Tanah adalah lapisan tipis paling atas yang menutupi permukaan daratan bumi. Tanah terbentuk dari hasil pelapukan atau erosi batuan induk (bahan anorganik) dan bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan serta hewan yang telah membusuk. Tanah yang subur sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman yang nantinya akan mengurangi resiko terjadinya erosi.
Proses pelapukan batuan menjadi tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu pelapukan fisik, pelapukan kimia dan pelapukan biologis. Pelapukan fisik terjadi pada batu-batuan yang terdapat di permukaan bumi akibat perubahan suhu bumi dan hujan. Proses pembentukan tanah melalui pelapukan kimia terjadi akibat masuknya hujan yang mengandung unsur-unsur kimia ke dalam batuan kapur sehingga mengalami pelarutan dan kemudian mengalir melalui pori-pori batuan kapur. Adapun pelapukan biologis dilakukan oleh mahluk hidup, seperti penghancuran oleh rayap dan akar tanaman.
Macam-macam Tanah
Tanah mempunyai sifat yang berbeda-beda berdasarkan proses pembentukan, asal batuan induk dan komposisinya. Ada beberapa macam tanah, yaitu :
- Tanah abu vulkanis, yaitu tanah yang berasal dari abu vulkanis dan mempunyai struktur yang halus dengan tingkat kesuburan yang tinggi.
- Tanah padas, yaitu tanah yang terbentuk dari batuan induk, batuan pejal dan batuan beku. Tanah ini kurang subur dan rawan terjadi erosi.
- Tanah kapur, yaitu tanah yang berasal dari endapan batuan kapur. Tanah ini kurang mengandung bahan organik sehingga kurang subur. Di Pulau Jawa jenis tanah ini banyak terdapat di pegunungan kapur Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
- Tanah podzolit yaitu tanah yang berasal dari batuan yang mengandung kuarsa akibat pengaruh curah hujan yang tinggi, suhu yang rendah, dan banyak tumbuhan. Tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, mudah basah dan berwarna kuning kelabu.
- Tanah aluvial atau tanah endapan, yaitu tanah yang berasal dari pengendapan batuan beku dan juga pengendapan (sedimentasi) aliran sungai pada daerah muara. Tanah ini sangat subur, dan menjadi salah satu daerah sentra pertanian yang produktif.
- Tanah humus, yaitu tanah yang terbentuk dari tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Tanah ini sangat subur dan berwarna hitam. Jenis tanah ini banyak terdapat di lantai hutan-hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
- Tanah laterit, yaitu tanah tandus yang terbentuk dari faktor alam seperti panas matahari, air, atau faktor kesalahan pengaturan tanaman. Tanah ini kurang subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman pertanian.
- Tanah rawa atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik tumbuhan dengan kadar air yang banyak. Tanah ini terbentuk karena proses pelapukan yang tidak sempurna sehingga kurang subur. Tanah gambut banyak terdapat di wilayah Timur Sumatera dan Pulau Kalimantan.
- Tanah margel yaitu tanah yang terbentuk dari penghancuran batuan kapur. Tanah ini cukup subur dan biasanya terdapat di lereng-lereng gunung.
- Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari sedimentasi dan endapan yang mengalami pelapukan, banyak terdapat di sekitar aliran sungai dan bantaran sungai (Floodplain).
Tanah Kapur
Tanah Laterit
Tanah Vulkanik
Tanah Gambut
Tanah Pasir
Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah secara relatif bergantung kepada tekstur susunan kimia tanah, persediaan air, sifat tanah bawah dan iklim di atasnya. Berdasarkan tingkat kesuburan tanah, tanah dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu tanah muda, tanah tua dan tanah mati. Tanah muda adalah tanah yang banyak mengandung makanan atau unsur hara, air yang cukup, udara dan butiran yang tidak terlalu besar. Tanah jenis ini banyak dijumpai di sepanjang daerah aliran sungai. Tanah tua adalah tanah yang kandungan unsur hara di dalamnya sudah mulai berkurang. Tanah ini terbentuk pada tanah-tanah yang terlalu sering dijadikan sebagai tanah perkebunan sehingga unsur haranya berkurang. Adapun tanah mati adalah tanah yang tidak mengandung unsur hara. Tanah ini biasanya terbentuk setelah dipakai terlalu lama tanpa disertai pemupukan atau akibat erosi yang terjadi secara terus menerus.