1. HIU MEGALODON (MEGALODON SHARK)
Megalodon adalah spesies ikan hiu purba raksasa yang hidup sekitar 20 hingga 1,2 juta tahun lalu (miosin tengah - pliosin akhir). Hiu ini berukuran lebih besar dari seekor paus bungkuk. Namanya sendiri berarti "gigi yang besar". Hewan ini kemungkinan termasuk jenis hiu perairan dalam yang jarang naik ke permukaan kecuali untuk mencari mangsa. Isu yang tersebar, meski hiu ini belum pernah ditemukan dalam keadaan hidup, banyak di antara kalangan ilmuwan berpendapat bahwa hiu ini masih hidup, dan termasuk fosil hidup. Keturunan dekat hiu ini adalah hiu putih Charcharodon charcarichas. ia adalah Raja lautan pada zaman purba. Diperkirakan megalodon bisa tumbuh dari 15-20,3 meter dengan berat 80-100 ton jauh lebih besar daripada hiu paus, Rhinocodon typus. Mangsa favorit megalodon adalah mamalia seperti Paus (termasuk paus sperma, paus balin, paus bungkuk), dugong, dan paus kecil, seperti Cethotherium.
2. HIU PAUS (WHALE SHARK)
Hiu paus, Rhincodon typus, adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Cucut ini mendapatkan namanya karena ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus. Disebut pula dengan nama geger lintang (dari bahasa Jawa: punggung berbintang) dan hiu tutul (nama yang cenderung menyesatkan, karena banyak jenis cucut yang berpola tutul), merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa bintang di langit.
Hiu ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.
Geger lintang menghuni semua lautan tropika dan ugahari yang bersuhu hangat. Ikan ini diketahui beruaya setiap musim semi ke wilayah paparan benua di pesisir Australia barat. Musim berpijah hewan-hewan karang di Terumbu Karang Ningaloo diketahui telah meningkatkan ketersediaan plankton bagi ikan-ikan besar ini. Meskipun biasanya hidup menjelajah di tengah samudera luas, secara musiman terlihat adanya kelompok-kelompok geger lintang yang mencari makanan di sekitar pesisir benua, seperti di Australia barat itu; di Afrika Selatan (pantai selatan dan timur); Belize; Filipina; India; Indonesia; Honduras; Madagaskar; Meksiko; Mozambik; Tanzania; serta Zanzibar. Tidak jarang ikan-ikan ini terlihat memasuki laguna atau atol, atau mendekati estuaria (muara sungai).
Wilayah jelajahnya pada umumnya tidak melewati lintang 30°, utara maupun selatan. Cucut ini diketahui mampu menyelam hingga kedalaman 1,286 metres (4,219 ft), dan tergolong ikan yang bermigrasi. Pada 2011 terekam adanya kumpulan geger lintang, terbanyak yang pernah dicatat orang, yakni hingga sekitar 400 ekor, yang berkumpul di sekitar Semenanjung Yucatan di Meksiko untuk memangsa larva sejenis ikan tongkol, Euthynnus alletteratus.
3. HIU PENJEMUR (BASKING SHARK)
Hiu penjemur, Cetorhinus maximus, adalah ikan terbesar kedua setelah hiu paus. Spesies ini merupakan spesies kosmopolitan - spesies ini dapat ditemui di samudra hangat di seluruh dunia. Hiu ini bergerak lambat dan tidak berbahaya. Seperti hiu lainnya, hiu ini terancam punah.
Kenapa ikan ini disebut dengan hiu penjemur? ini dikarenakan hiu ini sering ditemui berada pada permukaan saat mengkonsumsi makanan dan tampak berjemur dalam air hangat. Dan seorang Gunnerus yang pertama kalinya menyebut dan memberi nama spesies ini Squalus maximus yang pada saat itu ditemukan di Norwegia pada tahun 1765.
Sebelum disahkan namanya Cetorhinus maximus dan Squalus maximus, beberapa ahli lain juga sempat memberikan nama. Tercatat ada delapan kali hiu tersebut berganti nama ilmiah dengan sembilan ahli yang telah memberi nama. Namun akhirnya, diputuskanlah nama ilmiah untuk Basking Shark sebagai Cetorhinus maximus, karena nama tersebut adalah yang paling tepat untuk mendekskripsikan Basking Shark. Dimana cetos berarti monster lautan atau paus, sedangkan rhinos yang berarti hidung. Maximus berarti raksasa atau besar. Dan kesemua kata tersebut berasal dari bahasa Yunani.
Pada umumnya hiu basking ini tidak berbahaya bagi manusia, dan cenderung gerakannya lambat. Hiu basking juga termasuk filter feeder yang berarti memiliki adaptasi anatomi sebagai penyaring makanan seperti plankton, dimulai dengan memperbesar mulut sembari mengembangkan rahang/tulang saring insangnya.
Hiu basking memiliki ciri-ciri rahangnya yang mampu melebar, selain itu hiu ini juga memiliki insang yang hampir menyamai kepala panjangnya. Lalu sirip ekor membentuk seperti bulan sabit dan menjadi pembeda dari semua spesies hiu yang ada. Serta bentuk moncongnya yang mengerucut dan berukuran besar
4. HIU PUTIH BESAR (GREAT WHITE SHARK)
Hiu putih (nama ilmiah Carcharodon carcharias), juga dikenal sebagai hiu putih besar, pointer putih, hiu putih, atau si putih yang mematikan), adalah hiu lamniform besar yang ada di pesisir perairan di seluruh permukaan lautan utama. Hiu putih besar dikenal karena ukurannya, dengan individu terbesar yang panjang tubuhnya mendekati atau bahkan melampaui 6 meter (20 kaki), dan dengan berat sebesar 2.268 kg (5.000 lb). Hiu ini berwarna abu-abu atau abu-abu kebiruan dengan sedikit warna putih dibagian perut. Hiu ini memiliki gigi berjumlah 300 gigi yang tajamnya seperti tepian gergaji. Gigi Hiu ini dapat panjangnya dapat tumbuh mencapai 7,5 cm. Hiu jenis ini akan mencapai kedewasaan saat berumur 15 tahun, dan dapat hidup sekitar 30 tahun.
Hiu putih ini bisa dibilang hiu terbesar yang dikenal di dunia dan merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga burung laut. Ini adalah hidup hanya dikenal spesies dari perusahaan genus, Carcharodon, dan berada pada peringkat pertama dalam daftar jumlah serangan hewan yang tercatat pada manusia. IUCN (International Union for Conservation of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang hampir punah, walau termasuk dalam Appendix II dari CITES.
5. HIU HARIMAU (TIGER SHARK)
Hiu harimau merupakan satu dari hiu terbesar, dan satu-satunya anggota genus Galeocerdo. Hiu dewasa memiliki panjang tubuh berkisar antara 3,25 m hingga 4,25 m, dan berbobot 385 kg hingga 635 kg. Hiu ini banyak ditemukan di samudera tropis dan hangat, terutama di sekitar pulau di tengah Pasifik. Hiu harimau adalah pemburu soliter, dan berburu di malam hari.
Hiu harimau adalah predator berbahaya, karena memakan banyak benda. Makanannya biasanya ikan, singa laut, burung, hiu kecil, cumi-cumi dan penyu. Terkadang juga ditemukan barang buatan manusia seperti ban, atau plat mobil.
Hiu harimau adalah penyerang kedua terfatal setelah great white shark, dan, bersama dengan great white shark, dianggap sebagai hiu paling berbahaya bagi manusia.
6. HIU TIDUR PASIFIK (PASIFIC SLEEPER SHARK)
Hiu Pacific Sleeper, Somniosus pacificus, adalah hiu berat lainnya yang dapat hidup sepanjang 23 kaki dan berat hingga 362,87 kilogram (800 lbs). Satu hal yang membuat hiu jenis ini menarik adalah mereka merupakan salah satu dari sedikit jenis hiu yang dapat di temukan di daerah bertemperatur rendah (daerah menghadap kutub). Hal lainnya adalah mereka biasanya hidup di laut dalam, dengan kedalaman hingga 6500 kaki di bawah permukaan laut.
7. HIU GREENLAND (GREENLAND SHARK)
Hiu greenland (Somniosus microcephalus) (Inuit: eqalussuaq) sering disebut hiu abu-abu adalah salah satu spesies hiu dari keluarga Somniosidae. Hiu greenland berhubungan erat dengan hiu tidur selatan dan hiu tidur pasifik. Hiu greenland tersebar di samudra Atlantik dan Arktik di dekat kutub utara.
Hiu greenland disebut-sebut sebagai vertebrata paling panjang umur di dunia saat ini. Hiu greenland juga termasuk salah satu hiu terbesar di muka bumi yang masih hidup dan memiliki daya tahan hidup di tengah suhu air yang ekstrem.
Hiu greenland memiliki panjang tubuh 64 m (210 ft) dengan berat tubuh 1.000 kg (2.200 lb). Hiu greenland jantan relatif lebih kecil daripada hiu greenland betina.
8. HIU MARTIL BESAR (GREAT HAMMERHEAD SHARK)
Hiu martil besar (Sphyrna mokarran) adalah spesies hiu martil terbesar dari hiu martil, yang termasuk keluarga Sphyrnidae. hiu ini dapat ditemukan diperairan hangat tropis diseluruh dunia. habitat nya meliputi area pesisir hingga landas benua. ia Predator tingkat tinggi yang hidup soliter dan, kepala martil besar memangsa krustasea dan cephalopoda, ikan, penyu, hingga hiu yang lebih kecil. Pengamatan dari spesies ini di alam liar menunjukkan bahwa fungsi kepala martil nya yang disebut "cephalofoil" untuk melumpuhkan mangsa favorit nya yaitu ikan pari, Meskipun berpotensi berbahaya, hiu martil besar jarang menyerang manusia. Hiu ini banyak diminati karena siripnya yang besar, yang sangat berharga di pasar Asia sebagai bahan utama sup sirip ikan hiu. Akibatnya, populasi martil besar menurun di seluruh dunia, dan telah dinilai Terancam Punah oleh Perhimpunan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Hiu martil besar (Sphyrna mokkaran) merupakan jenis hiu pelagis pesisir dan juga spesies semi oseanik tropis, yang sering kali di jumpai di dekat pesisir juga di lepas pantai, di paparan benua, diteras-teras pulau, di atoll karang, dan perairan dalam sekitar pulau yang kedalamannya berkisar dari sekitar permukaan laut hingga kedalaman 80 m. Hiu ini dianggap sebagai hewan yang soliter sehingga jenis hiu ini jarang dijumpai secara berlimpah pada penjumpaannya.
Hiu martil besar agak jarang dijumpai di perairan Indonesia. Sebaran ikan ini diketahui berada di seluruh perairan tropis dan subtropis yang bersuhu hangat. Namun di Perairan Indonesia, sangat sedikit data yang mencatat ditemukannya jenis ini. Berdasarkan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) cakupan daerah tangkapan potensial hiu martil besar ini meliputi Perairan Samudera Hindia (WPP 572 dan 573), Laut NatunaUtara (WPP 711) dan perairan timur Indonesia, (WPP 716, 717, 718).
9. HIU KOBOI (PALAGIK SHARK)
Hiu koboi (Carcharhinus longimanus) adalah hiu pelagik berukuran besar yang mendiami lautan di wilayah beriklim tropis dan sedang yang bersuhu hangat. Tubuh dempak hewan ini dikenal memiliki sirip ventral berujung putih yang bulat dan panjang.
Ikan yang agresif namun bergerak lambat ini merupakan hewan berkelompok yang ganas dalam menyerang korban kecelakaan kapal dan pesawat yang terapung di laut. Studi baru-baru ini menunjukkan turunnya jumlah populasi hewan ini dengan curam dikarenakan siripnya yang besar dihargai tinggi sebagai bahan utama dari Sup sirip hiu dan, bersama jenis hiu lainnya, hewan ini menghadapi tekanan perikanan yang membesar sepanjang wilayah sebarannya.
10. HIU SAPI (BLUNTNOSE SIXGILL)
Hiu enam insang (Hexanchus griseus) atau juga disebut Hiu sapi salah satu nama hiu yang termasuk dalam famili Hexanchidae, Hiu ini memiliki bentuk fisik yang dapat dibedakan dengan spesies hiu lainnya yaitu adanya 6 pasang ruas insang, gigi kuning dan ekor yang panjang. panjangnya mencapai 26 kaki (7,9 m). hiu ini ditemukan di perairan tropis dan beriklim di seluruh dunia dan makanannya bervariasi menurut wilayah. Berbagai faktor menyebabkan ikan hiu ini jarang sekali diteliti. Mungkin habitatnya di perairan dalam adalah faktor utama alasan sulitnya mengadakan penelitinan untuk hiu enam insang. Penelitian yang telah ada dilakukan dengan menggunakan kapal selam.Deskripsi ilmiah pertama dari hiu enam insang ditulis pada tahun 1788 oleh Pierre Joseph Bonnaterre. Sebagai anggota keluarga Hexanchidae, ia memiliki kerabat lebih dekat dalam catatan fosil daripada kerabat yang hidup pada masa kini.
Deskripsi
hiu ini memiliki Ciri-ciri yang mencolok adalah bentuk mulutnya yang tumpul dan hanya memiliki 1 sirip punggung yang terletak di dekat ekor. Warna ikan hiu ini dominan gelap, baik itu abu-abu tua, coklat, hitam. hiu ini memiliki warna mata cantik yaitu hijau. hiu enam insang dapat tumbuh 8 meter. pejantan dewasa umumnya dapat tumbuh hingga 3.1 - 3.3 meter, sementara betina dapat tumbuh hingga 3.5 - 4.2 meter hiu enam insang di santa rosa guam
Habitat dan persebaran hiu ini hampir merata pada perairan tropis seperi Pasifik, Atlantik, Hindia. Di indonesia telah ditemukan di perairan Pulau Sumatra. Hiu jenis ini banyak terdapat pada kedalaman 80-100 meter di dasar laut. Hiu ini diketahui biasa hidup di perairan dangkal ketika berusia anak dan remaja, namun ketika dewasa hiu enam insang akan berpindah ke perairan yang lebih dalam lagi.
Reproduksi
hiu enam insang yang berkelamin jantan akan dikatakan dewasa ketika berukuran 3 meter dan berat sekitar 200 kilogram. Sedangkan yang betina akan dikatakan sudah matang ketika berukuran sekitar 4 meter dengan berat tubuhnya mencapai 400 kilogram, Untuk mencapai usia dewasa dibutuhkan waktu 14 tahun lamanya untuk jantan dan 25 tahun lamanya untuk hiu betina. Usia total hiu ini dapat mencapai usia 80 tahun. Diperkirakan proses perkawinan jantan dan betina dilakukan di perainan dalam, setelah jadi maka induk betina akan menuju ke perairan yang lebih dangkal untuk melahirkan. Proses hamil diperkirakan sekitar 12 bulan lamanya / 1 tahun bahkan ada yang hingga 2 tahun untuk masa kehamilan hiu tersebut. Hiu jenis ini melakukan reproduksinya dengan sistem ovovivipar, hiu jenis ini dapat melahirkan hingga 100 ekor. Anak hiu enam insang memiliki panjang 70 cm ketika baru saja dilahirkan (ukuran yang cukup besar untuk seekor bayi ikan).
Makanan
Makanan
Hiu enam insang ini gemar memangsa cumi-cumi, kepiting,ikan pari, udang. Selain itu ikan hiu ini juga memakan bangkai ikan yang lebih besar seperti paus dan hiu. Hiu enam insang ini memiliki kebiasaan beristirahat pada siang hari di dasar laut dan bergerak aktif pada malam hari di perairan yang lebih dangkal untuk mencari makanan.
Dikarenakan hiu ini bukan perenang cepat maka makanan yang didapatkan cenderung hewan yang tidak bergerak cepat yang dapat disergap dalam jarak dekat. Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa ikan hiu enam insang ini mencari mangsa pada malam hari, karena diketahui beberapa hewan akan tertidur pada malam hari dan memiliki pergerakan terbatas.
11. HIU SUTRA (SILKY SHARK)
Hiu sutra atau Carcharhinus falciformis adalah sebuah spesies hiu yang ditemukan di zona pelagik dan perairan dangkal di berbagai penjuru dunia. Hiu sutra adalah hiu terbesar dalam genis Carcharhinus, dengan ukuran mencapai 346 kilogram dan panjan 3.5 meter. Kisaran panjang pejantan adalah sekitar 1.8 hingga 2.1 meter, sementara betina mempunyai kisaran sekitar 2.1 hingga 2.3 meter. Secara umum hiu sutra hidup soliter, meskipun demikian, hiu ini telah diketahui dapat hidup secara berkelompok. Mereka memangsa berbagai jenis ikan, cumi-cumi, kepiting.
Meskipun terbiasa hidup di zona pelagik, hiu sutra juga dapat ditemukan di perairan dangkal. Hiu ini telah dilaporkan terlihat pada perairan dengan kedalaman 18 meter. Hiu sutra memilih perairan hangat, dengan suhu sekitar 23 °C, sebagai tempat hidupnya. Hiu sutra banyak ditemukan dekat ujung landas kontinen dan di dekat terumbu karang di mana terdapat banyak makanan.
Umumnya, hiu sutra menjelajahi perairan dengan kedalaman diatas 500 meter, tetapi hiu ini pernah ditangkap pada perairan dengan kedalaman sekitar 4000 meter. Jantan dan betina dapat berenang secara bersamaan, akan tetapi hiu cenderung memilih berkawan dengan sesama hiu yang ukurannya yang serupa. Biasanya, hiu yang lebih kecil dapat ditemukan di daerah pesisir, tempat di mana mereka membesarkan diri (daerah nursery), sedangkan hiu yang telah dewasa ditemukan di tengah laut dan perairan dalam. Hiu sutra berukuran kecil biasanya ditemukan berdekatan dengan gerombolan ikan tuna.
12. HIU BANTENG (BULL SHARK)
Hiu banteng, juga dikenal dengan Hiu Zambezi atau Zambi di Afrika dan Hiu Nicaragua di Nicaragua, banyak ditemukan di perairan dangkal dan hangat sepanjang pantai, dan dikenal karena kelakuannya yang tidak dapat diprediksi, kadang-kadang agresif.
Mereka toleransi terhadap air tawar, hal ini sangat langka ditemukan pada hiu laut. Dengan ini mereka bisa pergi jauh menelusuri hulu sungai dan menyerang manusia jauh dari laut. Meskipun begitu mereka bukan hiu sungai (genus glyphis) sejati.
Makanan hiu banteng bervariasi meliputi ikan, hiu lain, ikan pari, lumba-lumba, penyu, burung, kerang, echinodermata, udang-udangan, bahkan mammalia darat.
Perkawinan terjadi biasanya pada musim panas. Setelah mengandung selama satu tahun, hiu banteng melahirkan hingga 13 anak (mereka ovovivipar). Anak mereka memiliki panjang kira-kira 70 cm saat dilahirkan dan menjadi dewasa setelah berumur 10 tahun.
13. HIU MAKO SIRIP PENDEK (SHORTFIN MAKO SHARK)
Hiu Mako Sirip Pendek (Shortfin Mako Shark) merupakan salah satu jenis hiu terbesar dengan panjang rata-rata sekitar 3,2 meter dan berat 60-135 kg dimana betina lebih besar daripada jantan. Hewan ini termasuk hiu tercepat di dunia dengan kemampuan menyelam sampai 100 km per jam namun hiu ini tercatat oleh ISAF telah melakukan serangan kepada manusia sebanyak 42 kasus pada periode 1980-2010 dimana 3 diantaranya berakibat fatal dan menyerang 20 kapal. Memang hiu mako terkenal cepat, kuat dan besar sehingga mempunyai kemampuan untuk melukai dan membunuh manusia. Kebanyakan serangannya dipicu oleh provokasi manusia terutama ketika hiu ini ditangkap oleh nelayan.
Isurus oxyrinchus menghuni daerah lepas pantai di perairan daerah empat musim dan perairan tropis. Isurus oxyrinchus adalah ikan pelagis, dimana jenis ikan tersebut biasa ditemukan di daerah yang tidak mendekati kedalaman lebih dari 500 m ataupun daerah tepi pantai. Hiu mako biasa ditemukan di kedalaman 150 m, biasanya jauh dari daratan, walau dalam kesempatan tertentu kadang mendekat ke pantai, pulau ataupun ceruk. Karena hiu mako termasuk kedalam spesies hiu endotermik, maka hiu tersebut jarang ditemukan di perairan dengan suhu 16o C. Di lautan Atlantik Barat, hiu mako bisa ditemukan di perairan Argentina, Teluk Meksiko dan Kanada, dimana di perairan terakhir yang disebutkan terdapat banyak ikan pedang yang merupakan mangsa favorit hiu mako. Isurus oxyrinchus biasa berenang jauh untuk mencari mangsa dan pasangan saat musim kawin. Pada Desember 1998, seekor betina dengan ekor yang ditandai di California, telah tertangkap di perairan Jepang oleh kapal penelitian jepang, yang berarti bahwa hiu tersebut lebih dari 2.776 km, dengan 58 km setiap harinya.
14. HIU KARANG (ROCK SHARK)
Hiu karang atau Ikan hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus) adalah adalah salah satu jenis dari Hiu. Hiu jenis ini berkembang biak dengan cara vivipar.
IUCN telah menilai hiu karang sebagai ikan dengan kategori Hampir Terancam , mencatat bahwa jumlahnya yang semakin menipis karena peningkatan tingkat kegiatan perikanan yang tidak diatur di seluruh jangkauan. Tingkat reproduksi yang lambat dan preferensi habitat terbatas spesies ini membuat populasi yang rentan terhadap eksploitasi berlebihan.
Ini adalah hiu berukuran sedang dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 1,60 meter. Hiu karang Whitetip ditandai dengan tubuh yang ramping dengan kepala yang luas, yang jelas dikembangkan dan juga kulit flap karakteristik samping lubang hidung, mata oval besar dengan murid vertikal, dan warna putih eponymous dari ujung sirip punggung dan sirip ekor . Ini adalah salah satu hiu yang paling umum di terumbu karang di Indo-Pasifik , dengan area sirkulasi ke barat Afrika dan timur ke pantai Amerika Tengah terakhir. Dia tinggal sebagian besar di air jernih di dekat dasar laut di kedalaman air dari 8 sampai 40 meter.
Ikan yang menghabiskan waktunya di dasar perairan atau pada celah-celah terumbu karang berair jernih. Ikan ini merupakan predator dan habitatnya berada pada kedalaman antara 8 - 40 meter. Setiap jenis ikan hiu mempunyai laju renang membentuk pola yang khas dengan laju tertentu. Dilihat pada aspek lateral, renang ikan hiu dikategorikan amplitude horizontal wriggle. Kategori ini mempunyai pola renang hiu meliuk ke kanan dan ke kiri yang dibangkitkan dari badan ikan Hiu secara horizontal. Perubahan fase akustik dapat menentukan laju renang ikan Hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus). Sinyal yang dipantulkan oleh instrumen pembangkit fase dari gerakan morfologi ekor diperoleh estimasi laju normal renang ikan Hiu secara digital. Hasilnya teridentifikasi bahwa estimasi laju renang normal ikan hiu sirip putih adalah 3 m/det, di mana untuk 1 (satu) gerakan dihasilkan 2 puncak sinyal akustik dari cuping bagian atas (upper lobe) dan cuping bagian bawah (lower lober) dalam 1/10 detik. Dari analisis spektrogram 3D terbagi atas tiga kelompok rentang frekuensi rata-rata yang merepresentasikan gerakan bagian ekor. Tiga kelompok meliputi frekuensi tinggi pada rentang 98 – 124 Hz, feekuensi sedang pada rentang 73,5 – 92,67 Hz dan frekuensi rendah pada rentang 33 – 44.5 Hz.
Ikan yang menghabiskan waktunya di dasar perairan atau pada celah-celah terumbu karang berair jernih. Ikan ini merupakan predator dan habitatnya berada pada kedalaman antara 8 - 40 meter. Setiap jenis ikan hiu mempunyai laju renang membentuk pola yang khas dengan laju tertentu. Dilihat pada aspek lateral, renang ikan hiu dikategorikan amplitude horizontal wriggle. Kategori ini mempunyai pola renang hiu meliuk ke kanan dan ke kiri yang dibangkitkan dari badan ikan Hiu secara horizontal. Perubahan fase akustik dapat menentukan laju renang ikan Hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus). Sinyal yang dipantulkan oleh instrumen pembangkit fase dari gerakan morfologi ekor diperoleh estimasi laju normal renang ikan Hiu secara digital. Hasilnya teridentifikasi bahwa estimasi laju renang normal ikan hiu sirip putih adalah 3 m/det, di mana untuk 1 (satu) gerakan dihasilkan 2 puncak sinyal akustik dari cuping bagian atas (upper lobe) dan cuping bagian bawah (lower lober) dalam 1/10 detik. Dari analisis spektrogram 3D terbagi atas tiga kelompok rentang frekuensi rata-rata yang merepresentasikan gerakan bagian ekor. Tiga kelompok meliputi frekuensi tinggi pada rentang 98 – 124 Hz, feekuensi sedang pada rentang 73,5 – 92,67 Hz dan frekuensi rendah pada rentang 33 – 44.5 Hz.
15. HIU RUBAH LAUT (COMMON THRESER SHARK)
Hiu rubah laut atau Alopias vulpinus adalah sebuah spesies hiu yang mendiami perairan tropis dan perairan beriklim sedang di seluruh dunia. Yang khas dari spesies hiu ini adalah ekornya yang panjang, dan mampu digunakan untuk menebas dan mengejutkan mangsanya. Bobot rata-rata hiu rubah laut adalah sekitar 348 kg, dan dapat mencapai bobot 500 kg. Panjang hiu tersebut berkisar 1,6 hingga 6m, dengan panjang rata-rata sekitar 2,74 m.
Bobot rata-rata hiu rubah laut adalah sekitar 348 kg, dan dapat mencapai bobot 500 kg. Panjang hiu tersebut berkisar 1,6 hingga 6m, dengan panjang rata-rata sekitar 2,74 m. Hiu rubah laut memiliki sirip belakan (caudal fin) yang sangat panjang. Panjang sirip tersebut bisa mencapai 50% dari panjang keseluruhan. Gigi hiu relatif kecil, dengan bentuk melengkung dan sisi yang mulus. Warna kulit diatas garis tengah dorsal bervariasi, dari coklat keunguan hingga kehitaman. Hiu yang mati akan kehilangan warna kilau mengkilap, dan warna kulit hiu tersebut akan berubah menjadi abu-abu gelap. Bagian bawah hiu bewarnah putih, dan area di sekitar sirip samping (sirip pektoral) juga putih Ujung sirip punggung dan sirip ekor juga bewarna putih.
Pada beberapa bagian dunia, hiu rubah laut melakukan perkembang-biakan sepanjang tahun. Pola migrasi hiu tersebut di dekat Amerika Utara mengindikasikan bahwa spesies ini berkembang biak di perairan utara ketika musim semi dan musim panas, dan meninggalkan anak mereka di wilayah pemijahan di dekat pantai sebelum mereka bergerak ke selatan di musim dingin. Hiu rubah laut mempunyai lebih dari satu pasangan (jantan dapat kawin dengan lebih dari satu betina), tapi hanya sedikit perilaku kawin mereka yang telah diketahui. Hewan ini merupakan ovovivipar dan hanya mampu membawa dua anakan pada waktu yang bersamaan. Anakan hiu terlahir mandiri, mereka tetap bertahan di wilayah pemijahan selama 3 tahun demi keamanan. Hiu rubah laut jantan mencapai kedewasaan setelah 9 atau 10 tahun, sementara betina mencapainya pada usia 12.3 hingga 13.4 tahun. Hiu rubah laut tidak membesarkan dan merawat anak mereka Setelah terlahir, anakan sepenuhnya mandiri dan tetap bertahan di wilayah pemijahan sebelum beranjak dewasa.
16 HIU HARIMAU PASIR (SAND TIGER SHARK)
Hiu harimau pasir (Carcharias taurus), sand tiger shark adalah spesies hiu berhabitat di perairan subtropisdan berilklim diseluruh dunia. hiu ini mendiami diwilayah landas benua, ia juga ditemui diterumbu karang atau diwilayah bangkai kapal . meskipun namanya hiu harimau pasir, hiu ini tidak memiliki hubungan dekat dengan hiu harimau (Galeocerdo cuvier), namun iya sesungguhnya ia sepupu dari hiu putih raksasa (Carcharodon carcharias). Selama masa kehamilan, embrio yang paling banyak dikembangkan akan memberi makan pada saudara kandungnya, sebuah strategi reproduksi yang dikenal sebagai kanibalisme intrauterine yaitu "embriophagy" atau juga disebut adelphophagy - secara harfiah berarti "makan saudaranya sendiri".
karena hiu harimau pasir tersebar diseluruh dunia, ia memiliki banyak nama umum. istilah "hiu harimau pasir" sebenarnya mengacu pada empat spesies hiu harimau pasir yang berbeda dalam keluarga Odontaspididae.selanjutnya namannya membuat kebingungan dengan hiu harimau Galeocerdo cuvier, dimana ia tidak terkait dengan hiu harimau pasir. namun hiu perawat abu-abu (grey nurse shark) nama yang umum digunakan di australia dan inggris, lalu di india ia disebut hiu perawat biru (blue-nurse sand tiger). walaupun dinamai hiu perawat hiu ini juga tidak ada kaitan nya dengan Ginglymostomatidae. lalu di afrika selatan ia dinamai hiu bergigi compang-camping (spotted ragged-tooth shark).
hiu harimau pasir dapat tumbuh sepanjang 2-3 meter dan berat nya hingga 91-159 kilogram. kepala nya runcing, Tubuhnya kekar dan besar dan mulutnya melampaui mata. mata hiu harimau pasir yang kecil, dan kurang kelopak mata. Sebuah harimau pasir biasanya berenang dengan mulut terbuka menampilkan tiga baris yang gigi yang runcing,menonjol,dan bermata halus. hiu ini memiliki warna abu-abu keperakan dan berwarna putih di bagian bawah tubuhnya. pada tahun 2007 spesimen albino terfoto di south west rock, australia. Gigi hiu ini tidak memiliki kelekatan melintang (seperti juga hiu lainnya) tapi memiliki ukuran yang besar. hiu ini jarang menyerang manusia biasanya ia akan menyerang jika merasa terusik. hiu harimau pasir dikategorikan rentan ke daftar merah IUCN, Ini adalah hiu besar yang paling banyak disimpan di akuarium publik karena toleransi untuk penangkaran.
17. HIU GLOBIN (GLOBIN SHARK)
Hiu Goblin (Mitsukurina owstoni) adalah spesies hiu laut dalam langka yang kurang dipahami. Kadang-kadang disebut "fosil hidup", itu adalah satu-satunya wakil yang masih ada dari keluarga Mitsukurinidae, garis keturunan tua sekitar 125 juta tahun. Hewan berkulit merah muda ini memiliki profil ciri yang khas dengan moncong pipih memanjang, dan rahang yang sangat protrusible yang mengandung gigi seperti kuku yang dapat menonjol keluar. Hiu ini panjangnya biasanya antara 3 dan 4 m (10 dan 13 kaki) ketika dewasa, meskipun dapat tumbuh jauh lebih besar. hiu Goblin mendiami lereng atas benua, lembah bawah laut, dan gunung laut di seluruh dunia pada kedalaman lebih dari 100 m (330 ft), dengan spesimen dewasa yang ditemukan lebih dalam daripada spesimen remaja.
Berbagai fitur anatomi hiu goblin, seperti tubuh lembek dan sirip kecil, menunjukkan bahwa ia adalah bergerak lamban di alam. Spesies ini memburu ikan teleost, cumi, dan krustasea baik dekat dasar laut dan tengah laut. Moncong panjang ditutupi dengan disembut ampullae of Lorenzini yang memungkinkan untuk merasakan medan listrik yang diproduksi oleh mangsa di dekatnya, yHiu goblin telah tertangkap diketiga samudera utama, menunjukkan distribusi global yang luas. Sebuah spesimen tunggal Pasifik timur dikenal, berkumpul dari California selatan.jenis ini paling sering ditemukan di atas lereng benua atas pada kedalaman 270–960 m (890-3,150 kaki). Telah tertangkap sedalam 1.300 m (4.300 kaki), dan gigi telah ditemukan bersarang di kabel bawah laut pada kedalaman 1.370 m (4.490 ft). dewasa menghuni kedalaman lebih dari remaja. Hiu goblin belum menghasilkan sering lembah kapal selam dari Jepang selatan pada kedalaman 100–350 m (330-1,150 kaki), dengan individu kadang-kadang berkelana ke perairan pantai dangkal 40 m (130 kaki).Pada bulan April 2014, nelayan di Key West, Florida, saat memancing di Teluk Meksiko menangkap hiu goblin di jaring mereka, hanya yang kedua yang pernah ditangkap di Teluk. Hiu difoto dan dilepaskan kembali ke air. Pada Juli 2014 hiu Goblin ditemukan dijaring perikanan di Sri Lanka. Hal ini dilaporkan dalam valaichchenai garis pantai timur di Sri Lanka. hiu yang panjangnya adalah sekitar 4 meter dan berat sekitar 7.5 kg. hiu itu diserahkan ke (Badan Nasional Sumber Daya Penelitian & Pengembangan Aquatic) NARA untuk penelitian lebih lanjut.ang bisa mengambil cepat mangsa dengan rahangnya. Sejumlah kecil dari hiu goblin yang tidak sengaja tertangkap oleh nelayan. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah dinilai sebagai Least Concern, mengutip distribusi yang luas dan rendah insiden penangkapan.
18. HIU TOKEK
Cucut tokek atau cucut kembang, Stegostoma fasciatum, adalah sejenis hiu yang gemar berdiam di dasar laut; satu-satunya spesies yang masuk ke dalam suku Stegostomatidae dan marga Stegostoma. Aktif di malam hari (nokturnal), cucut yang tidak berbahaya ini menyebar luas di perairan Indo-Pasifik, mulai dari pantai timur Afrika hingga Nusantara dan Pasifik barat.
Cucut berukuran sedang, panjang hingga 2,5 metres (8,2 ft), meskipun ada pula yang mencatatnya hingga 3,5 metres (11,5 ft). Tubuh silindris dengan kepala besar yang agak gepeng dan moncong pendek tumpul. Terdapat lima jalur gigir memanjang di punggungnya; sementara alih-alih meninggi, sirip ekornya memanjang ke belakang, menyusun hampir setengah panjang total tubuhnya. Matanya kecil dan terletak di sisi kepala. Tiga celah insang yang belakang, dari lima seluruhnya, terletak di atas pangkal sirip dada; sementara yang ke-4 dan ke-5 berdekatan letaknya. Masing-masing lubang hidung dilengkapi dengan misai, dan celah yang menghubungkannya dengan mulut. Cucut kembang muda, dengan warna peralihan antara berbelang dan bertotol.Cucut yang muda berwarna coklat gelap berbelang kuning di punggungnya, sementara sisi perutnya berwarna kuning muda. Ketika cucut muda ini mencapai panjang 50–90 cm, warnanya kemudian berubah menjadi totol-totol gelap di atas warna terang pucat.
Lamban dan jinak, cucut kembang tidak berbahaya dan mudah didekati oleh penyelam. Walaupun demikian, hiu ini mau menggigit apabila ekornya ditarik atau tubuhnya ditunggangi. Hanya ada satu catatan serangan tanpa diprovokasi, pada tahun 2008.
Lamban dan jinak, cucut kembang tidak berbahaya dan mudah didekati oleh penyelam. Walaupun demikian, hiu ini mau menggigit apabila ekornya ditarik atau tubuhnya ditunggangi. Hanya ada satu catatan serangan tanpa diprovokasi, pada tahun 2008.
Cucut kembang merupakan atraksi yang menarik untuk ekoturisme bawah laut di pelbagai lokasi di wilayah sebarannya: di Laut Merah, di Maladewa, di Thailand, di Great Barrier Reef, dan lain-lain. Banyak cucut tokek yang menjadi terbiasa dengan manusia, khususnya di lokasi wisata selam, mau menerima makanan dari tangan penyelam, dan membiarkan dirinya disentuh. Cucut ini mampu beradaptasi dengan baik dengan penangkaran, dan beberapa akuarium di dunia mempertontonkan hiu ini. Anak cucut, dengan warnanya yang atraktif, juga ditangkap dan diperdagangkan sebagai pengisi akuarium pribadi; meskipun jenis ini kelak akan tumbuh melampaui ukuran yang layak bagi akuarium rumahan.
Cucut tokek merupakan ikan tangkapan nelayan di kebanyakan tempat di wilayah sebarannya. Ikan ini ditangkap menggunakan pukat dasar, jaring insang, atau pancing. Dagingnya dijual dalam keadaan segar atau diasinkan untuk konsumsi. Minyak dari hatinya dimanfaatkan sebagai vitamin, siripnya dijual untuk bahan sup, dan jeroannya untuk campuran pakan ternak.
Hiu ini amat rawan menghadapi penurunan populasinya secara lokal, karena habitatnya yang dangkal dan rendahnya interaksi antar populasi; kajian pasar memperlihatkan bahwa cucut ini jauh berkurang tangkapannya dibandingkan dulu. Cucut tokek juga terancam karena rusaknya terumbu-terumbu karang akibat pembangunan, dan penangkapan ikan karang dengan cara yang merusak seperti pengeboman dan peracunan. Oleh sebab itu, badan konservasi dunia IUCN menetapkan bahwa populasi ikan ini berstatus Rentan (Vulnerable); kecuali untuk populasinya di Australia yang relatif aman.
19. HIU RONGGENG
Cucut ronggeng (Eusphyra blochii) adalah sejenis cucut martil, suku Sphyrnidae. Dalam bahasa Inggrisdikenal sebagai winghead shark, karena ‘martil’ di kepalanya demikian lebar sehingga menyerupai sayap. Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Eusphyra. Tergolong hiu kecil yang tidak membahayakan, cucut ronggeng merupakan ikan tangkapan komersial di sebagian besar area sebarannya.
Ciri utama cucut ronggeng adalah ‘martil’ di kepalanya (disebut "cephalofoil") yang sempit dan panjang menyamping, membedakannya dari jenis-jenis cucut martil yang lain. Lebar cephalofoil ini mencapai 40-50% panjang tubuh cucut, dari atas terlihat seperti bentuk sayap atau mata panah, dengan tonjolan kecil di depan hidungnya. Tak sebagaimana cucut martil yang lainnya (marga Sphyrna), hidung cucut ronggeng ini terletak agak ke tengah pada cephalofoil.
Cucut yang tak seberapa besar; panjang tubuhnya tidak melebihi 1,86 m. Tubuh berwarna kelabu atau abu-abu kecoklatan di sisi atas, dan lebih pucat di bagian perutnya.
20. HIU BERJUMBAI (FRILLED SHARK)
Hiu berjumbai (Chlamydoselachus anguineus) atau Frilled Shark dalam bahasa inggris merupakan salah satu dari dua spesies ikan hiu yang masih ada di keluarga Chlamydoselachidae dengan distribusi yang luas tapi tidak merata di samudra atlantik dan samudra pasifik. mereka ditemukan dikedalaman 1.570 meter, sedangkan di teluk surugaya jepang hiu ini paling umum ditemukan pada kedalaman 50-200 meter. namun pada tahun 2009 jenis baru hiu berjumbai di afrika selatan, dan pada bulan november 2017 baru-baru ini hiu tersebut terdampar di pantai di portugal. karena ia memiliki perawakan yang primitif berbeda dengan hiu lainnya hiu berjumbai disebut "fossil hidup". hiu dapat tumbuh sepanjang 2 meter dan memiliki warna cokelat gelap, tubuh seperti belut dengan sirip punggung, panggul, dan dubur berada jauh dibelakang. namanya diambil dari berenda atau berjumbai dari celah insang, ada enam pasang dengan pertemuan pasangan pertama di tenggorokan. hiu ini terkadang tersangkut jaring nelayan atau pernah terdampar di tepi pantai. hiu rentan terhadap perubahan suhu yang drastis sehingga dapat mudah terserang penyakit. Kematian selain iklim ada juga akibat manusia yang patut kita sayangkan seperti para peneliti yang ingin mempelajari ikan hiu ini dengan cara yang tidak benar, selain itu ada juga para nelayan yang mengambilnya dari lautan. Hiu ini masuk dalam hewan langka yang terancam punah, diresmikan oleh World Conservation Union.
Sumber Referensi : Wikipedia Indonesia
Sumber Referensi : Wikipedia Indonesia