"SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI LINGKUNGAN""(EKOGEO)"

Thursday, July 14, 2011

DELTA : PULAU HASIL SEDIMENTASI SUNGAI

    Delta adalah tanah endapan (Pasir halus, tanah liat, kerikil, lumpur, dan sedimen lain) berupa dataran rendah dan berbentuk segitiga di muara sungai yang terdiri atas bahan sedimentasi dari daerah aliran sungai. Wilayah delta merupakan tanah subur sehingga banyak digunakan sebagai lahan pertanian.
    Sejak zaman prasejarah, delta berperan penting bagi kehidupan manusia. Banyak peradaban manusia berawal dan berkembang di delta, seperti Delta Nil di Mesir, delta Eufrat-Tigris di Iraq, delta Mississiphi di Amerika Serikat, dan delta Brahmaputra di Bangladesh. Delta terbentuk oleh sungai yang mengalir bersamaan dengan mengikis dan membawa bahan sedimentasi dari daratan yang dilaluinya.
Variasi Delta
    Delta bervariasi dalam ukuran, struktur, dan komposisinya. Faktor yang mempengaruhi karakter delta antara lain adalah kondisi iklim, sumber endapan ekologis di daerah aliran sungai, stabilitas tektonik, karakteristik banjir, kemiringan sungai, proses erosi, serta jangkauan gelombang dan pasang. Kombinasi dari beberapa faktor ini menimbulkan berbagai bentuk delta. Adanya delta merupakan pertanda bahwa kekuatan pengendapan bahan erosi sungai lebih kuat daripada gelombang dan arus laut. Delta terdiri atas tiga komponen yaitu delta hulu, delta tengah dan delta sub-akuatik yang menjorok ke laut dan membentuk permukaan bawah laut.

Sumber Delta
    Bagian sungai yang dibatasi dinding lembah (dataran aluvial) merupakan sumber sedimentasi yang hanyut ke laut. Pada tempat tertentu aliran sungai melebar dan terpecah menjadi beberapa cabang. Inilah awal terjadinya delta hulu. Dataran ini terletak pada ketinggian diatas jangkauan air pasang dan terbentuk oleh terjadinya proses anak sungai. Kawasan di antara satu aliran dan aliran lain biasanya membentuk rawa air tawar (danau dangkal). Delta hilir secara berkala dibanjiri air pasang naik dan daratannya terbentuk dari interaksi air sungai dan air laut.

Klasifikasi Delta
    Delta muncul dalam banyak bentuk. Karakteristiknya ditentukan oleh keseimbangan antara energi dan kandungan sedimen sistem fluvial dan dinamika samudera. Klasifikasi delta didasarkan pada bentuk delta ketika karakteristiknya terbentuk. Berdasarkan klasifikasi ini delta dapat dibagi atas dua jenis yaitu delta sangat kontruktif dan delta sangat destruktif.

  1. Delta sangat Konstruktif  . Delta sangat konstruktif berkembang ketika kegiatan fluvial dan proses pengendapan mendominasi sistem aliran sungai. Delta jenis ini terjadi dalam dua bentuk yaitu delta kaki burung seperti delta Mississiphi dan delta dari masa Holosen (2 juta tahun silam hingga kini) pada sungai Mississiphi yang berbentuk membulat seperti kaki burung berselaput. Kedua jenis delta ini terbentuk dari pasokan bahan endapan, dan ketika bertemu dengan proses gelombang laut, endapan tersebut cenderung melebar di sepanjang garis pantai.
  2. Delta Sangat Destruktif  Adapun delta sangat destruktif terbentuk di garis pantai dengan banyak gelombang laut. Bahan endapan yang dibawa sungai diterpa gelombang laut sebelum mengendap. Delta yang terbentuk oleh sungai misalnya sungai Nil, digolongkan sebagai delta yang didominasi gelombang laut. Pada delta sangat destruktif sedimentasi mengendap sebagai penghalang pasir berbentuk melengkung dekat muara sungai. Dalam bentuk lainnya, yang disebut juga delta yang didominasi pasang, arus pasang membentuk sedimentasi menjadi gundukan pasir yang berbentuk garis lurus memanjang dari muara sungai. Pada jenis delta ini lumpur dan kerikil mengendap di gundukan pasir. Biasanya kawasan tersebut berbentuk rawa yang ditumbuhi hutan bakau.

 Delta Daube di Rumania
 Delta Okivongo, di Botswana, Afrika
 Delta Orinoco, di Amerika Selatan
 Delta Volga, di Rusia
Delta Dnieper, Eropa Timur
Delta Achen di Jerman