Kiwi merupakan hewan yang aktif di malam hari. Kiwi hidup di semak belukar dan hutan pegunungan dengan makan buah-buahan, cacing, dan serangga tanah. Untuk mencari makan kiwi menggunakan indera penciuman yang terletak di ujung paruhnya, tidak menggunakan penglihatannya. Paruh kiwi ramping dan memanjang sampai sepanjang 10-20 cm. Pada saat mencari makan, lubang hidung di ujung paruhnya digunakan untuk membaui makananya di dalam tanah. Hal itu menyebabkan kiwi terlihat sering mengetuk-ngetukan ujung paruhnya ke tanah. Selain penciumannya yang tajam, kiwi juga mengandalkan pendengarannya yang sensitif untuk mengetahui kedatangan musuh.
Burung Kiwi
Pelari Cepat
Di habitanya kiwi tidak hidup berkelompok untuk menghindari perhatian musuh. Meskipun kakinya pendek dengan empat jari berkuku tajam namun kiwi mampu berlari dengan kecepatan 30 km/jam. Kuku tajam di ujung jarinya merupakan senjata untuk menghalau serangan musuh. Pemangsa utama burung kiwi adalah musang dan serigala.
Burung Kiwi dan telurnya
Reproduksi
Kiwi bereproduksi setelah berusia 5-6 tahun. Kiwi betina biasanya berwarna cokelat dan bertubuh lebih besar daripada kiwi jantan yang berwarna lebih gelap. Kiwi jantan mengeluarkan suara lebih keras dan bernada tinggi dibandingkan dengan kiwi betina. Pada saat musim kawin, kiwi jantan mendekati betinanya sambil berputar-putar. Betina yang dikawininya akan bertelur 1-2 butir. Telur tersebut diletakkan di sarangnya yang terbuat dari semak dan ranting kering, kemudian kiwi jantan mengeraminya selama 65-85 hari. telur burung kiwi bercangkang putih dan berbobot sampai 500 gram. Itu sebabnya kiwi hanya bertelur sedikit saja. Anak kiwi yang baru menetas berbulu cokelat muda dan tipis. Anak kiwi tersebut diasuh oleh induk jantan dan betina secara bersama-sama.
Anak burung kiwi
Sun Spesies Kiwi
Ada tiga sub spesie burung kiwi yang menghuni habitatnya di Selandia Baru, yaitu kiwi abu-abu kerdil (Apteryx owenii) yang tingginya bisa mencapai 25 cm dan bobot 1,2 kg, kiwi cokelat (Apteryx australis) tinggi mencapai 35 cm dan bobot 2,5 kg serta kiwi abu-abu besar (Apteryx haastii) yang tingginya mencapai 45 cm dan bobot sekitar 3 kg. Ketiga spesies kiwi tersebut merupakan spesies burung yang terancam punah. Kerusakan habitat dan perubahan fungsi hutan menjadi area pertanian merupakan ancaman serius bagi keberadaan burung kiwi di habitatnya. Upaya penangkaran telah dilakukan untuk melindunginya dari kepunahan, bahkan Selandia Baru menetapkan kiwi sebagai satwa nasional yang dilindungi.
Kiwi Abu-abu besar