Artropoda berasal dari kata arthros yang berarti sendi atau ruas dan Podos yang berarti kaki. Artropoda artinya hewan yang kakinya beruas-ruas atau berbuku-buku. Jadi, semua hewan tak bertulang belakang yang kakinya beruas-ruas termasuk dalam filum Artropoda. Hewan yang termasuk dalam kelompok Artropoda antara lain adalah semut, kupu-kupu, lalat, labah-labah, kalajengking, kelabang, kepiting dan udang. Artropoda merupakan filum terbesar dari kerajaan binatang. Lebih dari 75% hewan di muka bumi yang telah diketahui nama dan jenisnya merupakan anggota Artropoda.
Hewan yang tergolong dalam filum Artropoda memiliki ciri-ciri tubuh beruas-ruas dan terbagi menjadi dua bagian yang sama besar (bilateral simetris). Selain itu tubuh hewan Artropoda dibungkus oleh zat tanduk (kitin) sehingga membentuk kerangka/lapisan luar (eksoskeleton).Bagian yang beruas-ruas umumnya tidak berkitin sehingga mudah digerakkan. Rongga tubuh pada hewan dewasa yang berukuran kecil dan berisi darah disebut haemocoel.
Empat kelas Utama
Jumlah spesies dalam Artropoda lebih banyak dari semua spesies filum lain. Berdasarkan perbedaan bagian tubuhnya, Artropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
Myriapoda (hewan berkaki banyak), sering ditemukan di bawah batu dan kayu, terutama di daerah yang banyak sisa tumbuhan, contohnya lipan dan keluwing.
Krustasea (hewan bercangkang), sebagian besar anggota krustasea hidup di dalam air, hanya sedikit yang hidup di darat, misalnya kepiting dan Udang.
Insekta atau serangga, biasa disebut hewan berkaki enam, namun tidak semua anggotanya berkaki enam, misalnya Belalang dan Kupu-kupu
Araknida (hewan berkaki delapan), umumnya banyak ditemukan di dalam tanah maupun di permukaan tanah, misalnya labah-labah dan kalajengking.
Belalang dari kelas Insekta
Kalajengking dari kelas Araknida
Kepiting dari kelas Krustasea
Kaki seribu dari kelas Myriapoda
Ekdisis
Tubuh hewan Antropoda dilapisi oleh eksoskeleton (kulit luar) yang terdiri dari epikutikula (lapisan terluar) merupakan lapisan senyawa lilin yang tidak dapat dilalui air. Adapun lapisan prokutikula tersusun oleh kitin.Berbeda dengan pertumbuhan cangkang moluska, eksoskeleton pada Artropoda dihasilkan oleh seluruh permukaan tubuh secara simultan. Ketika telah terjadi proses pengeresan, lapisan skeleton yang lama akan dilepaskan dan digantikan oleh yang baru yang ukurannya relatif lebih besar. Proses tersebut dikenal dengan istilah ekdisis (pertukaran kulit). Saat ekdisis merupakan masa kritis bagi Artropoda terhadap predatornya karena tubuhnya belum terlindung oleh lapisan yang keras. Oleh sebab itu, ketika ekdisis, hewan tersebut berlindung pada tempat yang aman.
Kitin
Kitin pada Artropoda berfungsi sebagai pelindung, pendukung dan pergerakan. Kitin hasil ekdisis bermanfaat bagi manusia. Hal ini karena kitin kuat, non alergi dan dapat diuraikan secara biologi. Kitin sebagai contoh, dapat dilebur dan dibentuk menjadi serat yang dapat dipergunakan sebagai benang pada operasi bedah. Kitin juga dapat digunakan untuk kapsul yang dapat diuraikan secara biologi dan dapat diimplatasi pada tubuh.
Metamorfosis
Banyak Artropoda yang mengalami metamorfosa. Pada metamorfosis sempurna, bentuk larva sangat berbeda dengan bentuk dewasa. Jenis makanan pada tahap larva sangat berbeda dengan makanan pada tahap dewasa sehingga mengurangi persaingan dalam satu spesies.
Habitat Artropoda ada yang di darat, air tawar dan air laut. Adapula Artropoda yang hidup menempel pada pohon, hidup di tubuh binatang, dan adapula Artropoda yang hidup di kepala manusia. Hewan ini ada yang hidup secara bebas dan adapula yang menjadi parasit.
Dimanapun kita bermukim tentu akan selalu berhubungan dengan batuan. Batu dan batuan jelas berbeda, batuan merupakan bagian kulit bumi dalam bentuk padat dan terbentuk oleh agregrasi partikel mineral. Batuan mencakup beberapa jenis misalnya batuan beku, batuan pasir, batuan gamping, batuan andesit dan lain-lain. Sebagian besar batu merupakan campuran dari beberapa mineral yang tidak mempunyai ramuan yang pasti, sehingga sebutir batu dengan butiran batu lainnya mungkin berbeda unsurnya.
Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu :
Batuan beku yaitu batuan hasil pendinginan batuan cair pijar (magma) yang berasal dari dalam perut bumi yang membeku pada saat gunung api meletus. Magma yang keluar dari dalam bumi juga dapat mengalami proses pembekuan pada saat perjalanan ke permukaan bumi. Pembekuan magma ada yang masih berada di sekitar dapur magma, berada di dalam lubang perjalanan (korok) dan ada yang membeku di permukaan bumi. Dari tiga batuan beku tersebut proses membekunya berbeda-beda, maka batuan beku jika dilihat menurut tempat membekunya digolongkan menjadi tiga bagian antara lain :
Batuan Plutonik (Batuan beku dalam) adalah batuan yang membeku tempatnya sangat dalam di tubuh bumi. Batuan plutonik proses membekunya perlahan-lahan sehingga hablur-hablurnya tumbuh secara wajar. Hasil pembekuan ini adalah batuan yang seluruhnya terdiri dari hablur (kristal) atau batuan berhablur penuh, misalnya granit.
Bauan Intrusif (Batuan retas/korok) adalah batuan yang membeku sudah terlepas dari dapur magma tetapi belum sampai ke permukaan bumi dan terjebak dalam korok gunung berapi, misalnya batu batolit.
Batuan ekstrusif (Batuan beku leleran) adalah batuan yang membeku sesudah sampai ke permukaan bumi. Batuan ini proses membekunya secara cepat atau tiba-tiba sehingga hablur-hablurnya halus. Hasil pembekuan ini contohnya batu Obsidian atau batuan kaca, batuan vulkanis dan batu basalt. Jika magmanya banyak mengandung unsur gas, maka hasil pembekuannya adalah batu apung atau batu timbul yang berongga-rongga.
2. Batuan Sedimen (Batuan endapan)
adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat terkikisnya batuan dari suatu tempat , kemudian di endapkan secara berlapis-lapis di tempat lain. Bahan-bahan sedimen yang terangkut oleh gaya erosi dan transportasi , misalnya air hujan atau air sungai dapat di endapkan di dasar laut, muara sungai, dasar danau dan dataran rendah. Setelah mengalami proses pengerasan, yaitu melalui perekatan dan penekanan dalam waktu yang lama, bahan sedimen akhirnya dapat membatu.
Menurut proses terbentuknya batuan sedimen dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
Aluvium adalah batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh sungai-sungai. Batuan ini dapat kita lihat di tepi-tepi sungai atau di muara sungai. Misalnya pasir dan tanah endapan di tepi sungai.
Batuan muda yang lunak adalah batuan sedimen yang tidak dipengaruhi oleh gempa atau gerakan orogenesa. Pada lapisan batuan ini sering terdapat tambang minyak bumi, misalnya lumpur lunak.
Batuan tua yang keras, adalah batuan sedimen yang sudah melengkung atau terlipt bahkan retak oleh suatu gerakan endogen. Di tempat inilah sering muncul gunung yang tinggi. Misalnya batu serpih yang terbentuk dari lumpur dan tanah liat yang ditekan menjadi satu secara alami.
Menurut bahan asal pembetuknya, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk oleh disintegrasi batuan asal melalui proses pelapukan. Proses transportasi oleh air atau angin dapat mengubah atau memperkecil pecahnya dalam berbagai ukuran dan bentuk. Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi batuan sedimen yang butirannya sangat halus misalnya tanah liat, batuan sedimen yang butirannya halus sedang, misalnya pasir dan batuan sedimen yang butirannya kasar misalnya breksi dan konglomerat. Batuan sedimen klastik memiliki satu golongan khusus yaitu batuan sedimen Pyroklastik. Batuan ini berasal dari erupsi gunung berapi yang keluar berbentuk debu halus, kemudian terbentuklah endapan yang berlapis-lapis, misalnya batuan sedimen Tuff.
Batuan sedimen organik adalah batuan yang berasal dari kegiatan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya batu kapur (limestone) yang berasal dari organisme seperti koral, algae, foraminifera dan radolaria. Batubara (coal) terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami karbonisasi.
Batuan sedimen Kimiawi adalah batuan yang terbentuk karena proses kimiawi. Misalnya evaporit yaitu batuan yang dipisahkan atau diendapkan dari air danau di daerah gurun yang dangkal yang dipengaruhi oleh penguapan sangat hebat.
Batuan Metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat tekanan yang berat dan mendapat sentuhan temperatur yang tinggi di dalam bumi. Istilah metamorphic sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya berubah bentuk. Batuan malihan ini terbentuk setelah mengalami proses metamorfosa. Asal batuan ini dari batuan beku atau batuan sedimen. Adapun gaya yang menjadikan perubahan itu adalah tekanan berat, temperatur tinggi atau gabungan keduanya yang berlangsung berabad-abad lamanya, misalnya batu lempung setelah mengalami proses metamorfosa berubah bentuk menjadi batu tulis (Slate). Ada 3 macam batuan metamorf :
Batuan Metamorf Kontak, batuan ini terbentuk karena adanya pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi, suhu yang sangat tinggi ini karena letaknya yang dekat dengan magma. Contohnya batuan batholit, Lakholit dan Sill. Batuan metamorf ini dipengaruhi letak inttrusinya, makin jauh letak intrusinya maka derajat metamorfosisnya makin berkurang.
Batuan Metamorf Dinamo, batuan ini terbentuk akibat pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam jangka waktu yang relatif lama serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo biasanya terjadi di bagian atas permukaan bumi (Kerak Bumi). Adanya tekanan yang berlawanan mengakibatkan perubahan butiran mineral menjadi pipih dan ada yang kembali berbentuk kristal. Beberapa jenis batuan metamorf berubah menjadi batuan hablur, contohnya batuan Serbuk dan serpih.
Batuan Metamorf Pneumatolistis kontak, batuan ini terbentuk karena pengaruh gas dari dalam magma, pengaruh panas gas ini menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini, contoh batuan metamorf pneumatolistis kontak adalah kuarsa dengan gas hoirum berubah menjadi turmalin (sejenis batu permata)
Pada bagian ke empat artikel tentang burung migrasi , postingan kali ini membahas tentang burung Falcon yang memiliki jelajah cukup jauh dan sering melakukan perjalanan migrasi beratus-ratus kilometer dan singgah di kepulauan Indonesia. Beberapa diantaranya berasal dari daerah beriklim dingin dan bersalju yang melakukan migrasi menghindari musim dingin dan singgah di daerah yang lebih hangat di daerah beriklim tropis, khususnya Iindonesia. Burung falcon tidak sekerabat dengan elang walaupun memiliki kemiripan dalam tampilan namun keduanya termasuk jenis burung pemangsa (Karnivora) .
Falcon atauAlap-alap (Bahasa Inggris: Falcon, Caracara atau Kestrel) merupakan sebutan untuk Burung pemangsa anggota keluarga Falconidae. Berbeda dengan Elang, Elang-alap dan Rajawali dari suku Accipitridae, Alap-alap memiliki sayap yang lebih sempit dan runcing, paruh lebih pendek dan melengkung, kepal membulat, iris mata gelap serta gaya terbang yang lebih cepat dan akrobatis. Alap-alap mempunyai penglihatan yang tajam dan memiliki akurasi 2,6 kali penglihatan manusia.
Nama Falconidae berasal dari kata Falx yang berarti sabit.
Sejak dulu Alap-alap merupakan teman petani karena mereka memangsa tikus sawah, Alap-alap juga dapat dijadikan peliharaan bila dilatih sejak kecil dengan sabar.
Jenis-jenis alap-alap yang ada di Indonesia
1. Alap-alap australia (Falco longinensis)
Yang pertama dari jenis alap alap yang ada di Indonesia adalah burung alap alap Australia, Burung alap alap ini sebenarnya bukan endemik asli Indonesia, akan tetapi sering terlihat di Indonesia. Seperti namanya, alap alap ini memang dari Negara Australia yang mana akan bermigrasi ke Indonesia ketika pada musim dingin.
Nama latin alap alap Australia adalah (Falco longipennis), sedangkan dalam bahasa inggris disebut Australian Hobby. Alap alap Australia adalah jenis burung yang terdaftar di IUCN( International Union for Conservation of Nature and Natural Resources ) yang statusnya adalah beresiko rendah. Alap alap Australia adalah burung pemangsa atau predator yang pada umumnya memangsa jenis burung lain yang ukuranya lebih kecil darinya, bahkan tak jarang alap alap Australia ini juga memangsa burung yang ukuranya hampir sama denganya.
Bukan hanya jenis burung yang menjadi mangsa alap alap Australia, bahkan ketika menjelang malam ia memangsa kelalawar dan juga serangga yang ukuranya besar.
Selain pemangsa, alap alap Australia ini juga termasuk burung yang malas untuk membuat sarang, ini terbukti ketika pada musim kawin mereka akan merebut sarang burung lain untuk dijadikan sarang mereka.
Akan tetapi, walaupun alap alap Australia ini pemangsa, bisa dikatakan bahwasanya mereka adalah burung pemangsa yang ukuranya paling kecil di Australia. Ini terbukti dengan panjang maksimalnya hanya mencapai 30 hingga 36 cm.
2. Alap-alap Capung (Microhierax fringillarius)
Yang kedua dari jenis alap alap adalah burung alap alap capung, tidak seperti pada alap alap Australia yang ada di Indonesia karena bermigrasi ( pindah dan kembali lagi ke asalnya ). Alap alap capung adalah asli burung yang mendiami dan ada di Indonesia.
Selain itu, ia juga burung yang tersebar di Negara Brunei Darussalam , Myanmar , Thailand , Malaysia , Singapura bahkan Sri Langka. Untuk di Indonesia sendiri pada umumnya ditemukan di hutan hutan, tepi hutan dan lahan lahan pembukaan hutan. Tak jarang alap alap juga bisa dilihat di sungai sungai, serta sawah.
Nama latin atau ilmiah alap alap capung ini adalah Microhierax fringillarius, sedangkan namanya dalam bahasa inggris disebut Black-thighed Falconet.
Jika sahabat tau burung gereja, maka hampir seperti itulah ukuran burung alap alap capung ini, yups…. kecil bukan untuk ukuran burung predator. Spesifiknya untuk panjang burung ini hanya berkisar 14 hingga 16 cm dengan lebar sayap hanya 27 hingga 32 cm dan beratnya sekitar 35 gram. Untuk itu alap alap capung adalah burung alap alap terkecil di dunia.
Dikatakan burung alap alap capung mungkin karena mangsanya adalah capung dan hewan hewan kecil lainya seperti misalnya kupu-kupu, ngengat, rayap bahkan tonggeret dan kadal, tak jarang ia juga memamgsa burung yang ukuranya lebih kecil darinya.
Berbeda dengan alap alap australia yang merebut sarang burung lain, alap alap capung ini ketika musim kawin tiba, maka akan mendiami lubang lubang lama dari burung takur dan burung pelatuk. Untuk alap alap capung yang mendiami pulau jawa pada umumnya akan berkembang biak atau kawin pada bulan November hingga Desember.
Jenis burung alap alap capung ini yang dianggap langka adalah yang mendiami pulau Jawa dan Bali, sedangkan yang mendiami Sumatra dan Kalimantan masih umum terlihat dan juga yang ada di Thailand. Untuk itu alap alap capung ini walaupun statusnya masih beresiko rendah akan tetapi terdaftar di IUCN.
3. Alap-alap Coklat (Falco berigora)
Jenis alap alap di dunia yang mendiami Indonesia yang ke 3 adalah Alap-alap coklat, tepatnya di Papua Nugini. Alap alap coklat tidak hanya di temukan di Indonesia akan tetapi juga di Negara lain, seperti Australia, dan Tasmania.
Alap alap coklat adalah burung alap alap yang pada umumnya semua bulunya berwana totol totol coklat pada bagian atasnya, sedangkan tungkainya berwarna kehijauan dan termasuk spesies burung dari keluarga Accipitridae.
Saat sudah dewasa maka alap alap coklap ini mencapai 40 hingga 50 panjang total tubuhnya. Predator ini pada umumnya memangsa hewan mamalia seperti misalnya tikus dan juga kelinci yang masih kecil. Terkadang juga memangsa invertebrata, tak jarang juga berburu burung yang ukuranya kecil, ular, kadal, ulat, jangkrik, belalang, hingga kumbang.
Ketika musim kawin, maka mereka akan menggunakan sarang burung alap alap lain yang sudah tidak terpakai untuk menetaskan telur telurnya.
Dan alap alap coklat ini juga terdaftar di IUCNyang statusnya masih beresiko rendah.
4. Alap-alap Erasia (Falco Tinnunculus)
Alap-alap erasia adalah jenis alap alap yang juga bermigrasi ketika musim dingin. Alap-alap erasia ini adalah burung pemangsa yang yang dalam klasifikasinya masuk keluarga Falconidae, jenis burung ini tersebar luas di Eropa , Asia , dan Afrika , serta kadang-kadang mencapai pantai timur Amerika Utara.
Nama lain dari Alap-alap erasia adalah European kestrel, Eurasian kestrel, or Old World kestrel. Akan tetapi lebih umum dengan nama common kestrel. Sedangkan nama latin dari Alap-alap erasia adalah Falco tinnunculus.
Common kestrel atau Alap-alap erasia ini termasuk jenis burung pemangsa yang ukuranya tidak terlalu besar, untuk alap alap jantan hanya 32-39 cm (13-15 in) yang di ukur dai kepala hingga ekornya. Sedangkan lebar bentangan sayapnya berkisar 65-82 cm (26-32 in). Untuk Alap-alap erasia betina ukuranya lebih besar dibanding Alap-alap erasia jantan beratnya mencapai 154-314 g, sedangkan untuk jantan hanya memiliki berat 136-252 g.
Mangsa dari alap-alap erasia ini di alam liar pada umumnya adalah tikus, dalam sehari alap-alap erasia membutuhkan tikus 4 hingga 8 ekor per hari. kadang kadang saat berburu alap-alap erasia ini tidak langsung dimakan, akan tetapi dikumpulkan terlebih dahulu.
Selain tikus Alap-alap erasia ini juga memangsa mamalia kecil, serangga seperti misalnya kumbang, cacing tanah, invertebrata seperti laba-laba unta. Bahkan tak jarang burung ini memangsa kelalawar, burung kecil, katak dan yang lainya.
Musim kawin alap-alap erasia ini pada saat musim semi atau pada saat awal musim kemarau untuk di daerah tropis. Sedangkan yang berada di Afrika pada bulan Agustus hingga Desember.
Alap-alap erasia ini tidak terancam punah dalam daftar IUCN akan tetapi hanya berstatus beresiko rendah.
5. Alap-alap kawah ( Falco peregrinus )
Yang ke lima dari jenis alap alap di dunia yang pernah terlihat dan juga mendiami atau hanya bermigrasi saat musim dingin adalah alap alap kawah. Pada umumnya terlihat di Kalimantan atau Borneo, Jawa, Sulawesi, Sumatra ( Kepulauan Sunda ).
Alap alap kawah adalah salah satu burung pemangsa dari family Falconidae. Mangsa utamanya adalah burung yang berukuran sedang seperti misalnya merpati, burung nuri, burung jalak dan juga ayam. Terkadang juga berburu hewan mamalia mamalia kecil. Kelinci,kelalawar, serangga, kadal dan ikan juga tak luput dari kecepatan alap alap kawah saat berburu.
Alap alap kawah termasuk jenis burung yang memiliki kemampuan terbang sangat cepat, ukuran kecepatan burung pemangsa yang pernah dilaporkan program National Geographic TV adalah 389 km / h (242 mph). Sedangkan alap alap kawah mampu terbang dengan kecepatan 320 km / h (200 mph). Dan mendapat predikat burung pemangsa tercepat di dunia.
Ciri ciri alap alap kawah ini memiliki paruh yang besar dan berwarna kuning serta ujungya berwarna hitam. Untuk warna pada bulu di tubuhnya adalah hitam, kelabu, dan biru.Sedangkan bulu pada bagian dada dan perutnya berwarna putih dengan garis garis hitam.
Alap alap kawah ini termasuk burung pemangsa yang berukuran besar, beratnya bisa mencapai 330 ke 1.000 g (0,73-2,20 lb) untuk yang jantan, sedangkan yang betina jauh lebih besar dengan berat hingga 700 sampai 1.500 g (1,5-3,3 lb). Alap alap kawah ini memiliki ukuran panjang 34-58 cm (13-23 in) tubuh yang diukur dari kepala hingga ekor. Sedangkan lebar rentangan sayapnya 74-120 cm (29-47 in).
Alap alap kawah dalam bahasa inggris disebut peregrine falcon atau lebih umum dengan panggilan peregrine. Sedangkan nama latin alap alap kawah adalah (Falco peregrinus). Dalam daftar IUCN alap alap kawah ini berstatus Least Concern atau beresiko rendah.
6. Alap-alap layang ( Falco cenchroides )
Yang ke enam dari jenis alap alap di dunia yang juga bermigrasi di Indonesia adalah alap alap layang. Dalam bahasa inggris alap alap layang disebut Australian kestrel yang berarti adalah alap alap Autralia atau lebih dikenal dengan sebutan nankeen kestrel. Sedangkan nama latin alap alap layang adalah Falco cenchroides.
Alap alap layang adalah jenis burung pemangsa dari family Falconidae, panjang keseluruhanya sekitar sekitar 31-35 cm atau 12 sampai 14 inci, dan untuk itu alap alap layang adalah jenis burung dari falcon yang terkecil.
Ciri khas alap alap layang ini ketika berburu mangsanya dengan terbang mengitari padang rumput, akan tetapi juga terkadang bertengger di dahan kering dan mengawasi mangsa dengan ketat di wilayah sekitar.
7. Alap-alap sapi ( Falco moluccensis )
Yang ke tujuh dari jenis alap alap di dunia yang tersebar di Indonesia adalah alap alap sapi, bahkan bisa dibilang alap alap sapi adalah alap alap nya Indonesia, karena alap alap ini tidak di jumpai selain di Indonesia. Penyebaranya mulai dari Wallacea ( Sulawesi , pulau terbesar dalam kelompok, serta Lombok , Sumbawa , Flores , Sumba , Timor , Halmahera , Buru , Seram , dan banyak pulau-pulau kecil ) dan Jawa.
Alap alap sapi adalah jenis burung pemangsa yang klasifikasinya dari keluarga Falconidae, dari genus Falco. Alap alap sapi sering terlihat memangsa mamalia seperti kelalawar, burung , sebagian besar unggas air dan merpati , kadal , dan juga serangga.
Pada umumnya alap alap sapi ini menempati tepi tebing, struktur bangunan yang dibuat oleh manusia, atap rumah tradisional yang runcing atau pada pucuk pohon palem.
Ciri ciri alap alap sapi yang jantan adalah pada bagian atas tubuhnya dan juga kepalanya memiliki warna kekuningan, bergaris, dan juga bintik hitam yang tebal. Sedangkan pada bagian bawah tubuhnya berwarna kuning suram dan ada coretan hitam yang tebal. Untuk ekor alap alap sapi ini berwarna abu bau kebiruan dengan ujung berwarna putih dan ada garis yang lebar berwarna hitam di sub terminal.
Sedangkan untuk alap alap sapi betina ciri cirinya adalah selain ukuranya yang lebih besar dari pada jantan, ada sebuah garis tebal pada ekornya.Selain itu, paruhnya berwarna abu abu kebiruan dengan ujung hitam dan kuning. pada tungkai dan kakinya juga berwarna kuning.
Nama alap alap sapi dalam bahasa inggris adalah Spotted Kestrel, sedangkan nama latin alap alap sapi adalah Falco moluccensis. Dan terdaftar di IUCN dengan status beresiko rendah.
8. Alap-alap walet ( Falco subbuteo)
Jenis alap alap di dunia selanjutnya yang juga terlihat di Indonesia adalah alap alap walet. Alap alap walet dalam bahasa inggris disebut Eurasian hobby, Hobby, European Hobby.Dalam bahasa prancis disebut Faucon hobereau. Sedangkan nama latin alap alap walet adalah (Falco subbuteo).
Alap alap walet ini termasuk jenis burung pemangsa yang ukuranya kecil, panjang maksimalnya antara 29 hingga 36 cm atau (11–14 in), sedangkan rentangan lebar sayapnya 74-84 cm (29-33 in) dan berat dari alap alap walet ini hanya 175-285 g (6,2-10,1 oz).
Alap alap walet pada umumnya terlihat memangsa serangga seperti misalnya capung, kelalawar yang berukuran kecil, jenis jenis burung seperti misalnya burung layang-layang, burung swifts, dan burung pipit.
Terlihat di Indonesia ketika bermigrasi, karena sebenarnya burung ini penyebaranya di seluruh Afrika , Eropa dan Asia. Dan terdaftar di IUCN yang statusnya beresiko rendah.
9. Alap-alap macan ( Falco severus )
Yang ke sembilan dari jenis alap alap di dunia yang ada di Indonesia adalah alap alap macan. Burung alap alap macan ini terbilang burung pemangsa yang ukuranya relatif kecil, hanya 24 hingga 30 cm saja panjang tubuhnya, sedangkan beratnya hanya 168 hingga 249 g. Lebar sayapnya ketika direntangkan hanya 61 hingga 69 cm.
Alap alap macan ini dalam bahasa inggris disebut dengan Oriental Hobby, sedangkan nama latin burung alap alap macan adalah Falco severus. Statusnya dalam dafta IUCN hanya beresiko rendah ( Least Concern ).
Burung alap alap macan ini pada umumnya terlihat memangsa serangga, burung yang ukuranya lebih kecil dan juga kelalawar. Ketika memangsa ia terlihat bertengger di pohon yang tinggi, dan ketika melihat mangsanya alap alap macan akan terbang dengan cepat untuk menyambarnya.
Suara burung alap alap macan ini akan terdengar ketika berada di dekat sarangnya, dan cenderung diam ketika jauh dari sarang. Selain itu, alap alap macan ini ketika bersarang untuk menetaskan telur telurnya yang pada umumnya berjumlah 4 butir menggunakan sarang burung lain yang sudah tidak terpakai.
Untuk mengenali alap alap macan ini ciri cirinya ketika sudah dewasa adalah pada kapala dan bagian atas tubuhnya berwarna abu abu gelap dengan corak kebiru biruan. Sedangkan tubuh bagian bawahnya coklat.
Terlihat di Indonesia saat bermigrasi ketika musim dingin tiba di daerah asalnya. Pada umumnya alap alap macan ini mendiami kebun kebun campuran dan hutan dataran rendah.
Sumber Referensi : Majalah hewan.Com, Wikipedia Indonesia
Mars adalah planet ke empat dari Matahari dalam Tata surya. Nama Mars berasal dari nama dewa perang bangsa Romawi. Mars mengelilingi matahari dengan jarak rata-rata 228 juta Km atau 1,52 kali jarak rata-rata bumi ke matahari. Mars merupakan planet kecil dengan diameter berukuran hampir setengah diameter bumi. Mars memerlukan waktu 687 hari untuk mengelilingi matahari. Adapun untuk berotasi Mars memerlukan waktu 24 jam 37 menit, hampir sama dengan Bumi.
Permukaan Mars yang sangat gersang dan berbatu antara lain terdiri atas lembah, pegunungan dan kawah. Mars memiliki gunung terbesar dan tertinggi di Tata surya yaitu Olympus Mons dengan tinggi 27 km dan diameter 600 km. Tiga gunung besar lainnya adalah Arsia, Mons, Ascraeus Mons dan Pevonins Mons. Mars lebih dingin dibandingkan bumi. Temperatur rata-rata diplanet ini adalah -60oC. Dia atas permukaan Mars terdapat atmosfer yang mengandung 95% karbondioksida, 3% Nitrogen, dan 2% sisanya argon dengan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Gravitasi Mars lebih ringan daripada di Bumi, yaitu sekitar 38% dari gravitasi bumi.
Animasi Rotasi Planet Mars
Phobos dan Daimos
Mars memiliki dua satelit yaitu Phobos dan Daimos. Astronom Amerika, Asaph Hall menemukan kedua satelit tersebut pertama kali pada tahun 1877 dan memberi nama mereka Phobos dan Daimos, anak dewa perang Mars dalam Mitologi Romawi. Bentuk kedua satelit ini tidak beraturan. Diameter terpanjang Phobos sekitar 27 Km, sedangkan Deimos lebih kecil lagi,kira-kira 15 Km. Kedua satelit tersebut memiliki banyak kawah yang terbentuk karena meteorid yang menabrak mereka. Phobos dan Deimos mungkin telah berada di orbit Mars bersamaan dengan terbentuknya planet Mars. Kemungkinan lain adalah keduanya berasal dari asteroid di dekat Mars. Gravitasi Mars keudian menarik mereka sehingga keduanya mengorbit mengelilingi Mars.
Misi ke Mars
Penyelidikan lebih detail mengenai Mars telah dimulai oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet sejak 1960-an. NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa Mariner 3 dan Mariner 4 pada tahun 1964. Pada tahun 1969 Mariner 6 dan Mariner 7 mengambil gambar yang lebih detail mengenai permukaan Mars serta meneliti gravitasi dan atmosfer planet itu. Setelah itu diluncurkan Mariner 9 pada tahun 1971 yang merupakan pesawat ruang angkasa pertama yang mengorbit Mars. Tahun 1975 NASA meluncurkan Viking 1 dan Viking 2 yang bertujuan untuk memetakan Mars serta mempelajari geologi dan meteorologi planet itu. Penyelidikan Mars dimulai lagi dengan peluncuran Mars Global Surveyor (MGS) pada tahun 1996 untuk mempelajari komposisi dan topografi permukaan Mars serta kondisi cuaca di planet itu. Misi lainnya adalah Mars Odyssey yang mengorbit Mars pada Oktober 2001 dan memulai misinya memetakan Mars pada awal 2002. Uni Soviet juga telah melakukan penelitian mengenai planet Mars dengan mengirimkan misi Mars pada tahun 1973 dan 1988. Selain itu Jepang juga meluncurkan Nozomi pda Juli 1998 dan mencapai Mars pada tahun 2003.
Mirip Bumi
Mars merupakan planet yang paling mirip dengan bumi, karena itu banyak ilmuwan yang memperkirakan adanya bentuk kehidupan disana seperti halnya di bumi. Namun sebagian ilmuwan kini tidak percaya akan adanya kehidupan di Mars, karena kondisi di Mars sangat tidak bersahabat untuk bentuk kehidpan seperti di bumi. Walaupun demikian, penelitian di Mars terus diadakan, sehingga meskipun belum ada bukti adanya bentuk kehidupan di Mars, kita mengetahui bahwa Mars merupakan salah satu dari sedikit tempat di Tata surya yang memiliki kondisi paling memungkinkan bagi adanya kehidupan.
Walet adalah nama burung kecil dari ordo Apodiformes yang memiliki kemampuan terbang sangat cepat. Terdapat dua famili burung walet, yakni walet (Apodidae) dan walet berjambul (Hemiprocnidae). Habitat burung ini tersebar hampir di seluruh dunia. Selain walet, yang termasuk kedalam ordo Apodiformes adalah kolibri. Baik walet maupun kolibri merupakan peterbang yang hebat. Kedua burung tersebut memiliki tungkai dan kaki yang sangat kecil.
Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial. Mereka menangkap makanannya di udara. Semua spesies walet mempunyai bangun tubuh yang sama. Burung ini berwarna gelap, memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing. Sayap yang panjang dan ramping inilah yang membuatnya menjadi peterbang yang andal. Walet suka meluncur namun tidak pernah hinggap di pohon.
Burung Walet
Apodidae dan Hemiprocnidae
Ada dua suku atau famili burung walet, yaitu Apodidae dan Hemiprocnidae. Famili Apodidae terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang terdiri dari genus Chaetura (walet ekor duri), Collocalia (walet gua) dan Cypseloides (walet hitam Amerika Utara). Kelompok ini memiliki bulu ekor yang kecil, lancip, dan kaku di ujungnya. Kelompok kedua adalah genus Apus. Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat empat jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual, yaitu walet sarang putih (Aerodramus fushipagus) Walet sarang hitam (Aerodramus maxima), Sriti (Collocalia esculanta), dan sriti lumut (Collocalia vanikorensis).
Walet Gua dan Walet Pohon
Jenis walet yang banyakada di dunia adalah walet gua dan walet pohon. Walet gua memilih gua-gua alam atau dinding karang dan bangunan tertentu sebagai tempat untuk pengembangan populasinya. Semakin aman dan semakin nyaman tempatnya semakin cepat pertambahan jumlah populasinya. Biasanya mereka mengeram dalam koloni atau secara berpasangan. Walet gua akan merasa aman jika sarangnya terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan, dan cahaya terang. Adapun walet pohon memanfaatkan liang pada pohon sebagai sarang.
Ternak
Semua spesies walet membuat sarang dengan benang-benang yang terbuat dari air liur (saliva) mereka sendiri. Sarang walet ini dapat diolah menjadi bahan makanan. Karena itu, banyak peternakan walet dikembangkan untuk menghasilkan sarang walet yang kemudian dapat dijual. Peternakan walet dibuat di sebuah bangunan yang memiliki bubungan serta plafon tinggi. Suhu, kelembaban dan penerangannya diatur seperti di gua alami tempat walet tinggal.
Untuk memancing agar walet mau tinggal di gedung itu, peternak biasanya membunyikan rekaman suara walet agar mereka tertarik datang. Pengembangbiakan dilakukan melalui telur walet yang dipelihara dan ditetaskan dengan bantuan alatbtehnik khusus selama sekitar 3 minggu. Sarang-sarang burung walet yang disiapkan untuk tempat telur atau telah digunakan karena walet kecil sudah dapat terbang, lalu dipanen untuk dibersihkan dan dijual.
Kolibri
Kolibri
Kolibri adalah nama famili dari sekitar 300 spesies burung kecil peminum nektar. Sama seperti walet, kolibri makan dengan tetap terbang. Panjang tubuhnya sekitar 5 cm atau kurang. Selama meminum nektar, kolibri harus tetap mengembang di udara lalu bergerak mundur menarik paruhnya dari dalam bunga. Paruhnya panjang dan halus sehingga cocok untuk mengutak-atik bagian dalam bunga yang berbentuk tabung. Habitat kolibri tersebar dari dataran rendah terbuka hingga pegunungan. Kolibri betina berperan dalam pembuatan sarang, pengeraman telur, dan pemeliharaan anak burung.