"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Wednesday, March 4, 2015

RUSA : MAMALIA DENGAN TANDUK BERCABANG

    Rusa adalah kelompok hewan mamalia dari suku Cervidae yang memiliki dua kuku besar dan dua kuku kecil pada msing-masing kaki serta tanduk bercabang pada kebanyakan rusa jantan dan pada beberapa rusa betina. Anggota ordo Artiodactyla ini hidup di berbagai jenis habitat, seperti hutan, sabana, tundra dan pegunungan. Selain diambil daging dan kulitnya, tanduk rusan juga sering dimanfaatkan untuk ramuan obat tradisional dan cendera mata.
    Kelompok rusa mencakup 4 subfamilia, 16 genus dan 30 spesies. Empat subfamilia rusa adalah Moschinae (rusa kesturi), Muntiacinae (muncak atau kijang), Odocoileinae (rusa gigi berongga) dan Cervinae (rusa sejati).

Rusa Elk besar
Rusa Besar
    Rusa besar (Alces alces) merupakan spesies rusa terbesar dengan tinggi bahu sekitar 2 meter. Adapun pudu yang hidup di Amerika Selatan merupakan jenis rusa terkecil dengan tinggi bahu sekitar 25 cm. Rusa memiliki tubuh yang kuat dan lentur. Kaki rusa yang panjang dan ramping terbungkus otot-otot yang kuat sehingga hewan ini mampu berlari dengan kecepatan 64 km/jam dan melompat sejauh 4-6 m.

Rusa Kutub
Velvet
    Rusa purba yang hidup sekitar 25 juta tahun lalu ini tidak bertanduk, tetapi memiliki tonjolan seperti tulang di kepalanya. Melalui evolusi, tonjolan tersebut berkembang menjadi tanduk yang panjang dan bercabang. Tanduk rusa terbuat dari kalsium dan dilapisi oleh semacam kulit tipis yang disebut velvet. Tanduk biasanya dimiliki oleh rusa jantan, namun rusa jantan dari spesies Moschus moschiferus dan Hydropotes inemis tidak bertanduk. Adapun rusa jantan dan betina dari spesies rusa kutub (Rangifer tarandus) sama-sama memiliki tanduk. Tanduk berfungsi sebagai alat pertahanan diri dan penanda wilayah.

 Kijang/Muncak di Jawa Barat

Kelompok Rusa
    Rusa hidup secara berkelompok. Kelompok rusa jantan berbaur dengan kelompok betina hanya pada waktu musim kawin. Rusa jantan akan meninggalkan pasangannya dan bergabung dengan kelompok jantan yang lain setelah musim kawin. Didaerah yang beriklim panas, musim kawin terjadi sepanjang tahun. Adapun di daerah yang beriklim dingin, perkawinan berlangsung pada musim gugur dan musim dingin. Masa kehamilan rusa betina berlangsung sekitar 5-10 bulan. Rusa betina biasanya hanya melahirkan 1-2 anak. Anak rusa selanjutnya menyusu pada induknya selama beberapa bulan.

 Rusa Timor di Baluran
Pakan Rusa
    Sebagai herbivora, pakan rusa berupa rumput serta ranting, kulit, dan akar tumbuhan. Untuk mendapatkan makanannya rusa melakukan migrasi tahunan. Rusa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari. Hewan ini beristirahat pada siang dan malam hari. Rusa biasanya lengah pada saat makan. Oleh sebab itu, rusa sering tidak menyadari kedatangan predator atau pemangsa seperti macan, singa, cetah, harimau atau serigala.
 Rusa Bawean
Rusa sambar di Ujung Kulon
Tiga Spesies Rusa di Indonesia
  1. Rusa Timor (Cervus timorensis). Jenis ini tersebar di wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Beberapa subspesies rusa timor antara lain adalah Cervus timorensis timorensis, Cervus timorensis russa, dan Cervus timorensis floresiensis.
  2. Rusa sambar (cervus unicolor). Rusa sambar terdapat di wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan. Dua subspesies rusa sambar adalah Cervus unicolor brookei dan Cervus unicolor equinus.
  3. Rusa Bawean (Axis kuhlii). Jenis rusa ini dijumpai di pulau Bawean (Jawa Timur). Rusa bawean berkerabat dekat dengan rusa calamian (Axis celemaniansis) yang hidup di Filipina.
Rusa Timor di Cariu