"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Tuesday, May 5, 2015

BATUBARA : BAHAN GALIAN FOSIL

    Batubara adalah bahan tambang yang berasal dari hasil sedimentasi tumbuhan air dan tumbuhan darat berjuta-juta tahun lalu. Bahan tambang ini biasanya terpendam di dalam kerak bumi. Proses pembentukan batubara terjadi secara bertahap dan memerlukan waktu yang sangat lama.
    Pembentukan batubara dipengaruhi oleh faktor panas dan tekanan bumi. Pada awal proses pembentukannya, batubara berbentuk jeli atau agar-agar yang terakumulasi dan terpadatkan menjadi gambut. Gambut tersebut kemudian membentuk lapisan batubara. Batubara dapat dikelompokkan menjadi lignit, subbitumen dan bitumen (antrasit). Pada umumnya, jenis batubara yang terdapat di Indonesia berupa lignit dan bitumen.
Batubara panas
Kandungan Batubara
    Batubara mengandung bahan organik dan bahan anorganik.Bahan organik yang menyusun batubara terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan sulfur. Bahan anorganik batubara tidak dapat terbakar. Bahan anorganik tersebut akan menghasilkan abu setelah melalui proses pembakaran. Untuk mengetahui kandungan dan sifat yang terdapat di dalam batubara, para ahli geologi melakukan beberapa metoda analisis. Metoda pertama adalah analisis kasar (Proksimat) yang bertujuan untuk mengetahui kadar air, abu, dan zat asiri yang terdapat di dalam batubara.
    Metoda kedua adalah analisis tuntas (ultimat) yang bertujuan untuk memberikan data tentang kandungan unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan pasfat yang terkandung di dalam batubara. Adapun metode ketiga menggunakan analisis abu yang bertujuan untuk mengetahui nilai kalor (panas) pada batubara.

Manfaat Batubara
    Batubara memiliki banyak manfaat. Bahan tambang ini sering dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, tanaga uap, pembekaran kinkler semen, bahan bakar pemanas ruangan (terutama di negara-negara sub tropis), serta bahan baku industri kokas, minyak bumi dan gas alam. Selain itu batubara juga menghasilkan produk berupa ter batubara yang dimanfaatkan untuk membuat jalan.
    Salah satu produk samping dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara adalah abu batubara. Pada awalnya, abu batubara merupakan limbah yang tidak bisa diolah lagi. Akan tetapi setelah dikaji lebih lanjut, abu batubara masih dapat diolah karena partikel halus yang bersifat amorf dapat bereaksi dengan kapur di dalam media air. Reaksi ini terjadi pada temperatur kamar dan dibantu oleh senyawa yang bersifat mengikat. Kandungan unsur abu batubara diantaranya adalah silika, kapur, magnesium, sulfat dan karbon.

Batubara di Indonesia
    Indonesia memiliki sumber batubara yang cukup melimpah. Sentra penghasil batubara di Indonesia adalah Sumatera (sekitar 68%) dan Kalimantan (sekitar 31%). Sisanya terdapat di Jawa Barat, Sulawesi dan Papua. Pertambangan batubara di Indonesia terdapat di Ombilin (Sumatera Barat), Tanjung Enim (Sumatera Selatan) Bengkulu dan sepanjang sungai Mahakam (Kalimantan Timur).Penambangan batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka dipermukaan bumi maupun sistem tambang di bawah tanah. Sejauh ini, pemanfaatan batubara di Indonesia masih kurang optimal bila dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyakbumi. Oleh sebab itu,pemerintah Indonesia berusaha untuk memasyarakatkan dan meningkatkan penggunaan batubara untuk mengurangi konsumsi bhan bakar minyak bumi.
 Bongkahan Batubara
 Penambangan Batubara
Batubara Tua