"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, April 20, 2017

BABON : MONYET BESAR DARI AFRIKA

Babun adalah kelompok monyet besar dari genus Papio yang hidup di atas tanah dan jarang beraktivitas di atas pohon. Karena memiliki moncong yang panjang dan mirip dengan anjing, babun sering disebut dog-faced monkeys atau monyet berwajah anjing. Primata anggota suku Cercopithecidae ini sering dijumpai di daerah padang rumput atau sabana, daerah bebatuan dan semak-semak di wilayah Afrika dan semenanjung Arabia.
    Babun terdiri atas 5 spesies, yaitu babun chacma (Papio ursinus), babun hamadryas (Papio hamadyias), babun guinea (Papio papio), babun zaitun (Papio anubis) dan babun kuning (Papio cynocephalus). Selain memiliki moncong yang mirip anjing, babun juga memiliki sepasang mata yang berdekatan, rahang yang kuat, dan ekor yang melengkung ke bawah. Tubuh hewan ini tertutup oleh bulu yang tebal, kecuali moncongnya. Ukuran babun bervariasi menurut spesies. Babun Guinea panjangnya sekitar 50 cm dan bobotnya sekitar 14 kg. Adapun babun chacma panjangnya mencapai 120 cm dan bobotnya sekitar 40 kg.
Baboon Dewasa

Organisasi Hierarkis Babun
    Pada umumnya babun hidup dalam kelompok besar dengan perilaku sosial yang beragam menurut wilayahnya. Di Afrika bagian Selatan dan Timur, kelompok babun terdiri dari 20-80 ekor yang hidup selalu bersama. Adapun di Ethiopia, Somalia Utara dan Afrika Barat Daya, kelompok babun terdiri dari 150 ekor yang terpecah menjadi kelompok jantan dewasa dan jantan muda.
    Kelompok babun memiliki organisasi hierarkis yang jelas. Babun jantan yang bersifat dominan menempati puncak hierarkies, sedangkan babun betina berada di bawahnya. Meskipun perbandingan jantan dan betina cukup berimbang, namun jumlah betina bisa mencapai 2-3 kali jumlah jantan. Anggota kelompok memiliki ikatan yang erat satu sama lai. Jantan dewasa dan betina berjalan ditengah kelompok. Adapun jantan muda bertugas sebagai penjaga yang memberi peringatan kepada anggota yang memberi peringatan kepada anggota yang lain. Dalam keadaan bahaya, jantan dewasa akan maju untuk membela kelompoknya.

Simbiosis Mutualisme
    Babun merupakan mahluk omnivora. Hewan ini gemar makan buah-buahan, biji-bijian, tunas, akar, rumput-rumputan, serangga dan ular. Bahkan, babun juga memangsa kambing, domba dan gazel muda. Babun aktif mencari makan, baik pada siang maupun malam hari.
    Di daerah padang rumput, babun sering berbaur dengan kawanan hewan pemamah biak, terutama impala. Pembauran kedua hewan ini melahirkan hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Impala yang selalu bersikap waspada selalu memberi tanda bahaya jika ada predator atau pemangsa yang mendekati. Adapun babun bertindak sebagai pelindung impala jika ada bahaya di sekitarnya. Kawanan babun jantan akan menakut-nakuti dan mengusir predator sepertimacan tutul dan citah dengan gigi taringnya.

Bayi Babun
    Kematangan organ reproduksi babun betina berbeda dari babun jantan. Organ reproduksi betina matang pada umur 4-5 tahun, sedangkan organ reproduksi jantan baru matang pada umur 7-10 tahun. Siklus menstruasi pada babun betina berlangsung 35 hari. Setelah menstruasi, babun betina akan mengalami pembengkakan kulit di sekitar vulva (bagian luar alat kelamin). Pada saat itu, babun betina mencapai puncak birahi. Babun jantan yang menjadi pemimpin akan mengawini babun betina. Babun jantan tersebut akan mencegah jantan yang lain mengawani betinanya. Setelah kawin, babun jantan yang menjadi pemimpin tidak lagi mempertahankan monopolinya terhadap babun betina. Babun jantan yang lain dapat mengawini babun betina di luar masa birahi.
    Masa hamil babun berlangsung selama 6 bulan. Bayi babun yang baru lahir akan menjadi pusat perhatian anggota kelompok. Setelah berumur 4 bulan, anak babun kemudian disapih oleh induknya. Di alam, babun dapat bertahan hidup sampai umur 30 tahun. Adapun di dalam kandang, babun dapat bertahan hidup lebih dari 45 tahun.
 Keluarga Babun
 Induk Babun dan bayinya
Babun Jantan yang marah