"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Wednesday, April 23, 2014

DUYUNG : MAMALIA LAUT YANG TERANCAM PUNAH

    Duyung (Dugong dugon) merupakan mamalia laut berbentuk terpedo dari suku Dugongidae yang hidup diperairan tropis, terutama di samudera Hindia dan samudera Pasifik. Anggota ordo Sirenia ini sering diburu oleh manusia untuk diambil daging, kulit dan minyaknya.Karena jumlah populasinya semakin menurun, maka duyung ditetapkan sebagai hewan langka yang dilindungi oleh hukum.
    Menurut para ahli, duyung diperkirakan hidup sejak 40 juta tahun yang lalu. Tubuh duyung memiliki panjang sekitar 2,5-3,5 m dan berat sekitar 230-420 kg. Kulit duyung tebal dan liat dengan warna abu-abu kehitaman. SepertiPaus, ekor duyung berbentuk pipih dan horizontal. Bibir yang lebar dan berdaging sesuai untuk merumput di dasar laut. Gigi taring pada duyung jantan umumnya menonjol keluar, sedangkan gigi taring pada duyung betina biasanya tidak terlihat jelas.
Pemakan Rumput Laut
    Duyung mencari makan secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Hewan ini termasuk kelompok herbivora yang memakan rumput laut, terutama rumput laut jenis Zostera dan Halophila. Duyung biasanya merumput di perairan yang dangkal dengan kedalaman sekitar 40 m pada malam hari. Sebagai bintang yang bernafs dengan paru-paru duyung hanya dapat menyelam selama 10 menit. Meskipun demikian, duyung hanya dapat bertahan di luar air selama 12 jam.

Duyung di perairan laut Arafura, Maluku Tenggara

Anak Duyung
    Seperti mamalia pada umumnya, duyung berkembang biak dengan cara melahirkan. Kematangan organ reproduksi pada duyung tercapai pada umur 10 tahun. Duyung betina akan melahirkan seekor anak setelah melalui masa kehamilan 12 bulan. Duyung tersebut dapat hamil lagi setelah 3-7 tahun. Panjang anak duyung yang baru lahir dapat mencapai 1,5 m. Ketika menyusui, anak duyung biasanya menempel di atas punggung induknya.
Ancaman Kepunahan
    Di Indonesia, duyung dapat dijumpai di perairan timur, antara lain sekitar Pulau Flores (Nusa Tenggara Timur), Teluk Leikang (Sulawesi Selatan) , Teluk kumaidi (Kalimantan Tengah), dan Teluk Bintuni dan perairan Raja Ampat (Irian Jaya Barat). Saat ini duyung dikatagorikan sebagai hewan langka (vulnerable spesies) oleh IUCN. Selain karena perburuan manusia, ancaman kepunahan duyung juga disebabkan oleh penurunan populasi rumput laut akibat kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, pelestarian duyung tidak hanya dilakukan dengan membuat undang-undang konservasi, tetapi juga mencakup usaha pencegahan terjadinya pencemaran air laut.

 Sepasang duyung di Laut Flores
Duyung dan anaknya di perairan Raja Ampat