Setiap mineral selalu terbentuk dari unsur-unsur yang sama dengan perbandingan yang tertentu. Batuan tidak demikian halnya. Dua keping granit mungkin terdiri dari mineral-mineral yang sama yaitu Kwarsa, Felspar dan Mika. Tetapi perbandingan banyak mineral yang dikandungnya tidak selalu sama. Karena besarnya jumlah ragam mineral maka pengenalan maupun penggolongannya merupakan pekerjaan yang sulit. Sifat-sifat seperti bentuk, ukuran dan warna dapat menyesatkan. Warna kuning mengkilat dari Pyrit sering menipu pengamat lapangan yang menyangka menemukan emas. Karena itu Pyirit mendapat julukan Emas orang tolol.
Sebagaimana halnya dengan tanaman dan hewan, mineral terdiri dari berbagai jenis, warna dan daya tarik. Manusia memenfaatkan sejumlah besar mineral yang digali dari dalam tanah, untuk bermacam keperluan. Namun karena banyaknya mineral yang serupa, maka pengenalan salah satu diantara 3.000 mineral pembentuk kerak Bumi bukanlah tugas yang mudah.
Kekerasan mineral dinyatakan dalam skala kekerasan yang dikemukakan oleh seorang ahli mineral Jerman, Friedrich Mohs. Dengan menentukan 10 mineral menurut urutan kekerasannya, disusun suatu standar yang dipakai sebagai pembanding terhadap mineral-mineral lain. Mineral paling lunak yaitu Talkum, diberi skala 1 dan skala 10 diberikan kepada mineral paling keras yaitu Intan. Mineral dalam skala ini dapat menoreh mineral yang lebih lunak yang terdapat dibawahnya dan kalah ditoreh oleh mineral lebih keras yang terletak disebelah atasnya dalam daftar.
Berikut ini adalah urutan kekerasan Mineral menurut Mohs :
1. Talk dapat dihancurkan dengan kuku
2. Gipsum dapat ditoreh dengan kuku
3. Kalsit dapat ditoreh dengan uang perunggu
4. Fluorit dapat ditoreh dengan kaca
5. Apatit dapat ditoreh dengan pisau saku
6. Felspar dapat ditoreh dengan Kwarsa
7. Kwarsa dapat ditoreh dengan kikir baja
8. Topas
9. Korundum
10 Intan, Mineral paling keras