amerika bagian Utara, dan sebagian wilayah Asia. Burung hantu salju merupakan burung hantu terberat di Amerika Utara, dan memiliki wilayah penyebaran terbesar kedua di burung hantu Amerika Utara. Paruh mereka dapat mencapai hingga 2 inci panjang, dan kaki mereka sangat berbulu. Kehidupan burung hantu bersalju tersebar di tundra Arktik, lembah dan lereng pegunungan dan dataran tinggi. Mereka juga hidup di padang rumput terbuka atau daerah pertanian. Mereka ditemukan di Amerika Utara, mencapai dari batas utara Amerika Serikat dan Alaska serta di wilayah keseluruhan Kanada dan juga di Siberia selama musim dingin, dan mereka secara permanen berada lebih jauh ke utara, mencapai ke daerah Kutub Utara. Di samping itu, burung hantu salju juga memiliki bulu yang tebal. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari hawa dingin, Dengan warna bulu yang didominasi warna putih, burung hantu salju pandai menyamar. Jika dilihat dari kejauhan, burung hantu salju terlihat sepeti gundukan salju biasa.
Mereka biasanya memangsa hewan-hewan berukuran kecil, seperti ikan dan lemming, yaitu sejenis tikus yang tinggal di daerah dingin. Dalam sehari, burung hantu salju bisa memangsa 3-5 lemming. Burung hantu salju juga punya pendengaran dan penglihatan yang sangat baik. Bahkan, burung hantu salju bisa melihat lemming yang bersembunyi di bawah tumpukan salju. Burung hantu salju berbeda dari burung hantu kebanyakan. Mereka tidak hanya aktif di malam hari, tapi juga aktif di siang hari.
Burung hantu salju adalah pemburu yang sabar. Mereka tidak langsung mengejar mangsa dan menerkamnya. Mereka biasanya lama bertengger di atas pohon memerhatikan mangsanya. Jika dirasa sudah ada di waktu yang tepat, barulah mereka terbang menerkam dengan cakar-cakarnya yang tajam.
Burung hantu salju adalah pemburu yang sabar. Mereka tidak langsung mengejar mangsa dan menerkamnya. Mereka biasanya lama bertengger di atas pohon memerhatikan mangsanya. Jika dirasa sudah ada di waktu yang tepat, barulah mereka terbang menerkam dengan cakar-cakarnya yang tajam.
Ciri Fisik Burung Hantu Salju
- Ukuran tubuh burung Hantu Putih. Burung Hantu Putih mempunyai panjang tubuh antara 52-71 cm. Sementara, lebar sayapnya mencapai 126-145 cm. Kemudian, berat tubuh burung Hantu Putih sekitar 1,6-3 kg.
- Ciri warna di tubuh burung Hantu Putih. Burung Hantu Putih dewasa yang berkelamin jantan mempunyai warna bulu putih bersih. Sedangkan burung Hantu Putih betina juga berwarna putih tetapi ada beberapa bintik-bintik gelap atau hitam di tubuhnya. Burung Hantu Putih muda mempunyai bintik hitam di tubuhnya, tapi seiring bertambahnya usia, warna hitamnya akan memudar dan tersisa warna putih saja. Hal ini terjadi pada burung Hantu Putih jantan, untuk betina warna hitamnya kemungkinan tidak akan hilang sempurna. Jika Anda ingin membedakan jenis kelamin burung Hantu Putih jantan dan betina, maka Anda cukup melihat bintik hitamnya saja. Intinya, burung Hantu Putih jantan dewasa berwarna putih bersih, sedangkan burung Hantu Putih betina putih berbintik hitam.
- Mata burung Hantu Putih. Burung Hantu Putih memiliki mata berwarna kuning dan hitam. Bagian tepi mata berwarna kuning, sementara untuk bagian tengahnya berwarna hitam.
- Paruh burung Hantu Putih.Hampir semua burung Hantu Putih mempunyai paruh berwarna hitam. Ukuran paruh tersebut kecil tapi tajam, sehingga bisa memangsa hewan-hewan, seperti tikus, kelinci, tupai, marmut, musang, dan lain-lain.
Burung Hantu Putih atau Salju terancam punah di Amerika Serikat dan Kanada. Bahkan, burung Hantu Putih terdaftar di 2016 State of North America’s Birds’ Watch List, yang meliput jenis burung yang paling terancam punah.
Di samping itu, burung Hantu Putih atau Snowy owl sudah least concern by the IUCN sejak tahun 1988. Kemudian di tahun 2017 status konservasinya menjadi vulnerable atau rentan (rentan punah). Pasalnya, dulu jumlah populasi burung Hantu Putih mencapai 200.000, sekarang kurang lebih tinggal 2.000 sampai 20.000-an.
Burung Hantu yang bermigrasi ke Indonesia
Diperkirakan, puluhan ribuan burung bermigrasi ke daerah hangat di Asia, termasuk Indonesia. Ancaman selalu mengintai burung-burung migran tersebut, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, kerusakan hutan, hingga perburuan. Beberapa kejadian seperti kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan dan kebakaran menghambat migrasi mereka. Indonesia sebagai salah satu wilayah penting yang menjadi jalur utama berbagai jenis burung migran, turut mengalami hal tersebut. Tingkat kerusakan hutan di Indonesia yang terus terjadi, menyebabkan raptor yang bermigrasi ke Nusantara berkurang.
Spesies burung migrasi ini mulai sulit ditemukan. Oleh karena itu bagi kita berkewajiban ikut menjaga dan melindungi keberadaan burung ini apabila migrasi burung-burung dari Siberia ini berkesempatan singgah kembali di Indonesia, paling tidak menjaga keutuhan hutan dan ketersediaan pakannya selama mereka singgah, dan melindungi keberadaannya sampai kawanan burung migran ini kembali ke habitat asalnya semula.
Burung Hantu yang bermigrasi ke Indonesia
Burung hantu asal Siberia, yaitu Burung hantu Ikan Blakston pernah terlihat singgah di wilayah Indonesia. Burung ini ciri-ciri fisiknya mirip dengan burung hantu pada umumnya.Bermata kecil dan tajam, serta berparuh runcing. Namun, spesies yang satu ini berbeda. Kalau populasi mereka berkurang, itu pertanda kerusakan ekosistem hutan dan sungai di negara kita menjadi penyebabnya. Banyak burung hantu ikan blakston bermigrasi melewati Indonesia pada musim dingin. Sayangnya, kini, pemandangan itu mulai berkurang.
Tidak kurang 60 jenis raptor setiap tahunnya bermigrasi ke Asia Tenggara, 19 di antaranya ke Indonesia sebelum akhirnya kembali ke habitat berbiaknya. Sebut saja sikep-madu asia (Pernis ptilorhyncus), elang-alap cina (Accipiter soloensis), elang-alap nipon (Accipiter gularis), baza hitam (Aviceda leuphotes), elang kelabu (Butastur indicus), dan alap-alap kawah (Falco peregrinus).Diperkirakan, puluhan ribuan burung bermigrasi ke daerah hangat di Asia, termasuk Indonesia. Ancaman selalu mengintai burung-burung migran tersebut, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, kerusakan hutan, hingga perburuan. Beberapa kejadian seperti kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan dan kebakaran menghambat migrasi mereka. Indonesia sebagai salah satu wilayah penting yang menjadi jalur utama berbagai jenis burung migran, turut mengalami hal tersebut. Tingkat kerusakan hutan di Indonesia yang terus terjadi, menyebabkan raptor yang bermigrasi ke Nusantara berkurang.
Sumber Referensi : Re-Tawon.Com, Snowy Owl.Cornell.of Ornithology