Kupu-kupu merupakan serangga yang mempunyai sayap lebar dengan berbagai corak dan warna. Anggota bangsa Lepidoptera yang berkerabat dekat dengan ngengat ini umumnya mengisap nektar atau cairan madu dari tanaman. Di alam, kupu-kupu turut berperan dalam proses penyerbukan tanaman.
Sayap kupu-kupu terdiri dari sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang. Sayap tersebut ditutupi oleh sisik yang mengandung pigmen. Pigmen tersebut memberi corak dan warna pada sayap kupu-kupu. Untuk menghisap nektar kupu-kupu dilengkapi dengan lidah isap yang disebut proboscis. Apabila tidak dipergunakan proboscis dapat digulung kembali ke bawah mulut. Sepasang antena pada kepala berfungsi sebagai organ sensorik untuk mendektesi pakan dan mencari pasangan.
Metamorfosis Kupu-kupu.
Metamorfosis kupu-kupu dan ngengat terdiri dari empat fase atau tahapan yaitu telur, ulat (larva), kepompong (pupa atau chrysalis), dan dewasa (imago). Setelah kawin, kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada daun. Telur itu kemudian menetas menjadi ulat (larva) yang mengalami lima kali pergantian kulit selama hidupnya. Setiap pergantian kulit, ulat mengalami fase pertumbuhan baru yang disebut Instar. Pada fase Instar terakhir, ulat mempersiapkan tahap selanjutnya dengan membentuk kepompong.
Selama dalam kepompong tubuh ulat mengalami perkembangan menjadi kupu-kupu. Apabila perkembangan organ-organ telah lengkap, kupu-kupu dewasa keluar dari kepompong. Cairan tubuh kupu-kupu segera mengalir ke vena sayap sehingga sayap tersebut dapat dibentangkan. Dengan demikian, kupu-kupu melengkapi tahap imago dengan mencari makan dan pasangan.
Kupu-kupu Sayap Burung Peri.
Saat ini, kupu-kupu di alam berjumlah sekitar 18.000 spesies. Jumlah tersebut diperkirakan akan berkurang akibat kerusakan pada habitat kupu-kupu. Kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh manusia.
Ancaman serius terhadap populasi kupu-kupu muncul akibat penebangan pohon yang dilakukan secara besar-besaran, terutama di hutan-hutan tropis. Selain itu, pemakaian obat-obatan pembasmi serangga (nsektisida) dan pembasmi rumput-rumputan (herbisida) juga menimbulkan kerusakan besar bagi populasi kupu-kupu. Di Indonesia, beberapa spesies kupu-kupu seperti kupu-kupu sayap burung peri (Ornitophera chimaera), kupu-kupu burung priamus (Ornitophera priamus),kupu-kupu raja miranda (Troides miranda), kupu-kupu raja helena (Troides helena), dan kupu-kupu jeruk biru (Papilio ulysses) telah dikatagorikan sebagai hewan yang dilindungi.
Kupu-kupu burung priamus
Kupu-kupu Jeruk biru
Kupu-kupu Raja
Kupu-kupu sayap burung
Penyamaran
Seperti ngengat, kupu-kupu menggunakan warna sayapnya untuk menghindari para pemangsa seperti burung dan kelalawar.Burung biasanya tidak mau memangsa kupu-kupu yang berlatar belakang gelap dengan kombinasi kuning, oranye atau merah. Ngengat sinabar (Callimorpha jacobaea) termasuk spesies yang dihindari oleh burung pemangsa serangga. Ngengat yang berwarna hijau kehitam-hitaman dan merah menyala ini mengandung alkaloid beracun pada tubuhnya. Selain untuk menyamar warna atau corak sayap kupu-kupu yang menyolok juga digunakan untuk menarik perhatian pasangan.
Nektar
Pakan larva kupu-kupuumumnya berupa tanaman. Akan tetapi kedua serangga itu biasanya sangat selektif dalam memilih jenis pakannya. Bahkan beberapa di antaranya hanya makan satu jenis tanaman selama hidupnya. Setelah menginjak fase dewasa, pakan kupu-kupu berupa nektar atau cairan madu tanaman.
Polinator Aktif
keberadaan Kupu-kupu di alam membawa dampak negatif dan positif bagi ekosistem. Ulat atau larva kupu-kupu merupakan pemakan tumbuhan yang sangat aktif. Apabila jumlahnya sangat banyak,larva tersebut bisa menjadi ancaman yang serius bagi tanaman pertanian. Namun sebaliknya, larva dan kupu-kupu dewasa menjadi sumber pakanbagi hewan lain seperti serangga karnivor, burung, tikus, kadal, kura-kura dan labah-labah. Selain itu, kupu-kupu juga berfungsi sebagai polinator aktif yang membantu proses polinasi atau penyerbukan pada tumbuhan.
Karena kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, para ilmuwan menjadikan serangga ini sebagai indikator keseimbangan ekosistem. Sebagian besar kupu-kupu terkait erat dengan tanaman dan habitat tertentu. Oleh sebab itu peningkatan atau penurunan keragaman spesies kupu-kupu dapat menggambarkan perubahan lingkungan serta dampak dari perubahan lingkungan tersebut terhadap hewan lain.
Mencari pasangan
Kupu-kupu mencari pasangan dengan menggunakan alat penglihatannya. Dalam spesies yang sama, penyerapan spektrum warna pada sayap pejantan berbeda dari sayap betina. Akan tetapi fungsi alat penglihatan ini tidak berlaku bagi ngengat yang aktif di malam hari. Salah satu cara yang digunakan oleh ngengat untuk mencari pasangan adalah dengan menggunakan indra pembaunya. Antena pada ngengat jantan memiliki organ sensorik yang dapat mendeteksi feromon yang dihasilkan oleh ngengat betina.
Hewan Ektotermik
Kupu-kupu dan ngengat termasuk hewan ektotermik. Kedua serangga ini tidak mampu mengatur keseimbangan antara temperatur tubuh dan temperatur lingkungan. Oleh sebab itu kupu-kupu dan ngengat harus mengatur temperatur tubuhnya sedemikian rupa agar konstan. Kupu-kupu dan ngengat memiliki cara yang berbeda untuk mengatur temperatur tubuhnya. Pada siang hari kupu-kupu akan berjemur di bawah terik matahari untuk menangkap energi panas. Energi tersebut kemudian digunakan oleh kupu-kupu untuk meningkatkan temperatur tubuhnya.
Karena aktif mencari pakan pada malam hari, ngengat tidak bisa memanfaatkan panas matahri untuk menaikkan temperatur tubuhnya. Sebagai gantinya serangga ini akan mengaktifkan otot-otot sayapnya ketika terbang. Gerakan antagonis atau berlawanan pada otot-otot sayap mampu menghasilkan panas. Ngengat juga dapat menjaga agar temperatur tubuhnya tidak turun. Hal ini dikarenakan permukaan tubuh ngengat ditutupi dengan rambut-rambut halus yang berfungsi sebagai penyekat panas.
Sumber : Ensiklopedi Umum untuk pelajar dan Pustaka alam Life Serangga